11 - Fakta Yang Mengejutkan.

655 40 0
                                    

Happy Reading.

Gelan sangat terkejut ketika mendengar Trianna akan menikah dengan tunangannya yang tidak ia ketahui dan ia tidak kenali. Sedikit rasa nyeri di hatinya ketika mendengar hal itu.

"Apa kamu serius?" tanya Gelan memastikan kembali.

"Iya! Aku serius! Bahkan sekarang aku tinggal di mansion miliknya," jawab Trianna.

"Benarkah? Apa dia sudah tau kalau kita akan bertemu? Kamu sudah izin kepadanya?"

"Hmm, sebenarnya, tadi kami bertengkar kecil lalu setelah itu dia tiba-tiba saja membentakku. Lalu aku kabur dari mansionnya." Trianna menghela nafasnya ketika mengingat kejadian itu.

"Jadi karena itu kamu mengatakan kepadaku untuk bertemu denganku sekarang dengan alasan ingin segera mendengar penjelasanku ya? Dan memintaku untuk menjemputmu?" Trianna hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa dia tidak mencarimu?"

"Tidak tau sih, tapi dari tadi dia nelpon terus, telponnya tidak aku angkat."

"Pasti dia lagi khawatir kepadamu. Memangnya apa yang bikin kalian ribut sih?" tanya Gelan penasaran.

"Waktu itu kita lagi makan, aku melihat notif pesanmu muncul. Aku membuka pesanmu tetapi tiba-tiba saja dia merebut handphone punyaku, terus dia mengira kalau kamu itu pacarku tau!"

Tawa Gelan pecah, "Ternyata ribut karena pesan dariku ya? Jadi dia itu cemburu?" Gelan masih tertawa, matanya menyipit dengan senyuman yang mengembang karena tertawa. Sangat tampan. Sungguh, kalau Trianna saat ini tidak memiliki tunangan, ia akan melamar Gelan dan langsung menikah dengannya.

"Ge, nikah lari yuk?" tanya Trianna tanpa sadar.

Gelan meredakan tawanya lalu mengerutkan alisnya, "Kamu tadi bilang apa?"

"Oh, jadi di sini kamu berada. Sedang bercanda ria dengan pria lain, lalu merencanakan untuk nikah lari heh?"

Trianna terkejut mendengar suara itu dan langsung melihat ke sumber suara, sementara Gelan kebingungan. Tetapi saat melihat raut wajah Trianna, Gelan menyadari situasi ini.

Gelan berdiri sembari mengulurkan tangannya, "Saya Gelan, sahabatnya Trianna." Uluran tangan Gelan di balas dengan tatapan tajam dari Bryan.

Bryan beralih menatap Trianna, "Ayo pulang." Bryan menarik paksa tangan Trianna, membuat Trianna mengaduh kesakitan.

"Hey! Hey! Santai bro santai, jangan kasar-kasar begitu kepada seorang perempuan," ucap Gelan sembari berusaha melepaskan tangan Bryan dari tangan Trianna.

"Tidak usah ikut campur dengan urusan kita berdua!" bentak Bryan lalu menarik tangan Trianna kembali meninggalkan Gelan sendiri.

Gelan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, 'Dasar pria posesif.' batin Gelan kemudian meminum kembali kopi hitamnya.

.
.
.

Trianna kini sudah berada di dalam mobil bersama Bryan. Suasana dalam mobil sangat hening dan mencekam, membuat bulu kuduk Trianna berdiri karena merinding. Trianna melirik takut kepada Bryan. Sikap dingin dan cueknya sekarang kembali lagi.

Trianna dapat melihat urat-urat yang muncul dari tangan Bryan karena memegang kemudi dengan kuat. Jadi sebenarnya sekarang yang salah Trianna atau Bryan sih? Trianna 'kan tadi lagi ngambek karena di bentak oleh Bryan, tapi kenapa sekarang Bryan yang marah kepada Trianna? Trianna menghela nafasnya pelan, lalu melihat ke arah jalanan.

Setelah setengah dari perjalan menuju mansion, Trianna teringat kalau ia belum sepenuhnya mendapatkan penjelasan dari Gelan. Gelan belum menceritakan semua hal yang tidak ada di dalam memori Trianna yang asli.

Buru-buru Trianna membuka handphone miliknya, kemudian mengetikan pesan untuk Gelan. Beberapa detik kemudian, Gelan membalas pesan dari Trianna.

'Nanti kita akan bertemu lagi di taman dekat dengan mansion tunanganmu itu.' Begitulah kira-kira isi pesan dari Gelan.

Trianna mengernyitkan alisnya heran, 'Memangnya Gelan sudah tau di mana mansion milik Bryan? Bagaimana ia tau kalau di dekat mansion Bryan ada taman?' batinnya. Namun ketika ia mengingat-ingat, bisa saja Gelan sudah pernah datang ke taman itu untuk sekedar jalan-jalan.

Emoji jempol ia tekan dan kirim kepada Gelan. Trianna kembali mematikan handphone miliknya kemudian kembali memperhatikan jalanan.

Bryan yang sedari tadi memperhatikan Trianna dari lirikan matanya itu kembali merasa kesal. Ingin sekali Bryan menabrakkan mobilnya dengan mobil orang yang ada di depannya. Tetapi niatnya ia urungkan ketika mengingat kalau ia dan Trianna belum menikah. Bryan harus mengontrol amarahnya.

Mobil bermerk Audi milik Bryan berhenti di depan gerbang tinggi, gerbang tersebut langsung terbuka. Mobil Bryan masuk ke dalam pekarangan mansion. Bryan menghentikan mobilnya lalu turun lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Trianna.

Trianna turun dari mobil lalu mengucapkan terimakasih. Bryan berjalan terlebih dulu yang kemudian di ikuti oleh Trianna di belakang. Bunyi notifikasi pesan menghentikan langkah Bryan, Bryan yang tiba-tiba saja berhenti membuat Trianna tidak sengaja menabrak punggung Bryan.

Bryan meminta maaf tanpa melihat ke arah Trianna. Segera ia ambil ponsel yang ada di saku celananya dan melihat notifikasi pesan dari siapa dan apa isi dari pesannya.

'Saya sudah menemukan siapa pemilik sidik jari yang tertinggal di anak panah itu tuan.'

.
.
.

To be content.

Hayo, siapa ya kira-kira pemilik dari anak panah itu?

Hmm, di sini ada yang udah gak sabar buat ketemu sama keluarga dari pamannya Trianna yang otaknya sengklek itu gak? Hehe, tenang aja, nanti Trianna bakal ketemu sama mereka kok. Tapi mungkin di part setelah Gelan ngejelasin semua hal sama Trianna. Jadi di tunggu ajaa yaaa.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun aku yaa. Terimakasihh.

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang