19 - Apartemen Gelan.

376 24 0
                                    

Happy Reading.

Mobil yang di kendarai oleh Willy melaju membelah jalanan kota menuju mansion Bryan. Suasana dalam mobil itu hening, Trianna sibuk sendiri dengan pikirannya, sementara Willy fokus untuk menyetir.

Trianna membuka handphone miliknya, mencari nama seseorang yang ingin ia kirimi pesan. Trianna mengetikan pesannya, lalu mengirim ke orang itu.

Tidak butuh waktu yang lama, sebuah notifikasi balasan pesan muncul.

Gelan💜

Trianna
Gelan.

Trianna
Aku akan menikah hari sabtu.

*Read

------------Pesan Baru-----------

Gelan💜
Benarkah?

Gelan💜
Hari sabtu minggu depan?

Trianna
Bukan.

Trianna
Sabtu besok!


Gelan💜
Hah?!

Gelan💜

Kau serius?!

Trianna
Iya!

Trianna
Bryan memajukan tanggal pernikahan diriku
dengannya!

Gelan💜
Benarkah?

Gelan💜
Wah, aku merasa deja vu dengan situasi
dirimu.

Trianna
Kenapa?

Gelan💜
Mirip dengan kisah dirimu dengannya
dalam novel baruku.

Trianna
Novel yang khusus menceritakan tentang
kehidupan diriku dulu itu?

Gelan💜
Iya.

Tubuh Trianna seketika menegang setelah membaca pesan dari Gelan, dengan cepat ia mengetikan balasan.

Trianna
Gelan, apa novel itu sudah tamat?

Gelan💜
Kebetulan sudah.

Gelan💜
Kenapa?

Trianna
Aku ingin membacanya.

Trianna
Apakah boleh?

Gelan💜
Boleh, datang saja sini ke apartemenku.

Trianna
Tolong kirimkan lokasi apartemenmu, Gelan.

Gelan mengirimkan lokasi apartemen miliknya. Trianna memanggil nama Willy, Willy yang merasa di panggil melihat ke arah kaca spion dalam mobil.

"Ada apa nyonya?"

"Bisakah kita pergi ke lokasi ini sebentar?" tanya Trianna sembari memperlihatkan handphone miliknya ke arah kaca spion.

Willy melihat lokasi yang di tunjukan oleh Trianna pada kaca spion dalam mobil. Willy mengangkat satu alisnya, "Nyonya ingin pergi ke sana?" Trianna menganggukan kepalanya.

"Apakah nyonya sudah izin dengan tuan?" tanya Willy memastikan.

Trianna terdiam sejenak, "Belum sih, nanti saja saya bilangnya. Dia pasti lagi sibuk meeting dengan kliennya," ucap Trianna.

"Maaf, saya tidak bisa mengantarkan nyonya jika nyonya belum mendapatkan izin dari tuan."

"Sebentar saja, tidak lama kok," ucap Trianna berusaha meyakinkan Willy.

"Tidak bisa, nyonya."

"Ayolah, please," ucap Trianna memohon membuat Willy menghembuskan nafasnya pelan.

"Baiklah nyonya, tapi nyonya harus berjanji ke sana hanya sebentar saja ya?"

"Iya! Aku janji!" jawab Trianna bersemangat.

Willy membelokkan mobilnya ke arah yang berbeda menuju lokasi yang di tunjukkan oleh nyonyanya. Melihat Willy yang menuruti permintaannya seketika membuat senyum Trianna mengembang.

.
.
.

Mobil Willy berhenti di area parkir apartemen besar yang menjadi tempat tinggal beberapa penghuni apartemen di sana, salah satu penghuninya adalah Gelan.

Trianna keluar dari mobil ketika Willy membukakan pintu untuknya, Trianna mengucapkan terimakasih kepada Willy, Willy membalasnya dengan tersenyum tipis.

Trianna melihat ke arah pintu lift, ternyata Gelan sudah ada di sana sembari bersandar ke tembok. Gelan melambai-lambaikan tangannya kepada Trianna.

Trianna tersenyum ke arah Gelan lalu menghampiri Gelan yang sedang bersandar ke tembok.

"Hai," sapa Gelan sembari tersenyum membuat matanya terbentuk seperti bulan sabit.

"Kau sudah lama menunggu di sini?" tanya Trianna.

Gelan melirik ke arah jam tangannya, "Hm, lumayan. Ayo kita pergi ke atas."

Trianna melihat ke arah Willy, "Kau tunggu di sini, ya," pinta Trianna, Willy hanya menganggukan kepalanya.

Gelan melihat Willy dan memperhatikan Willy dari atas sampai bawah, "Tunggu, biar aku tebak. Namamu Willy, ya?" celetuk Gelan.

Willy terkejut mendengar tebakan Gelan yang sialnya memang benar, "Bagaimana kau bisa tau? Saya belum memperkenalkan diri saya," tanya Willy berusaha untuk menetralkan wajahnya karena terkejut.

Gelan tersenyum tipis, "Aku ini peramal loh," ucap Gelan sembari mengedipkan satu matanya, Willy seketika merasa merinding saat di beri kedipan mata itu. Hal itu sontak membuat Gelan terkekeh kecil.

Trianna yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara Gelan dan Willy terdiam, matanya menatap ke arah Gelan meminta penjelasan.

"Kita ngobrol di atas saja, tidak enak mengobrol di sini," ucap Gelan, "Willy kalau mau ikut boleh kok."

"Tidak, saya akan menunggu di sini saja," ucap Willy.

"Baiklah, ayo Trianna." Trianna mengangguk, Trianna dan Gelan masuk ke dalam lift menuju apartemen Gelan yang terletak di lantai atas. Sementara Willy menunggu di parkiran.

"Kau kenal dengan Willy?" tanya Trianna penasaran.

"Kenal, dia asistennya Bryan 'kan?"

"Kok kau bisa tau?"

"Iya tau lah, dia itu salah satu karakter yang ada di dalam novel buatan aku."

"HAH?!"

.
.
.

To be content.

Hai hai, double up nih, jangan lupa vote, komen, dan follow akun akuu yaaa. Terimakasihhh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now