46 - Mimpi?

84 5 0
                                    

Happy Reading.

"Lebih baik kita berbicara di dalam saja. Ayo, silahkan masuk," ucap Gelan.

Willy berjalan masuk ke dalam apartemen milik Gelan. Gelan menutup pintu apartemennya dan mempersilahkan Willy untuk duduk di atas sofa ruang tamu.

Gelan duduk berhadapan dengan Willy, mata Willy menatap tajam ke arah Gelan.

"Ada apa?" tanya Gelan, lagi.

"Siapa kau?" tanya Willy.

Gelan mengernyitkan dahinya bingung, "Aku Gelan, kamu lupa?"

Willy terdiam sejenak, matanya tidak lepas melihat ke arah Gelan. Mukanya yang datar terlihat sedikit pucat, entah karena apa.

"Siapa aku?" tanya Willy dengan tatapan yang kosong.

Garis lipatan semakin terlihat jelas di dahi Gelan, "Maksudmu? Apa kamu hilang ingatan?"

Willy terdiam, kemudian tangannya bergerak memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat pusing. Willy mengerang kesakitan, Gelan yang melihat itu langsung panik.

"Hey, kenapa? Apa kamu sedang sakit?" tanya Gelan panik.

Gelan ingin mendekati Willy, "Diam di situ!" Teriakan Willy membuat Gelan berhenti, kemudian ia memutuskan untuk mengambilkan Willy air putih.

"Minum ini," ucap Gelan sembari menyodorkan segelas air putih. Willy mengambilnya dan langsung meneguk air putih itu sampai habis.

"Terimakasih," ucap Willy dengan nafas yang terengah-engah.

Gelan kembali duduk di tempatnya, ia memperhatikan Willy yang masih memegangi kepalanya. Setelah beberapa saat, Willy kembali menatap ke arah Gelan.

"Apa kamu sudah baikan?" tanya Gelan.

Willy menganggukkan kepalanya, "Akhir-akhir ini aku sering bermimpi yang aneh."

"Mimpi apa?" tanya Gelan penasaran.

"Aku ... aku bermimpi kalau diriku dan tuan Bryan mengalami kecelakaan mobil," jawab Willy.

Gelan terkejut, "Kecelakaan?"

Willy mengangguk, "Iya. Mimpi itu terasa sangat nyata dan jelas sekali, bahkan sampai aku bisa merasakan seperti apa rasa sakitnya saat serpihan kaca mobil menancap tepat di dadaku."

Gelan terdiam, matanya terus menatap mata Willy.

"Sepertinya aku tau alasan kenapa kamu bisa ikut masuk ke dunia ini," ucap Gelan serius.

"Masuk ke dunia ini? Maksudmu apa?" tanya Willy bingung. Gelan terdiam.

"Jangan bilang, kalau dugaanku selama ini benar? Kalau aku bukan berasal dari dunia ini?" lanjut Willy.

Gelan menatap mata Willy dalam, "Iya, kamu adalah karakter novel Willy. Kamu seharusnya tinggal di dunia novel, bukan di dunia ini."

Mata Willy melotot terkejut, "Ternyata ... dugaanku selama ini benar." Willy menundukkan kepalanya, tangannya tiba-tiba saja terasa gemetar.

"Apa kamu sudah menyadarinya?" tanya Gelan penasaran.

"Ya, semenjak aku pertama kali bertemu denganmu, aku mulai merasakan ada hal yang aneh. Tapi aku tidak tau apa itu, sampai aku bermimpi kecelakaan bersama tuan Bryan 3 malam berturut-turut. Saat mimpi yang terakhir, aku bermimpi yang sama tetapi ada hal yang aneh dalam mimpi itu. Aku melihat ada dirimu yang sedang tersenyum dan berdiri di tempat kecelakaan saat itu," ucap Willy.

"Apa karena itu kamu datang kesini hari ini?" tanya Gelan. Willy menganggukkan kepalanya.

Gelan menghembuskan nafasnya kasar, mereka berdua terdiam, sibuk mencerna apa yang terjadi. Sampai Gelan mengingat sesuatu.

"Tunggu sebentar," ucap Gelan kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Willy hanya diam melihat Gelan pergi.

Tidak butuh waktu yang lama Gelan kembali, ia membawa sebuah buku. Willy terlihat keheranan saat melihat Gelan membawa sebuah buku yang sepertinya adalah novel.

"Baca ini," kata Gelan sembari menyodorkan sebuah buku kepada Willy.

Willy mengambil buku itu dari tangan Gelan, "Apa ini?" tanya Willy bingung.

"Itu adalah novel tempat kamu berasal. Baca saja, ada kehidupanmu di sana," ujar Gelan.

Willy terdiam memperhatikan novel yang berada di tangannya. Judul novel itu adalah "Obsession", Willy membuka novel itu dan membaca halaman pertama novel itu. Willy berhenti membaca lalu menatap ke arah Gelan.

"Apakah ... Trianne itu adalah Trianna?" tanya Willy dengan ekspresi wajah yang sulit dijelaskan.

Gelan menganggukkan kepalanya, "Iya."

Willy terdiam, "Bolehkah aku bertanya, kenapa kau bisa mengetahui kalau aku adalah mantan kekasih Trianna?"

"Tentu saja aku tau, karena aku yang menciptakan karakter kalian," ucap Gelan.

"Apa?! Jangan bercanda!" seru Willy tidak percaya.

"Aku tidak bercanda," balas Gelan.

Willy menatap mata Gelan dalam, saat ia ingin berbicara, tiba-tiba saja suara telepon terdengar dari saku celananya. Willy segera mengangkat telepon tersebut.

Setelah telepon tersebut di matikan, Willy kembali menatap ke arah Gelan.

"Aku harus kembali ke kantor sekarang," ucap Willy.

Gelan mengangguk, "Oke, untuk novel itu kamu bawa saja."

Willy tersenyum tipis lalu mengambil novel yang terletak di atas sofa, "Terimakasih," ujarnya. Lalu Willy membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu.

"Tunggu!" teriak Gelan membuat Willy berhenti.

"Jangan beritahu Bryan tentang soal ini," pinta Gelan.

Willy menganggukkan kepalanya, "Baik." Kemudian Willy kembali berjalan keluar dari apartemen Gelan.

Gelan menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku harus memberitahu Trianna."

.
.
.

To be content.

Haaaaaiiii gengss, gimana kabar kaliaaan? Semoga sehat selalu yaaa.

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun akuuuu. Terimakasihhh.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now