Cleaning Up The Penthouse

801 8 0
                                    

Aku envy dengan penthouse milik Jerremy~ dan aku serius mengucapkannya, penthouse kami sama besar dengan harga yang sama, tapi miliknya terlihat jauh lebih bagus. Salah satu alasannya adalah karena milikku berantakan dan miliknya sangatlah rapih.

Aku masuk kedalam lobby manhattan apartment, setelah membeli beberapa buku untukku baca. Jerremy dan Dean masih asik ngobrol didalam penthouse Jerremy yang nyaman. Dan aku mendecide untuk mendekorasi ulang penthouse ku. Jadi aku beli beberapa buku desain interior dan buku masak ( karena envy, Jerremy juga bisa masak )

Aku menaiki Elevator dengan beberapa pekerja bisnis. Dalam kediaman elevator pikiranku kosong, entah mengapa. Pintu terbuka di lantai 15, dan aku bergegas keluar. Masih menjinjing paperbag berisi buku-buku ku. AKu merogoh saku jaket coklatku ketika aku berdiri di depan penthouse ku.

Sambil menatap swatch ku yang menunjukan pukul 5 sore. Aku bisa mendengar suara tawa, dan prank dari penthouse Jerremy. Mereka kayaknya lagi iseng.

“ huh…” desahku sambil memutar kunci penthouse ku. Dan ketika kumasuk, say hello to my dirty apartment.

AKu meletakkan paperbagku diatas meja marmerku. Meletakkan tangan di punggung, dan menelusuri seisi penthouseku.

Aku menggitgit bibir bawahku, bingung akan mulai dari mana.

“ ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama…” ujarku

Aku berjalan menuju pojok penthouseku, gudang tempat menyimpan sapu dan pel, yang kurasa tidak pernah kugunakan…

Aku mengangkatnya. “ kalau aku bisa bersihkan amphitheatre.. itu artinya aku bisa membersihkan penthouse ku…” ujarku sambil memelototi sapu ditanganku.

Aku meletakkannya kembali, dan dengan semangat tinggi, mulai memunguti barang-barang yang tidak pada tempatnya. Kaus kaki, sepatu, dan sampah-sampah yang aku selip-selipkan, dan pada waktu itulah aku menyadari… aku begitu jorok.

Aku mengumpulkan barang-barang itu di sudut kamarku, untuk nanti diseleksi, dan menyiapkan plastic bag untuk sampahnya. Setelah semua barang terkumpul dan tak ada sampah. Aku menuju meja marmerku dan membuka majalah interior dengan tema ‘ faboulous penthouse!’

Aku membuka lembar demi lembar, dan aku makin bersemangat membersihkan penthouse. Aku pun mengambil vacuum cleanerku dan menyalakan mesinnya, aku agak kesulitan karena alat itu sangat berat, dan tersendat, plus dia berkali-kali mengeluarkan asap. Yang agak membuatku shock.

Aku pun membersihkan karpet-karpet yang melapisi penthouseku. Setelah 30 menit berjuang dengan mesin ini, aku pun beralih pada sapu, dan menyapu lantai dan kolong-kolong tempat tidur maupun sofa, dilanjutkan dnegan mengepel seluruh ruangan. Dan aku pun membuang sampah-sampah yang tadi aku kumpulkan ketempatnya.

Dan aku menyingkirkan benda-benda diatas meja dan buffet agar aku dapat mengelap keseluruhan permukaan meja dengan baik. Aku mengelap berkali-kali hingga meja dan buffet mengkilap.

Tak lupa perabotan kecil seperti vas, photo frame aku lap dengan bersih, next destination! Aku beralih kedapur. Aku membuka kulkas dan mengeluarkan semua makanan basi, dan meninggalkan kulkasku agak bau. Lalu aku membersihkan kitchen set, mengelap mejanya dan mendekor ulang tempat gelas dan piring.

Dan voila!!! Apartemenku terlihat fancy, aku melihat jam tanganku dan sudah jam 7 malam, itu artinya sudah dua jam aku berkutat, aku mencium kausku dan tercium bau kaus kaki, aku pun bergegas pergi kedalam kamar mandi dan mandi.

Sekitar 15 menit setelah mandi, aku menyalakan TV 50 inch ku, dan merebahkan kakiku ke sofa

“ rasanya nyaman saat semuanya rapih!” ujarku

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang