Holding On

1K 10 0
                                    

“ aku baik-baik saja Alexander… pergilah…” ucap Mr. Shyak lirih sambil menyeruput kopi hitamnya diatas meja kantornya.

“ tapi aku sarankan bapak pulang…” ucapku masih menatap lurus matanya

“ kau tahu kau tak sopan menatap orang tua seperti itu kau tahu?” ucapnya sambil menggerakan telunjuknya.

“ aku tahu, tapi…”

“ sudahlah Alexander!”

Percakapan tadi siang masih tergiang-giang di benakku. Ketika pulang kuliah, aku menelfon ibu dan Claire kalau aku mungkin akan pulang larut malam. Aku pun menaiki bus jurusan Newham.

Sebelumnya, aku telah menanyakan alamatnya pada Freddy, dan aku menunggu Mr. Shyak keluar dari Cambridge university. Lalu, dengan bis aku berhasil mendahuluinya.

Aku sampai didepan pintu gerbangnya pada pukul 5 sore hari. Dan benar saja apa kata Fred. Pagarnya amat besar, dan rumahnya pun sangat besar bergaya Arabian. Mungkin ada 10 orang yang seharusnya tinggal disini, bukan satu. Aku pun memperhatikan sekekliling rumahnya, dan kutemukan sebuah Bentley hitam tua terparkir begitu saja didepan garasinya.

“ Bentley yang bagus!” ucapku

Adalah sesuatu yang tidak mungkin bila aku harus mengendap-endap masuk. Aku harus menunggu Mr. Shyak sampai disini. Aku pun duduk dibawah pohon rindang yang seluruh kayunya tertutupi oleh salju tebal. Sekilas, aku merasa seperti gelandangan. Karena aku sangat lelah setelah perjalanan 1 jam 30 menit , akhirnya akupun tertidur.

Ketika aku terbangun, betapa terkejutnya aku! Aku sudah berada didalam ruangan hangat bersama fireplace berwarna coklat tua didepanku. AKu melihat ke seliling ruangan. Ada buku-buku tebal dimana-mana. Sebuah globe.Peta dan lain-lain

“ perpustakaan… tak salah lagi aku ada didalam rumah Mr. Shyak…” ucapku pelan

“ ehem!” sebuah suara eraman yang lembut mengejutkanku. Dan aku reflek menengok kebelakang

“ kau sudah bangun rupanya Alexander…” ucap tuan shyak lembut. Ia pun tersenyum sambil mengelus-ngelus jenggot putih panjangnya.

“ oh.. Mr. SHyak… ia terimakasih!” ucapku

Mr. Shyak duduk disebelahku.

“ diluar dingin… apa yang kau lakukan…?” tanyanya, matanya menatap lurus pada mataku.

“ ehm… tidak ada…” ucapku sambil memalingkan wajah , mencoba tidak terlihat gugup

“ kau… mengikutiku?” ucapnya

“ ti-tidak pak…’

Kali ini kuberanikan menatap matanya

“ baiklah… jadi kau tersesat?”

Aku pun memutar otakku dengan cepat

“ tidak… tadi aku mampir ke rumah Fred dan um… dia akan membeli es krim, dan ia memintaku menunggu dibawah pohon itu, dan aku tertidur, dan betapa terkejutnya aku ketika terbangun aku berada di dalam rumah ini…”

Mr. SHyak mengangkat alisnya

“ es krim?”

“ ya.. Fred anak yang aneh, bahkan pada saat orang lain memilih kopi hangat ia pergi membeli es krim…” ucapku mencoba menyembunyikan kebodohanku.

“ oh… baiklah…” ucapnya mepeaskan pandangannya dariku.

Dia menyeruput the hangatnya. Dan mengambil cawan besar beserta cangkir dan menuangkan the kedalamnya.

“ ini.. minumlah Alexander… diluar sangat dingin…” tawarnya sambil memberikan the itu padaku.

“ terimaksih…” ucapku sambil meminum the itu sedikit-demi sedikit sampai habis.

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang