Fire Alarm

740 5 0
                                    

New York                                        

Aku berhasil memasukkan beberapa kertas kedalam Loker Alison… reaksiku “ yesss!” tapi aku berharap bahwa hal ini tak membuat Alison berfikir aku pelakunya… yeah, aku memang melakukan banyak hal gila, aku tak bisa meminta maaf jadi aku dan Dean melakukan misi, Alison-Logan made up, deadline paling lambat pada hari Valentine! Booyah!

Aku tak tahu akan seperti apa reaksi Logan, jika tahu aku dan Dean merencanakannya, tapi sejauh ini semuanya mulus saja… tak ada yang terjadi. Intinya jangan sampai Logan tahu soal ini.

Aku pun berjalan sambil mengutak-atik ipodku, menulis rencana ini semua, tapi sebuah suara yang cukup familiar, memanggilku

“ Jerremy!, Jerremy…” ujar suara tersebut

Aku mengalihkan pandangan kekanan-kekiri tapi aku tak bisa menemukan apapun. AKu pun berjalan kembali dan suara itu memanggilku lagi

“ Jerremy stop!” ujar suara tersebut

“ what?” tanyaku

Aku melihat keseliling dan sekali lagi tak ada siapapun, mungkin aku sedang tak enak badan atau apapun,tapi aku mencoba memastikan aku baik saja

Aku pun kembali berjalan, saat seorang pria dengan bisep besar menyenggolku

“ who! Maaf, maaf aku tak sengaja!!!” ujar lelaki tersebut

“ ya.. taka pa…” ujarku sambil memegang bisepku yang sebenarnya cukup menyakitkan.

Lalu aku mengalihkan pandangan pada pria tersebut, sebuah scars pada pipinya, yang mengingatkanku akan pria di royal and domino. Lelaki yang aku pukul dengan stik billiard.

Lelaki itu terus menatapku dan memubuatku canggung, aku tak ingin memukul siapapun di NYU, atau ibuku akan dapat sernagan jangtung.

“ you…” ujar lelaki itu menerawangku

Aku mengambil langkah mundur yang mungkin terlihat idiot, but I have no choice, keringatku berjatuhan dari dahiku dan aku benar-benar nervous.

Pria itu mengenakan grey t-shirt dan kemeja sebagai luaran, badannya berotot, dan rambut blondienya agak berantakan.

“ kau!” ujarnya sekali lagi

Tapi sebelum pria itu punya cukup waktu untuk mengetahui siapa diriku. Fire alarm berbunyi, walaupun tak ada satupun dari kami yang melihat atau mencium asap kebakaran. Dan guess what? Mahasiswa berteriak histeris sambil berlari keluar.

Sedangkan aku masih berdiri terlihat bingung, ada yang janggal. Aku menatap pria itu tapi dia tak melakukan apapun kecuali menatapku dan berlari keluar.

Aku menatap keseliling ketika air pancuran fire alarm menghujaniku, dan aku pun basah kuyup. Tapi aku tak melakukan apapun, kecuali berdiri, aku rasa aku tahu siapa yang melakukannya… aku menatap kearah toilet prempuan di kananku.

Tapi seseorang mendorongku cukup keras dari arah kiriku, dan dia mendorongku sampai ke toilet perempuan, yang untungnya tak ada siapapun didalam situ. AKu terjatuh pada lantai marmer kamar mandi, dan gadis dengan rambut brown tersebut mengunci pintu kamar mandi.

AKu berdiri dan menatap gadis dengan cardigan hijaunya, merasa aneh dihari yang panas dia mengenakan cardigan.

“ apa yang kaupikirkan kau idiot!” teriakku pada Kylie

Wajah Kylie terlihat panic dia memerintahkanku untuk diam

“ kau yang idiot, kau otak Turkish delight! Kenapa kau berdiri saja disitu, disaat Brad menatapmu?” tanyanya

“ Turkish delight?” tanyaku

“ ow… kau pikir aku tak tahu siapa kau Edmund?” ujar Kylie tak kalah nyolot

“ dengar, kau berhutang padaku aku menyelamatkanmu dari pria itu, atau kau akan berakhir dnegan memar disekujur tubuhmu…” ujar Kylie menatapku

Matanya yang hijau tak terlihat seperti biasanya, rambut coklat bergelombanya dijepit di bagian atas agar poninya tak menyibak, dia tak mengenakan make up tapi wajahnya terlihat natural.

Gadis itu menatap mataku dalam, dan aku menjadi canggung

“ kau yang melakukan ini? Bagaimana jika cctv menangkapmu dan kau dalam masalah?” tanyaku

“ aku tak peduli dnegan hal seperti itu, aku sudah sering jadi trouble maker…” ujarnya masih menatapku

Aku mengangkat kepalaku menatap matanya… tapi Kylie menyembunyikannya dariku.

“ kau melakukan ini untukku, kau tak peduli dirimu dalam masalah agar aku tak babak belur…?” tanyaku

Wajah Kylie memerah, dan reaksi pertamanya adalah pukulan pada pundakku

“ dengar Narnia boy!  Aku sudah sering melakukan ini… bukan untukmu…” ujarnya melipat tangannya dan mengalihkan wajahnya dariku.

AKu tersenyum kecil, dan dia kembali memukul pundakku

“ aw!” ringisku

“ jangan tersenyum!” ujarnya

“ aku tak boleh tersenyum…” protesku, sambil memegangi pundakku

“ aku rasa aku akan memar oleh pukulanmu…” ujarku tersenyum

Kylie tersenyum dan tertawa kecil, aku tak pernah melihatnya tertawa maupun tersenyum sebelumnya, dia terlihat … lebih cantik.

“keadaan diluar sangat kacau…” ujar Kylie

“ so?” tanyaku

Kylie melemparkan bubble sabun dari wastafel kearahku, aku jadi makin basah

“ tidak ada mata kuliah bodoh! , aku bisa pulang, seharusnya aku melakukan ini setiap hari…” ujarnya

“ oh yeah, semudah itu? Kau membuatku basah kuyup!” ujarku sambil menyipratkan air wastafel kearahnya hingga bajunya basah

“ aw! Kau mau main kasar…” ujarnya sambil tertawa

Aku menjulurkan lidahku mengejeknya

Dan dia kembali melemparkan sabun dan air, hingga kami pernag bubble. Kylie menyalakan semua keran, dan membuat lantai basah, aku terus menyipratkan air hingga dia benar-benar basah kuyup.

Lalu Kylie menyalakan fire alarm sekali lagi dan bel kemabali berdentang, plus, air dari atas atap menghujani kami. Kami berdua tertawa keras, Kylie mencoba menyipratkan air lagi padaku tapi kakinya terpeleset dan dia terjatuh, tapi aku menangkapnya.

Kylie menatapku, dan aku juga agak kaget dnegan insiden ini… aku menatap mata hijaunya cukup lama, lalu Kylie mencoba berdiri. Wajah kami berdua memerah

“ aku-aku rasa sudah cukup mainnya…” ujarku serius

Kylie mengangguk pelan. Kylie meraba kebawah wastafel kunci kamar mandi perempuan dan membuka pintunya, pertama dia dulu yang keluar agar tak ada yang tahu hanya kami berdua didalam.

Lalu ketika keadaan aman, aku keluar

“ yeah… kita berhasil!” uajrnya gembira memberiku hi-5

Aku memberinya hi-5 kembali, ketika kami tertawa seseorang mengeram, dan berdiri didepan kami Mr. thiel dengan baju basah

“ aku rasa aku tahu siapa yang membuat kekacauan ini…” ujar Mr. thiel sambil member aba-aba agar kami ikut dengannya

Aku menatap kylie dan kami berdua hanya cengengesan, yah… sedikit masalah taka pa…

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang