04. Jurus Maut Membawa Petaka

3.9K 66 1
                                    

Salah besar dugaan Hun Thian-hi, sangkanya dengan sekedar penjelasannya tadi cukup menyelesaikan segala urusan, tak disadarinya bahwa dengan perkataannya tadi justru lebih mempertebal keyakinan seluruh orang-orang gagah yang hadir akan sifatnya yang takabur dan memandang ringan seluruh hadirin, maka begitu ia bergerak maju, lantas terlihat dua orang bangkit berdiri malah terus menerjang ke arah dirinya, yang satu menggablok punggung sedang seorang lain membabat pinggangnya.

Terpaksa Hun Thian-hi menggerakkan Serulingnya, tanpa membalik tubuh serulingnya menutuk dan menangkis serangan kedua musuh pembokong ini, untuk menolong diri terpaksa kedua penyerang ini melompat mundur.

Seluruh hadirin terbakar kemarahannya, serempak semua berdiri dan meluruk maju bersikap mengancam, bila perlu akan main keroyok tanpa pandang bulu lagi.

Su Cin dan Su Giok-lan menjadi gelisah, namun serta melihat Su Tat-jin tengah melirik dengan pandangan dingin ke arah mereka mencelos hatinya, kata Su Tat-jin sembari maju mendekat, "Hakikatnya Hun Thian-hi tidak percaya lagi pada kalian, buat apa kalian hendak menolong ia?"

Su Cin dan Su Giok-lan bungkam sembari menundukkan kepala, waktu angkat kepala lagi terlihat Hun Thian-hi tengah melancarkan ilmu Thian-liong-chit-sek seruling di tangannya berputar lincah gagah perwira ia tengah berkutet melawan sekian banyak pengepungnya, namun dasar kepandaiannya memang hebat setiap kali terlihat sinar putih berkelebat dan menutuk satu persatu para pengepungnya terjungkir balik dengan jalan darah tertutuk.

Berubah air muka Su Tat-jin, katanya kepada Su Cin dan Su Giok-lan, "Sudah saatnya kita tinggal pergi."

"Tidak......" sahut Su Giok-lan beragu.

Su Tat-jin berpaling menatap ke arahnya, tanyanya, "Kau tak mau pergi?"

Su Giok-lan menunduk tanpa menjawab. Maka Su Tat-jin segera mendahului beranjak masuk ke belakang.

Dengan bekal kepandaiannya yang lihay sebetulnya Hu Thian-hi tidak perlu gentar menghadapi keroyokan sedemikian banyak orang, namun semakin banyak pengeroyoknya gerak-geriknya menjadi sedikit terhalang, kini melihat Su Tat-jin hendak melarikan diri, tiba-tiba ia menghardik keras jurus-jurus Thian-liong-chit-sek lantas dilancarkan semakin kencang, dengan tipu Lui-thian-hwi-theng (kilat dan geledek menyambar-nyambar), seruling pualamnya berputar menyilang menyapu mundur para pengepungnya, badannya lantas mencelat terbang mengejar.

Sudah tentu para orang gagah yang mengeroyoknya itu tak tinggal diam, beramai-ramai merekapun memburu dengan kencang.

Bukan kepalang gusar Hun Thian-hi, tahu-tahu serulingnya menutuk membalik telak sekali seorang yang memburu paling depan kena tertutuk jalan darahnya kontan terjungkal dan diinjak-injak oleh para kawannya sendiri, gerakan Hun Thian-hi masih tidak berhenti tanpa hiraukan korbannya kakinya menjejak tanah terus meluncur mengejar ke arah Su Tat-jin. Di lain kejap ia sudah tiba di serambi panjang, sesudah memutar dua pengkolan terlihatlah ketiga orang buronannya, laksana seekor burung elang segera ia menubruk tiba.

Su Tat-jin terkejut, katanya kepada Su Cin berdua, "Kalian maju rintangi dia sebentar."

Sejenak Su Cin "berdua" ragu-ragu, tapi akhirnya melolos pedang terus menghadang di depan Hun Thian-hi.

Hun Thian-hi mengayun seruling mengembangkan tipu-tipuan ia mendesak mundur mereka berdua, mulutnya menjengek dingin, "Bukan kalian yang kucari!"

Su Cin berdua menjadi serba runyam tiada tempo buat mereka untuk menerangkan, apalagi mendengar sindiran Hun Thian-hi ini hampir-hampir Su Giok-lan melelehkan air mata, dengan mengertak gigi ia nekad merangsak maju menusuk ke arah Hun Thian-hi.

Ilmu seruling Hun Thian-hi memang cukup hebat terlihat sedikit bergetar tahu-tahu serulingnya menjungkit dan menyampok turun, sekaligus ia tangkis dan sampok miring pedang panyang lawan, sebat sekali tahu-tahu ia menerobos lewat di antara celah-celah kosong ini terus mengejar ke arah mana Su Tat-jin telah melenyapkan diri.

Badik Buntung - Chin TungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang