Unaccidentally Alison

821 6 0
                                    

Jam 10, kelas usai. Jerremy buru-buru menarikku keluar untuk mencegah Mr. Smith mengoceh lagi dan lagi.

“ hey… um… aku punya sandwich kau mau?” tawar Jerremy padaku

“ yeah.. um.. aku tak lapar, kau saja..” ujarku

“ ngomong-ngomong kau mau kemana?” taya Jerremy sambil menggigit sandwichnya

“ uhm… menemui Dean, kenapa?”

“ aku ikut boleh?”

“ sure!” ucapku lantang

Kami berjalan menuju area loker, melewati lukisan, ukiran film, sejarah NYU dan banyak hal tentang kampus ini. Aku berjalan agak tergesa-gesa. Biasanya Adele keluar diwaktu yang sama dan melewati jalur yang sama denganku. Aku tak ingn bertemu dnegannya

“ logan… bisakah kau pelankan langkahmu sedikit, kita punya coffe time 15 menit, okay? Kau terburu-buru…” ujar Jerremy

“ tidak , tidak sama sekali… “ ujarku sambil berbalik mengahadap Jerremy…

Gubraaaakkkkkkkk

Ada sesuatu yang terjatuh dengan keras dan sebuah cipratan, rupanya .Aku baru saja menabrak seorang gadis, yang sekarang terjatuh dengan tumpukan buku dan juga slurpee yang sekarang membasahi tubuhnya…

“ ow….Logan…” ujar Jerremy…

Aku menoleh pada Jerremy…” oh.. Jer…”

“ aku sudah bilang hati-hati…” ucapnya pelan

“ ya sorry…” aku pun berjongkok dan membantu gadis itu dengan buku, dan bajunya yang terlihat berantakan.

Aku berdoa semoga gadis itu bukanlah Adele, dan benar saja,… gadis itu tidak berambut brown tapi blonde… rambut Adele bukanlah Blonde. Syukurlah! Ujarku

Jerremy hanya menatap kami dalam jarak 2 meter. Dia seperti mematung tak tahu apa yang harus dilakukan.tapi ini memang tugasku untuk membantu gadis itu.

“ ow… tidak…” ujar gadis itu, mengumpulkan buku-bukunya

“ hey… biar… biar saja…” ujarku, menyibakkan tangannya dari bukunya

Gadis itu mendongakkan kepalanya, dan aku bisa melihat matanya… matanya berwarna biru, bulat dan besar. Wajahnya mungil, dan poninya terlihat sangat imut. Bibirnya mungil dnegan polesan lipstick merah. Pipinya berwarna pink natural. Terakhir kali aku melihat seorang gadis dengan tatapan bodoh adalah ketika aku melihat Adele, dan aku benar-benar lumpuh saat terakhir kali aku melihat Rachel McAdams. Okey! Berhenti membicarakan Rachel Mcadams.

Gadis itu tak mengeluarkan speatah katapun, kami terjebak dalam pandangan kami masing-masing. Aku tak ingin telrihat bodoh, jadi aku bergegas memungut semua bukunya, yang berjumlah 5 dan tebal-tebal. Aku masih berjongkok, dan gadis itu masih memperhatikanku. Dia belum berdiri.

Dia mengenakan rok pendek dengan sweater baggy, yang membuatnya terlihat… entahlah… imut?

“ hey,… um… aku minta maaf, sungguh.. aku-aku sedang buru-buru” ujarku

“ oh… um…” gadis itu mencoba berdiri tapi kakinya terpeleset oleh slurpeenya

Aku mengulurkan tanganku dan membantunya berdiri

“ oh… um sudahlah… aku, aku bisa melakukannya sendiri…” ujar gadis itu, menyibakkan poninya yang panjang. Dia mengambil bukunya dari tanganku.

Lalu sepatu wedges tingginya yang licin membuatnya hampir terjatuh. Aku merangkul pinggangnya, menjaganya agar tetap stabil, aku sudah cukup bodoh membuat sweater abu-abunya basah.

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang