SagiGav ^3^ 🦕

2.3K 228 11
                                    

"Adek bangun, sekolah kan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek bangun, sekolah kan hari ini." Yumna mengusap pipi gembul anaknya, agar anak menggemaskan itu bangun.

"Nghh... Kana tidak mau sekolah Bunda," ucap Gavrill dengan mata yang masih terpejam. "Itu Kakak nungguin adek loh." Yumna mengecup pipi Gavrill, agar anaknya segera bangun.

"Kakak nya suruh kekamar. Adek mau peluk peluk dengan Kakak," pinta Gavrill dengan entengnya. "Nanti Adek akan peluk-peluk dulu dengan Kakak, baru Adek ak--"

Yumna menoel hidung mancung anaknya, membuat Sang anak menghentikan ucapannya. "Anak Bunda kok nakal." Yumna sedikit heran dengan tingkah Gavrill. Entah tingkah siapa yang Gavrill tiru.

"Mandi sayang..." Yumna menarik pelan tangan anaknya. Gavrill duduk sebentar, mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul. "Bunda ini... Adek kan mau peluk peluk Kakak." Gavrill berucap pelan. si manis beranjak dari kasur, dan berjalan kearah kamar mandi.

🦕🦕

Gavrill tersenyum, melihat di sofa ruang tamu sudah ada Sagi yang menunggu dirinya. "Kakak," pekik Gavrill girang, sedikit berlari menghampiri Sagi, lalu melompat ke atas pangkuan kekasihnya. Dengan sigap tangan Sagi menahan pinggang anak menggemaskan agar tidak terjatuh.

"Kebiasaan banget si Adek." Yumna hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, anaknya benar-benar aktif sekali.

"Susu pisang sama biskuit milna Adek, sudah Bunda masukan ke dalam tas, ya." Yumna memberitahu anaknya, agar anak menggemaskan itu tidak lupa.

"Kakak biasanya bawa biskuit milna untuk Adek. Jadi yang Bunda berikan ke Adek, Adek makan di rumah hihi..." ujar Gavrill, membuat Yumna menghela napas. "Kamu ini suka banget repotin Kakak." Yumna berucap pelan.

"Gak kenapa-napa, Bun. Kakak suka kalau yang repotin Kakak itu Adek," sahut Sagi. Memang, bila sudah menjadi budak cinta seperti Sagi, direpotkan saja malah bahagia.

"Ya sudah sana kalian berangkat, nanti telat. Hati-hati, Kakak dan Adek. Jangan ngebut, Kak." Ujar Yumna, dan Sagi mengangguk pelan. Yumna mengantar Sagi dan Gavrill sampai pintu depan.

***

"Aduh Gavi lelah." Gavrill mengusap pelipisnya yang sudah di banjiri keringat. "Ayang Nathan mana ini, mau pingsan aduh. Panggilin ayang Nathan dong." Alice berucap mendramatisir.

"Lebay banget, baru satu jam." Dee merotasikan netranya malas. Alice memang sedikit berlebihan membuat Dee terkadang bingung, mengapa dia mendapatkan teman seperti Alice. "Kaki Niaa pegel banget," keluh Niaa, kakinya terasa pegal karena sudah berdiri sangat lama.

"Kulit Gibran kaya terbakar, panas banget." Gibran ikut mengeluh. Gavrill, Alice, Dee, Niaa dihukum karena bermain lempar-lemparan kertas dikelas. Sebenarnya tidak akan jadi masalah kalau saja kertas nya tidak mengenai guru yang baru saja masuk kedalam kelas. Dan Gibran ikut kena imbasnya karena duduk berdekatan dengan mereka.

Fall For You (END) Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang