50 - Minta Maaf.

109 3 0
                                    

WARNING [16+]!
Part ini mengandung adegan penyiksaan dan sedikit +.

Disclaimer : part ini mungkin dapat mengganggu kenyamanan para pembaca. Jika merasa tidak nyaman bisa langsung di skip ke part selanjutnya. Terimakasih.

Happy Reading.

"Maafkan aku, maafkan aku ..." Bryan memeluk erat tubuh Trianna yang gemetar.

"Sakit, Bryan ..." ucap Trianna sembari terisak pelan.

"Maafkan aku, aku ... aku lepas kendali. Tolong maafkan aku Trianna," ucap Bryan menempelkan mukanya ke punggung Trianna yang mengeluarkan darah, membuat mukanya terkena darah yang keluar dari punggung Trianna.

"Iya ... aku akan memaafkan dirimu. Tapi dengan satu syarat," kata Trianna.

"Apapun syaratnya akan aku lakukan demi dirimu, katakan saja padaku apa syaratnya?"

"Bukain dulu rantai ini, Bryan."

"Baiklah." Bryan melepaskan pelukannya, tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil kunci rantai. Setelah rantai itu terlepas dari Trianna, Bryan kembali memeluk tubuh Trianna.

"Apa ... syaratnya?" tanya Bryan cemas, takut-takut Trianna meminta Bryan untuk menjauhi dirinya karena apa yang sudah ia lakukan.

"Aku ingin mengukir namaku di punggungmu," ucap Trianna.

"Apa?" Bryan menatap Trianna tidak percaya.

"Kau sudah mengukirkan namamu di punggungku, sekarang gantian. Giliran diriku yang mengukir namaku di punggungmu. Bagaimana? Kau mau atau tidak?" tanya Trianna.

"Baiklah, anything for you, sweetheart," balas Bryan. Bryan berdiri dan berjalan menuju meja untuk mengambil pisau yang ia gunakan tadi, setelah itu ia kembali dan menyerahkan pisau itu kepada Trianna.

Trianna mengambil pisau yang di berikan oleh Bryan. Kemudian Bryan membuka kaos berwarna hitam yang di pakai olehnya. Bryan duduk membelakangi Trianna agar Trianna lebih mudah mengukir namanya di punggung Bryan.

Trianna tersenyum kecil, kemudian matanya tertuju kepada punggung Bryan yang ada di hadapannya. Trianna sedikit tersentak saat melihat bekas luka yang cukup panjang di punggung Bryan. Jujur saja Trianna baru menyadari ada bekas luka itu di punggung Bryan.

"Ini ... bekas luka karena apa?" tanya Trianna.

Bryan menolehkan kepalanya ke belakang, "Oh, luka itu. Aku tidak sengaja terluka saat berlatih pedang dengan kakek."

Trianna terdiam sejenak, sebelum menghembuskan nafasnya pelan. Rasa sakit yang ada di punggung Trianna semakin terasa nyeri, tetapi walaupun begitu, tangan Trianna tetap bergerak mengukir namanya di punggung Bryan.

Satu persatu huruf dari namanya ia ukir di punggung Bryan, tetes demi tetes darah pun keluar dari goresan pisau itu. Tetapi sejak pertama kali pisau itu menggores punggung Bryan, Bryan tetap diam tidak bersuara. Tidak menangis atau meringis atau bahkan teriak kesakitan.

Saat sudah sampai di huruf terakhir nama Trianna yang di ukir, Bryan masih tetap diam. Sepertinya ia menikmati setiap goresan tangan Trianna. Trianna tertegun kepada Bryan yang tidak kesakitan sama sekali. Tidak sepertinya tadi, ia bahkan sudah menangis saat pertama kali Bryan menggoreskan pisau itu di punggungnya.

"Sudah," ucap Trianna.

Bryan menengok menatap Trianna di belakang, "Sudah?" Trianna menganggukkan kepalanya.

Bryan membalikkan badannya menghadap Trianna, lalu menatap mata Trianna sebentar. Trianna yang merasa pipinya panas langsung mengalihkan pandangannya ke bawah. Pandangan Trianna terpaku di perut Bryan yang berbentuk kotak-kotak dan berjumlah 8 kotak itu.

Wajah Trianna menjadi lebih panas saat melihat perut kotak-kotak milik Bryan. Trianna membuang mukanya ke samping takut-takut kalau Bryan melihat pipinya yang memerah seperti tomat.

Eh? Tunggu, Trianna baru menyadari kalau dirinya tidak memakai baju!

"Hey! Kau mengintip tubuhku!" teriak Trianna marah, tangan Trianna langsung bergerak menutupi tubuhnya yang hanya memakai pakaian dalam saja.

"Hahaha!" Bryan tertawa melihat tingkah konyol yang di lakukan oleh Trianna.

Trianna tersenyum malu melihat ke arah Bryan yang tertawa. Setelah tawa Bryan berhenti, ia berdiri dan berjalan menuju meja untuk mengambil sebuah kotak P3K. Bryan duduk kembali berhadapan dengan Trianna.

"Balikkan tubuhmu," perintah Bryan.

"Tidak mau! Nanti kau mengintip tubuhku lagi," tolak Trianna.

"Hey, aku 'kan sudah pernah melihat tubuhmu. Kenapa kamu merasa malu? Lagian aku juga suamimu bukan orang lain," ucap Bryan tersenyum kecil.

Trianna terdiam, yang di katakan oleh Bryan ada benarnya juga. Kenapa juga dia harus malu?

"Balikkan tubuhmu," perintah Bryan, lagi.

Trianna menurut dan membalikkan tubuhnya. Bryan membuka kotak P3K dan mengambil beberapa obat dan kapas dari dalam kotak P3K. Bryan menuangkan alkohol ke kapas lalu mengelap luka-luka yang ada di punggung Trianna menggunakan kapas itu.

"Aw! Pelan-pelan!"

Bryan menurut dan kembali mengelap luka-luka itu dengan pelan-pelan. Setelah selesai, Bryan membuka obat merah lalu menuangkannya ke kapas, kemudian menempelkan kapas itu pelan-pelan pada luka-luka yang ada di punggung Trianna.

"Sudah selesai," ucap Bryan.

Trianna membalikkan tubuhnya menghadap Bryan. Bryan hendak menutup kotak P3K, tetapi tangan Trianna membuatnya berhenti.

"Biar aku obati juga lukamu," ucap Trianna.

Bryan tersenyum kecil dan mengangguk, kemudian ia membalikkan badannya membelakangi Trianna. Tangan Trianna bergerak untuk mengobati luka Bryan sama seperti yang di lakukan oleh Bryan kepadanya tadi. Setelah beberapa saat, Trianna sudah selesai mengobati luka Bryan.

"Sudah," kata Trianna.

Bryan berdiri dari duduknya, kemudian ia menggendong tubuh Trianna ala bridal style. Trianna yang tiba-tiba di gendong seperti itu merasa terkejut.

"Hey! Kita mau ke mana?" tanya Trianna.

"Kamar," jawab Bryan singkat.

"Apa?! Aku tidak mau!"

"Terserah."

Trianna berhasil di buat melongo dengan jawaban yang keluar dari mulut Bryan.

"BRYAANNN!"

.
.
.

To be content.

Hehe, hehe, hehehe gengs.

Gengs, maklumin ya pasangan redflag yang freak ini😭. Mereka aneh emang, tadinya saling nyakitin, terus jadi saling ngobatin. Gimana? Romantis banget 'kan mereka berdua?😍

Plot twistnya gak bikin sampe terkejut banget sih, cuman ya, maafin ya gengs kalo freak, hehe.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun akuuu! Terimakasiiihhhhh.

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang