40 - Blood Is Fun [16+]

283 10 0
                                    

WARNING [16+]!
Part ini mengandung adegan penyiksaan dan banyak darah.

Disclaimer : part ini mungkin dapat mengganggu kenyamanan para pembaca. Jika merasa tidak nyaman bisa langsung di skip ke part selanjutnya. Terimakasih.

Happy Reading.

Di sebuah ruangan yang sunyi dan hanya di terangi oleh sinar dari lampu kecil yang tidak terlalu terang, lampu kecil itu bersinar tepat di bawah keluarga yang sedang tidak sadarkan diri. Seseorang berdiri sembari menatap ke arah keluarga itu, kemudian tatapannya beralih ke atas meja.

Orang itu memilih-milih sebuah pisau yang akan di gunakannya untuk bermain bersama keluarga itu. Pilihannya jatuh kepada satu pisau kecil dan satu pisau besar koleksi miliknya, ia juga mengambil cutter dan silet berkarat miliknya.

Orang itu memisahkan dua pisau, satu cutter, dan silet itu di atas meja, kemudian ia duduk di atas kursi sembari menyilangkan kakinya menunggu mainannya itu bangun.

Tidak lama setelah itu, suara lenguhan terdengar, Resta tersadar dari pingsannya. Kepala Resta terasa sangat pusing, ia memejamkan matanya untuk meredakan rasa pusing yang ada di kepalanya.

Setelah rasa pusing itu mereda, Resta kembali membuka matanya untuk melihat sekelilingnya. Ia duduk di sebuah kursi yang berada di dalam ruangan yang gelap dan sunyi, hanya ada satu lampu kecil saja yang menerangi ruangan itu. Lampu itu berada tepat di atas kepalanya.

Resta melihat ke samping, ia terkejut saat melihat kedua orangtuanya sedang tidak sadarkan diri dengan keadaan kedua tangan mereka yang terikat di kursi. Resta ingin berdiri, tetapi ia tersadar kalau tangannya juga ikut di ikat.

Resta memanggil nama orangtuanya berusaha untuk membangunkan mereka, mulut Resta dan kedua orangtuanya tidak di tutup. Setelah beberapa kali Resta memanggil Roselina dan Raden, akhirnya mereka berdua sadar dari pingsannya.

Mata Roselina melihat ke arah sampingnya, ia terkejut saat melihat putrinya sedang duduk sambil terikat di kedua kursi. Roselina juga melihat Regan dan Reynand di samping Resta dengan posisi yang sama, yaitu tangan mereka semua terikat.

"Apa-apaan ini?!" pekik Roselina. Regan dan Reynand terbangun ketika mendengar suara pekikan dari ibu mereka.

Regan memejamkan matanya, "Kita ada di mana?"

"Kalian semua sudah bangun?" tanya seseorang di dalam kegelapan. Mereka tidak dapat melihat siapa orang itu karena ruangan yang gelap, tetapi mereka seperti mengenal suara dari orang itu.

"Si-siapa kau?! Di mana ini?!" teriak Roselina.

"Welcome to hell, my beloved family!" sambut orang itu sembari tersenyum lebar. Ia berjalan mendekati keluarga yang sedang terikat di kursi itu.

Mereka semua sangat terkejut dan melotot tidak percaya saat melihat orang itu berdiri dekat dengan mereka.

"Trianna?!"

Trianna tersenyum lebar ke arah mereka semua, "Apa kabar kalian semua?"

"Apa maksudmu Trianna?! Kenapa kami di ikat seperti ini?!" teriak Resta memberontak.

Trianna berjalan maju mendekati Resta, jari tangan nya mengangkat dagu Resta agar Resta menatap ke arah matanya.

"Apa maksudku? Kau masih bertanya apa maksudku?" Tangan Trianna mencengkram kuat dagu Resta, Resta meringis kesakitan.

Trianna tersenyum lebar saat mendengar suara ringisan kesakitan dari mulut Resta, "Suara yang indah," gumamnya.

Mereka semua menatap Trianna aneh dan takut. Trianna melepaskan cengkraman tangannya lalu berjalan mendekati Raden.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now