07 - Ada Apa?

701 50 0
                                    

Happy Reading.

Saat ini Trianna sedang duduk di atas sofa yang berada di kamar Bryan sembari menonton televisi. Bryan masih berada di dalam kamar mandi. Trianna yang menunggu Bryan mandi menjadi kesal sendiri, 'Lama banget, sih, mandinya!' batin Trianna kesal sembari memukul pelan tas miliknya.

Beberapa menit yang lalu asisten Bryan membawakan tas milik Trianna ke dalam kamar Bryan. Tas tersebut kini sudah berada di atas sofa samping Trianna.

Pintu kamar mandi terbuka, keluar Bryan yang sudah memakai baju kaos dan celana panjang. Rambutnya yang masih basah menambah kadar ketampanannya. Mata abu-abu itu menatap ke arah Trianna.

"Kamu mau mandi tidak?" tanya Bryan.

"Mau! Dari tadi aku nungguin! Lama banget mandinya!"

"Maaf," ucap Bryan dengan wajah merasa bersalah.

"Eh, aduh, gak usah ngerasa bersalah kayak gitu, aku jadi ngerasa gak enak," ucap Trianna merasa tidak enak, berbeda dengan isi hatinya yang takut jika nanti Bryan akan marah dan membuang Trianna ke dalam hutan yang jauh di sana serta tidak membawa apapun termasuk handphone milik Trianna.

Bryan tersenyum kecil mendengar ucapan Trianna, "Ya, yasudah sana mandi, di dalam tasmu ada pakaianmu 'kan?" tanyanya sembari melirik ke arah tas di samping Trianna.

"Iya, ada, aku akan mandi." Trianna mengambil pakaiannya di dalam tas, lalu ia berjalan ke arah kamar mandi kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Tidak lupa ia menutup pintu kamar mandi tersebut.

Bryan sedari tadi terus memperhatikan gerakan Trianna, sampai Trianna menutup pintu kamar mandi. Bryan tersenyum tipis, kemudian ia berjalan mendekati sofa dan duduk di sana.

'Ternyata gadis itu sepertinya lumayan penurut,' batin Bryan sembari tersenyum miring.

.
.
.

Trianna masuk ke dalam kamar mandi, kamar mandi itu ternyata sangat luas, bahkan ada Walk-in Closet di sana. Di dalam walk-in closet terjejer rapih pakaian-pakaian milik Bryan, di tengah-tengahnya terdapat sebuah meja yang berisikan koleksi jam milik Bryan, dan di samping lemari itu terjejer rapih sepatu-sepatu milik Bryan.

Trianna kemudian berjalan masuk ke kamar mandi yang terpisah dengan walk-in closet, di dalam kamar mandi itu terdapat shower, bathup, closet duduk, wastafel, cermin dan gantungan handuk yang sudah berisikan handuk handuk berwarna putih.

Trianna kembali merasa deja vu, ia merasa rindu dengan suasana dalam rumahnya, rindu dengan ayah bundanya, rindu dengan kakek neneknya, dan rindu dengan sahabatnya. Tersadar dari lamunannya, Trianna bergegas untuk mandi.

Tidak butuh waktu yang lama Trianna sudah selesai mandi dan memakai pakaiannya yang tadi ia ambil. Trianna berjalan keluar kamar mandi. Di luar ia melihat Bryan sedang duduk di sofa sembari memakan cemilan di atas meja.

Bryan menoleh ke arah Trianna yang keluar dari kamar mandi dan berjalan mendekatinya, "Sudah selesai?" tanyanya.

"Sudah," jawab Trianna singkat lalu mengambil cemilan yang ada di atas meja itu. Sedari tadi Trianna merasa sangat lapar, sungguh. Ia bahkan tadi tidak sengaja memakan pasta gigi saat mandi sembari membayangkan ia sedang memakan es krim karena rasa manis dari pasta gigi itu.

"Mau makan?" tawar Bryan. Mendengar tawaran tersebut membuat Trianna mengangguk cepat.

"Ayo kita makan ke bawah," ucap Bryan sembari berjalan menggandeng tangan Trianna. Trianna yang secara tiba-tiba tangannya di gandeng tersebut segera melepaskannya.

"Aku bisa jalan sendiri."

Bryan berhenti menatap ke arah Trianna sebentar, "Yasudah, tetapi tetaplah berada di sampingku." Bryan pun lanjut berjalan ke luar dari kamar, Trianna mengikuti Bryan dari belakang.

Tiba-tiba saja ketika mereka berdua hendak masuk ke dalam lift, sebuah anak panah meluncur mengarah ke arah mereka. Bryan yang melihat itu dengan cepat menarik tangan Trianna untuk menghindar. Anak panah tersebut tertancap di karpet lantai. Trianna terkejut melihat itu.

Bryan kembali menarik tangan Trianna dan berlari masuk ke dalam lift, lalu segera menekan tombol lift menuju ke lantai satu. Trianna yang masih bingung dengan apa yang terjadi kemudian bertanya kepada Bryan, "Ada apa?"

Bryan hanya terdiam tidak menjawab, buru-buru ia keluarkan ponsel miliknya lalu mengetikkan sesuatu di sana. Setelah itu memencet tombol panggilan. Ponsel berdering, lalu si penjawab panggilan itu mengangkat panggilannya.

"Halo bos?"

"Kau di mana?" tanya Bryan dengan raut wajah yang terlihat panik.

"Di kantor bos, ada apa?"

"Ada penyusup! Dia ingin menyerang saya dan tunangan saya dengan anak panah!"

Seorang yang di sebrang sana terkejut, "Saya segera ke sana."

Tuut. Panggilan terputus. Bryan menatap ke arah Trianna yang terlihat ketakutan, tangannya bergerak mengusap rambut Trianna untuk menenangkannya.

"Semua akan baik-baik saja."

.
.
.

To be content.

Haii, double up nih hehe. Kira-kira siapa ya yang nyerang Bryan sama Trianna? Hehe, nantikan di part selanjutnya ya!

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun aku yaa. Terimakasih.

IMAGINATIONWhere stories live. Discover now