41 - Berita Kematian.

197 7 0
                                    

Happy Reading.

"Breaking news: Di temukan beberapa mayat tidak bernyawa di dalam mansion keluarga Nelson. Mayat tersebut terdiri dari 2 orang dewasa yang merupakan sepasang suami istri pebisnis bernama R.N. dan R.A.N, dan kedua anak mereka yaitu seorang perempuan dan laki-laki yang bernama R.E.N dan R.T.N."

*R.N: Raden Nelson, R.A.N: Roselina Ariana Nelson, R.E.N: Resta Emalia Nelson, R.T.N: Regan Thomas Nelson.

"Mayat-mayat tersebut di temukan dalam kondisi yang sangat mengenaskan oleh salah satu pengawal. Pengawal itu mengatakan kalau ia yang baru saja datang ke mansion keluarga Nelson sudah melihat banyak sekali pelayan dan pengawal yang jatuh pingsan bahkan ada yang sampai meninggal. Pengawal itu juga berkata kalau kondisi mansion saat itu sangat kacau berantakan dan barang-barang berharga milik keluarga Nelson juga menghilang dari sana."

"Pengawal itu melihat mayat keluarga tersebut sudah meninggal dengan tubuh yang berlumuran darah. Setelah melihat hal itu ia langsung menelepon polisi, ia juga melihat tubuh dari anak pertama keluarga Nelson tidak sadarkan diri di lantai dengan tangan kiri yang terluka."

"Setelah polisi telusuri dan bertanya kepada anak pertama dari keluarga Nelson ketika ia sudah sadar. Anak pertama dari keluarga Nelson mengatakan kalau saat itu mansion mereka tiba-tiba mati lampu dan tiba-tiba saja ada sekelompok perampok yang masuk ke dalam mansion mereka."

"Anak pertama itu juga mengatakan kalau ia sempat di serang oleh sekelompok perampok itu sebelum ia jatuh pingsan. Setelah polisi mendengar kesaksian dari anak pertama itu, polisi menyimpulkan kalau kasus kali ini adalah kasus perampokan."

Trianna seketika terduduk lemas sembari menangis di lantai, Bryan dengan sigap memeluk tubuh istrinya itu. Trianna menangis di dalam pelukan Bryan.

"Sudah, jangan tangisi mereka yang sudah membuat dirimu menderita selama ini," ucap Bryan pelan.

Trianna menatap Bryan dari bawah sambil menangis, "Walaupun mereka sudah menyakiti diriku, mereka tetaplah keluargaku."

Bryan menatap mata Trianna lekat kemudian mencium kening Trianna. Trianna masih menangis dalam pelukan Bryan. Bryan yang tidak tega melihat istrinya terus menangis semakin memeluk erat tubuh Trianna. Bryan mengangkat tubuh Trianna ke atas kasur.

Beberapa menit kemudian, tangisan Trianna mulai mereda. Bryan mengambilkan segelas air putih untuk Trianna, Trianna menerimanya dan mengucapkan terimakasih.

Ketukan pintu terdengar di telinga Trianna dan Bryan, Bryan berjalan mendekati pintu untuk melihat siapa yang datang. Pintu terbuka, terlihat Beatrice dan Baslano yang sedang berdiri di depan pintu.

Beatrice langsung berlari kecil ketika melihat Trianna yang sedang terduduk di kasur dengan mata yang sembab karena menangis. Beatrice memeluk tubuh Trianna erat.

"Are you okay?" tanya Beatrice cemas.

"Yeah, aku sudah merasa lebih baik," jawab Trianna.

Beatrice tersenyum, "Tidak perlu merasa sedih, mereka memang pantas untuk mendapat karma seperti itu."

Trianna hanya diam sambil menatap mata berwarna biru milik Beatrice.

"Kapan mayat mereka akan di makamkan?" tanya Baslano.

Trianna terdiam lalu menggelengkan kepalanya, "Aku belum tau."

"Aku akan bertanya kepada Reynand," ucap Trianna lalu berdiri dari kasur. Saat ingin berjalan, Bryan menghentikan langkah Trianna.

"Biar aku saja yang mengambilkan." Trianna menganggukkan kepalanya. Bryan berjalan mengambil handphone Trianna yang terletak di atas meja lalu memberikan handphone itu kepada Trianna.

Trianna menerima handphone miliknya dari tangan Bryan dan mengucapkan terimakasih. Trianna menyalakan handphone miliknya, lalu jarinya mengetikkan sesuatu di sana dan memencet tombol telepon. Suara telepon berdering, beberapa detik kemudian telepon tersebut di angkat.

"Halo?" ucap Reynand dari sebrang.

"Bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Trianna.

"Baik. Ada apa?"

"Kapan paman dan bibi akan di makamkan?"

Reynand terdiam sejenak, "Hari ini. Kau ingin datang kemari?"

"Iya, aku ingin datang ke sana."

"Baiklah, aku akan menunggumu."

"Okay." Setelah itu Trianna menutup teleponnya.

"Kau mau menghadiri pemakaman mereka?" tanya Beatrice mengangkat satu alisnya. Trianna mengangguk.

"Baiklah, aku akan ikut untuk menemani dirimu ke sana," lanjut Beatrice. Trianna tersenyum.

Beatrice berdiri dari kasur, "Kita harus siap-siap sekarang, Trianna sayang." Beatrice menggenggam tangan Trianna.

Kemudian mata Beatrice menatap ke arah Bryan dan Baslano, "Kalian berdua juga harus bersiap untuk pergi ke pemakaman," kata Beatrice sambil menunjuk ke arah Bryan dan Baslano.

Bryan dan Baslano menganggukkan kepalanya nurut, Trianna tersenyum lucu saat melihat ayah dan anak itu mengangguk. Terlihat seperti adik kakak baginya. Kemudian Baslano berjalan pergi keluar dari kamar Bryan. Beatrice menatap heran ketika melihat Bryan masih berdiri di sana.

"Kenapa kau tidak ikut keluar dan ganti baju?" tanya Beatrice heran.

"Ini 'kan kamarku," jawab Bryan datar.

Beatrice mengernyitkan alisnya lalu mengingat kalau kamar ini kamar putranya, setelah itu Beatrice berjalan mendekati Bryan lalu menarik tubuh Bryan untuk keluar dari kamar.

"Sudah, ganti baju di luar saja sana!" perintah Beatrice.

"Tapi---" Belum sempat Bryan membalas, pintu kamarnya sudah di tutup kencang oleh Beatrice.

Bryan menghela nafasnya kasar, kemudian ia membalikkan badannya menyusul Baslano untuk meminjam baju.

.
.
.

To be content.

Nelson itu marga dari keluarga ibunya Trianna ya gengs, sementara Charlie itu marga dari keluarga ayahnya Trianna gengs. Pamannya Trianna itu sebenernya kakak dari ibunya Trianna gengs. Jadi jangan heran yaa kalo misalnya pamannya Trianna beda marga sama Trianna.

Jangan lupa vote, komen, dan follow. Terimakasihh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now