55 - Pesta.

57 3 0
                                    

Happy Reading.

Trianna melihat cermin di hadapannya dengan tatapan puas, gaun berwarna hitam yang saat ini sedang ia pakai terlihat sangat pas dan cocok dengan tubuhnya. Oke, nanti ia akan berterimakasih kepada Gelan karena sudah membantu dirinya memilih gaun ini.

Trianna hanya memakai make up tipis, tetapi walaupun begitu Trianna terlihat sangat cantik sekarang. Tangan Trianna mengambil kalung mutiara yang ia beli dari Tiffany & Co dan anting pertama. Saat ini Trianna di bantu oleh dua orang maid untuk memakai kalung dan anting.

Setelah selesai, Trianna berjalan menuju lemari tas miliknya untuk memilih tas yang akan ia pakai. Beberapa menit Trianna memilih-milih, akhirnya pilihannya jatuh pada tas Small Lady Dior berwarna hitam.

Trianna turun ke bawah melalui lift. Pintu lift terbuka, terlihat Bryan yang sudah siap dan rapih dengan tuxedo berwarna hitam serasi dengan warna gaun yang di pakai oleh Trianna. Kharisma dan ketampanan Bryan semakin memancar saat ini, membuat jantung Trianna berdegup kencang saat melihat ketampanan Bryan malam ini.

"You're so beautiful tonight," puji Bryan menatap mata Trianna dalam.

"You're also very handsome tonight," puji Trianna kembali.

Keduanya tersenyum lalu tertawa.

"Kamu sudah siap?" tanya Bryan tersenyum.

"Sudah."

"Oke, ayo kita berangkat." Trianna menganggukkan kepalanya, Bryan memegang tangan Trianna menuntunnya masuk ke dalam mobil.

Sesudah Trianna masuk ke dalam mobil, Bryan berjalan mendekati Willy.

"Biar aku saja yang membawa mobil, kau pergi ke tempat biasa untuk mengawasi-nya," ucap Bryan mengambil kunci yang ada di tangan Willy.

"Baik, Tuan," jawab Willy.

Kemudian Bryan berjalan masuk ke dalam mobil dan menyalakan mobil. Lalu mobil berjalan meninggalkan mansion Bryan menuju ke tempat pesta.

Di dalam perjalanan Trianna dan Bryan hanya diam saja tidak berbicara. Bryan fokus menyetir mobil sementara Trianna menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit dari jendela.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di tempat pesta. Bryan dan Trianna turun dari mobil, Bryan memberikan kunci mobilnya kepada seorang satpam dan mobil Bryan di pindahkan ke area parkir.

Bryan dan Trianna berjalan memasuki tempat pesta, tempat itu sangat luas dan mewah. Sudah banyak tamu yang datang, semua tamu di sana sedang sibuk berbincang-bincang satu sama lain.

Bryan menggenggam tangan Trianna dan membawanya untuk bertemu dan berkenalan dengan klient bisnisnya selama dua tahun terakhir.

"Hai, Bryan!" sapa seseorang yang terlihat gagah dengan tuxedo berwarna hitam putih yang di pakai olehnya. Orang itu berjalan mendekati Bryan dan Trianna.

"Hai, Arland." Bryan berjabat tangan dengan Arland.

"Akhirnya setelah sekian lama kau datang juga ke acara pesta seperti ini," ucap Arland tersenyum sedikit tertawa.

"Aku hanya ingin menghargai dirimu saja karena sudah repot-repot mengundang diriku," balas Bryan datar.

Arland tertawa, "Tidak ada yang berubah, kau tetap sama saja seperti Bryan yang ku kenal. Datar dan dingin." Tatapan Arland beralih kepada Trianna yang sedang berdiri di samping Bryan.

"Oh, kau membawa istrimu yang sangat cantik ini," ucap Arland tersenyum mengembang.

"Perkenalkan namaku Arland, aku rekan kerja Bryan," ucap Arland sembari mengulurkan tangannya.

"Tria--"

"Trianna," balas Bryan sambil mengambil uluran tangan Arland dan berjabat tangan dengannya.

Trianna melirik kesal kepada Bryan, Bryan sudah menghancurkan harapannya untuk berjabat tangan dengan pria tampan. Sementara Arland, ia tertawa.

"Selain sikap dan wajahmu yang datar dan dingin, kau juga termasuk suami yang posesif ya," ujar Arland masih tertawa.

"Urus saja tamu-tamu kau, Ar," ucap Bryan datar.

"Yasudah kalau begitu, aku akan pergi untuk menyapa tamu-tamu yang lain. Selamat menikmati pesta ini ya," ucap Arland tersenyum lalu pergi meninggalkan Bryan dan Trianna.

"Apa dia merajuk?" tanya Trianna pelan sambil memperhatikan punggung Arland yang sudah menjauh.

"Biarkan saja," jawab Bryan.

"Kamu sih."

"Apa?" Bryan mengangkat satu alisnya.

Trianna memutar bola matanya malas, ia memilih untuk berjalan menuju meja yang penuh dengan makanan dan meninggalkan Bryan.

"Hei, tunggu aku!" Bryan berlari kecil untuk mengejar Trianna.

Sementara di sisi yang lain namun masih di tempat yang sama, seseorang tersenyum sambil meminum minuman yang ada di tangannya.

"I found you."

.
.
.

To be content.

OMGGG GENGSSS, HAPPY 13K VIEWS🥳🥳 I'm so happy andd gak nyangka bangettt bisa tembus sampe 13k views😍. Padahal aku bikin cerita ini cuma karena gabut trus buat ngisi waktu luang ajaaa, tapi ternyata bisa smpe sejauhh ini xixixi.

Fun fact : aku belum pernah promosi cerita ini ke platform sosmed manapun. Jadi aku kaget cerita ini bisa sampe ribuan views nya😭😭

Pokoknyaaa big thanks to all of you who have read my story, i loveee youuu all😍❤❤

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun akuuuu. Terimakasihhhh.

IMAGINATIONHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin