SagiGav ^22^ 🦕

1.4K 204 15
                                    

Sagi terus berusaha menenangkan kekasih gemasnya yang sedang menangis di gendongannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sagi terus berusaha menenangkan kekasih gemasnya yang sedang menangis di gendongannya. Sekarang jam istirahat dan Gavrill malah rewel karena tadi Ovin menganggu Gavrill. Ovin langsung kabur setelah membuat Gavrill menangis.

"Kakak, harus pukul Ovin sampai berdarah hiks..." Bibir mungil Gavrill terus mengoceh menyuruh pacar tampannya untuk memukul Ovin, dan Sagi hanya bisa mengangguk sambil menenangkan Gavrill.

"Nanti Kakak pukul, Adek berhenti nangisnya ya  sayang. Nanti pusing." Sagi mengusap pelan punggung Gavrill. "Ovin cubitnya sampai pipi adek sakit Sekali. Kakak harus pukul Ovin sampai berdarah." Gavrill yang tadinya menenggelamkan wajahnya pada  ceruk leher Sagi, memperlihatkan wajahnya dengan air mata yang masih mengalir di pipi gembulnya.

"Ovin cubit pipi Adek?" tanya Sagi dan Gavrill mengangguk pelan. Pastas saja pacar Gemas Sagi itu sangat rewel, Gavrill memang tidak suka bila pipi nya di cubit oleh orang lain. Tadi Sagi meninggalkan Gavrill ke toilet sebentar. Sagi sedikit terkejut ketika melihat Gavrill yang menyusulnya ke toilet sudah dalam keadaan menangis.

"Nanti Ovin nya Kakak buang ke sungai Amazon," ujar Sagi sambil mengusap pelan pipi Gavrill. "Nanti bila di buang ke sungai Amazon, Ovin nya di mam buaya ya, Kakak?" Tanya Gavrill dengan wajah seriusnya, pipi dan hidungnya masih memerah karena sehabis menangis, membuat Sagi gemas sekali ingin menggigit pacarnya itu.

"Iya sayang, nanti Ovin nya di mam buaya. Sekarang kita ke kelas ya," ujar Sagi membujuk pacar nya agar mau kembali ke kelas, karena sekarang mereka berada di dalam salah satu Bilik toilet. Gavrill mengangguk pelan, dia mengalungkan tangannya pada leher Sagi.

Sagi membawa Gavrill keluar dari toilet. "Sayang mau mam dulu?" tanya Sagi sesekali membenarkan gendongannya. "Adek Mam biskuit Milna saja, Kakak." Gavrill berucap pelan, dan Sagi mengangguk.

"Loh, Gavi?" Gavrill menoleh ke sumber suara yang menyebut namanya. "Kak Varen, Olaa!" Sapa Gavrill membuat Arvaren tersenyum.

"Kok baru tau, Kalau ada bayi gemes sekolah disini." Arvaren berucap sambil terkekeh pelan. "Karena Gavi hanya dengan pacar Gavi, jadi tidak sering keluar-keluar kelas," ujar Gavrill sesekali melihat kearah Sagi yang terlihat menahan kesal.

"Emm, Kakak lupa. Nama pacar kamu kemarin siapa?" tanya Arvaren basa-basi, seperti sedang manahan Gavrill agar terus berbicara dengannya. "Sagitarius," jawab Sagi tanpa melihat kearah Arvaren.

"Gavi mau ke kel-" ucapan Gavrill terpotong, melihat perempuan yang datang dan menjewer telinga Arvaren, membuat Arvaren terlonjak kaget.

"Kamu Aku suruh beliin makanan malah nyasar!" Si perempuan berucap dengan nada kesal. "Ampun, sakit Cia!" Arvaren sedikit meninggikan suaranya, sambil melepaskan tangan si perempuan yang dia sebut Cia.

Cia mendengus kesal, setelahnya dia melihat kearah Sagi dan Gavrill. "E-eh, maaf. Ini pacar saya memang suka ngeselin." Cia berucap dengan tersenyum kikuk. "Woah! Pacarnya Kak Varen?" tanya Gavrill dan Cia mengangguk pelan.

Fall For You (END) Terbit ✓Where stories live. Discover now