10. Are You Kidding Me?

8.5K 1.9K 382
                                    

Setelah menangis, tiba-tiba saja Renjun tertawa terbahak-bahak.

Amaraya sampai kaget.
"R-Renjun?"

"Renjun? Hahaha." Dia tertawa dan suaranya beda lagi. Bukan suara Bobby, bukan suara Renjun, dan Amaraya tidak familiar.

Siapa lagi ini? – batin Amaraya harap-harap cemas.

"Kau siapa? Kau..." dia memperhatikan Amaraya dengan tatapan menyeluruh. Melihat Amaraya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Amaraya sampai merasa risih.

"Kau cantik juga. Lumayan lah. Aku Jaemin." Dia mengulurkan tangan. "Siapa namamu?" Seperti melihat orang baru.

Ya, Amaraya juga sepertinya memang harus berkenalan seperti ini karena serius Amaraya belum bisa menebak siapa adalah siapa.

"J-jadi kau... Jaemin?" mengingat bagaimana pesan dan kesan Renjun terhadap Jaemin, Amaraya jadi cemas.

Padahal Renjun bilang alter ini termasuk jarang bangkit. Ini kenapa dia bangkit? Apa yang membawanya ke sini? Apa tangisan itu gerbangnya datang? Atau apa? Amaraya benar-benar pusing. Otaknya buntu.

"Hei, kau ini malah melamun. Siapa namamu, cantik." Goda Jaemin kemudian.

Amaraya menghela napas berat. "Aku Jung Amaraya."

"Kenapa kau takut padaku?" Jaemin sepertinya merasakan sinyal sinyal siaga yang keluar dari sekitar Amaraya.

Amaraya makin panik dibuatnya. Melihat Amaraya makin jaga jarak, Jaemin langsung mengalah.

"Amaraya. Nama yang cantik." Jaemin memperhatikan Amaraya dengan tatapan nakalnya. Tatapan yang sukses bikin Amaraya risih bukan main. Tatapannya sangat intens seperti – orang mesum.

"Kenapa? Kau kelihatannya takut sekali padaku. Renjun mengatakan sesuatu yang buruk tentangku ya? Ah, dasar si culun itu." Jaemin mengambil ponsel milik Renjun yang ada di meja.

Jaemin membuka fitur notes. Meskipun ngeyel, tapi Jaemin ini termasuk patuh. Bagaimana ya menjelaskannya? Dia ini memang sepertinya sangat bandel tapi dia selalu menyempatkan diri membuka notes. Melihat ada pesan apa lagi dari yang lain, terutama dari Renjun.

Jaemin sendiri sebetulnya tidak percaya kalau dia hanya bagian dari alter ego seorang Renjun.

"Wow, sepertinya kau milik Renjun, ya?"

Amaraya yang sedang minum itu melotot. "M-maksudnya milik?" tanya Amaraya tidak mengerti.

"Renjun menulis pesan untuk menjagamu."

Jaemin memperlihatkan catatan Renjun di notes, tentang permohonan untuk tidak menyusahkan Amaraya. Mengetahui hal itu sukses bikin sekujur tubuh Amaraya merinding.

"Renjun itu..."

Amaraya terbelalak kaget. "Apa? Mau bilang apa?"

"I just want to say that... kau bukan tipenya. Tapi kau tipeku." Jaemin melempar wink mautnya.

Bikin Amaraya jadi makin tidak nyaman mengobrol seperti ini di satu ruangan dengan orang yang katanya penjahat wanita.

"Ah, just kidding." Jaemin tidak mau membuat Amaraya berekspektasi tinggi.

Amaraya terlihat ngedumel dan bilang tidak sudi juga jadi tipenya.

"Biar kutebak." Tiba-tiba Jaemin nyeletuk.

Amaraya yang masih berusaha menghabiskan sarapannya itu pun menatap Jaemin yang hendak bicara serius.

"Kau pasti belum pernah ciuman, kan?"

UNIQUEVERSE | renjun |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang