Padahal usaha masih belum seberapa dan mengeluhnya sungguh luar biasa.
Apa yang kita tuai hari ini, bisa jadi merupakan lantunan doa-doa dan usaha-usaha di masa lalu.
Tidak boleh patah semangat, ada hari baik yang tidak sabar menunggu kehadiranmu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Siapa namamu?" Renjun menyentuh lembut surai kuda putih di hadapannya.
Hari ini jadwalnya 'gladi resik' menunggangi kuda yang akan dia jadikan rekan dalam balapan besok.
"Namanya Leo. Leonardo." ucap pelatih bule itu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Hai, Leo. Nama yang bagus, kau terlihat seperti... Keledai di film Shrek saat dia meminum ramuan tampan dan berubah menjadi kuda putih yang keren. Maaf, maaf." Renjun terkekeh mengingat salah satu adegan di film itu.
Pelatihnya pun tertawa juga karena baru sadar kalau ucapan Renjun ada benarnya.
"Bantu aku memenangkan pertandingan besok ya, Leo." ucap Renjun sekali lagi.
Di luar dugaan, Leo mengeluarkan hikhikhikhikhikhik suara seolah menjawab permintaan Renjun. Dia siap bertarung besok.
Sementara itu di tempat Amaraya...
"Kau yakin mereka tidak melakukannya diam-diam di belakangmu?"
"Kau membuatku overthinking..." Amaraya baru saja mengecek kondisi kesehatan kaktus miliknya waktu Somi pulang dan tiba-tiba membicarakan hal itu.
"Sungchan itu kalau bicara, banyak benarnya. Entah dia punya kekuatan atau hanya kebetulan."
Amaraya menghela napas dan hendak memperbaiki jepitan (jedai) rambutnya. Eh, malah patah. Kebetulan yang menyebalkan ini sungguh membuat ia makin overthinking. Kalau yang dikatakan Somi benar bagaimana.
