Greek Mythology Poem

731 4 0
                                    

New York, 18 january

Aku menggoreskan pensil sketchku diatas kertas A7 yang sangat besar, dnegan cetakan blue prints raksasa. Diatas benchku, terpampang 5 buku tebal tentang ilmu arsitektur.

Keringatku bercucuran ketika aku harus merangkai satu persatu rangka bangunan dari kayu dengan paku dan martil. Tanganku berdarah tapi aku tak memperdulikan hal tersebut sama sekali.

“ Selesai!!!! Letakkan semua proyek kalian!” ujar Prof. Jane

AKu meletakkan martilku dan menghela nafas panjang, jaket putihku kotor, dan mataku sembab karena terkena debu kayu. Prof. Jane berjalan dari satu bench ke bench lainnya. Hatiku berdegup kencang, aku tak merasa bangunan art museum yang kurancang cukup bagus dengan syarat kondisi tanah berkapur. Tak mudah merancang bangunan yang berdiri diatas kapur. Siapapun yang berhasil dia sangat jenius!

Prof. Jane berdiri didepan benchku, aku mengambil nafas panjang, dan dia memeprhatikan maketku dari atas kebawah.

“ lumayan…” ujarnya

Aku kurang puas dengan kata lumayan, aku membiarkan diriku pulang 3 jam lebih lama untuk proyek ini.

“ aku cukup menyukai gradient di atapnya…” sebutnya

Aku menatapnya tersenyum , “ mungkin kau bisa masuk 3 besar, yang harus berjuang di International exterior design, dan karyamu dapat terpampang di exhibition hall…” ujarnya

Aku tersenyum bahagia, ternyata semua perjuanganku tak sia-sia.

Kelas selesai pada pukul 4 sore, rasanya semua tulangku akan ambruk oleh ketegangan posisi dudukku tadi. Tapi ucapan prof. Jane sangat berguna bagiku. Aku snagat mengagguminya, maksudku, dia dulu membantu merancang NYU dan tempat parkirannya, taman ini, lalu pernah ikut merancang Empire State Building… wow!!!

AKu sangat ingin menjadi arsitek yang handal, bukan soal uang, tapi karena aku menginginkannya. Lalu, seketika rasa lelahku hilang dengan niatku. Aku berhenti didepan lokerku dan meletakkan jaket putihku dan buku yang banyak ditanganku. Lalu ketika aku membukanya, aku menemukan sebuah surat lagi.

“ aku adalah Hermes si pengantar surat, kau adalah aprhodite si dewi cinta, mungkin hermes dan Aphrodite bukanlah solusi, tapi bagaimana jika aku membawakanmu petir Zeus, dan menembakmu dengan panah Aries, kau lebih hebat dari seorang Hepheatues- Penganggum rahasia… son of poseidon”

Puisi macam apa ini? Tapi siapapun yang membuatnya sangatlah cerdas. Aku tersenyum membacanya, siapapun yang menulis ini pastilah seseorng yang sangat menyukai mitologi yunani. Aku tersenyum lalu ada tertanda 19 dibawahnya.

Aku menatap angka 19 tersebut dan menebak apa maksudnya… aku mencoba mencari-cari surat lain yang mungkin dapat menjawab semua ini. Tapi aku tak menemukan apapun.

Aku pun menyimpan puisi tersebut, dan berjalan menuju Gate, hendak pulang. Masih memikirkan angka 19 tersebut. Mungkinkah seseorang yang berusia 19 tahun? Lalu apa maksudnya son of Poseidon?

Aku berhenti didepan Camry putihku, saat aku menemukan sebuah boquet (lagi ) lalu tertera tulisan…

“ aku punya sepatu terbang hermes untuk membawamu aphroditeku ke Olympus, membebaskanmu dari underworld… dan petir zeus yang kucuri akan memberikan pencahayaan indah, dengan bau garam dan pasir putih, akan kutunjukkan keahlianku , son of Poseidon… dan mungkin Dionynus mau membagi wine lezatnya untuk kami, kutunggu kau pada 19…”

Aku merasa senang dnegan surat kedua tersebut dan boquet tersebut terlihat sangat indah dnegan bunga orchidnya, kutunggu kau pada 19…? Ketika aku memikirkan semua itu, aku mendapat text message. Aku mengambil iPhoneku lalu melihat message tersebut

“ I’ll come to your house at 7, pick you up…”

Aku menatap text message tersebut, nomornya di setting Private senhingga aku tak dapat mengetahuinya. Tapi kupikir dia mengatakan pada 19… tunggu dulu, mungkin yang dimaksud 19 adalah jam 7, jam Inggris mengatakan pukul 18 adalah jam 6 dan 19 adalah jam 7… mungkinkah… ini Jerremy???

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Where stories live. Discover now