Not Presumed

UchigaTaehyung05

302K 23.8K 2.2K

Sasuhina (Sasuke dan Hinata) Canon Rate T semi M Satu bulan setelah Hinata kembali dari misi solonya, dia dik... Еще

Prolog
1#
2#
3#
4#
5#
6#
7#
#8
#9
#11
#12
#13
#14
15#
16#
17#
18#
19#
20#
21#
22#
23#
24#

#10

12.3K 1K 118
UchigaTaehyung05

Mata bulan itu mengerjapkan kelopak matanya dengan pelan. Rasa pusing mulai menghampirinya. Ia melihat sekelilingnya dan hanya mendapati ruangan yang di dominasi warna putih. Lagi-lagi dirinya berada di tempat ini. Hinata pun berusaha menegakkan tubuhnya. Namun sebuah teriakan dengan nada cemas berhasil membuat Hinata terkejut.

"Shizune-san." Shizune tampak marah sekaligus cemas padanya. Hinata memahami perasaan cemas itu tapi jika marah Ia sama sekali tidak mengetahui nya. Sepertinya ada kesalahan yang diperbuatnya sampai membuat wanita itu marah padanya.

"Sudah kubilang jangan melakukan pekerjaan yang berat, tapi kau tak mendengarkan nasihat ku." Bentak Shizune yang membuat Hinata kembali teringat akan kejadian sebelum dirinya pingsan. Mulanya Ia membantu Sakura membereskan sebuah apartemen kosong. Memang cukup melelahkan tapi Hinata senang dapat membantu Sakura. Setelah itu memasak makanan yang cukup banyak. Sakura juga membantunya walaupun tak banyak. Saat itu Ia memang merasa sangat kelelahan. Tidak berapa lama kemudian Sakura meminta izin untuk keluar sebentar. Katanya sebentar, tapi Hinata menunggunya cukup lama. Sampai suara pintu yang terbuka membuat Hinata senang. Ia pikir itu Sakura tapi nyatanya...

"Tidak!" Tanpa sadar Hinata menjerit di hadapan Shizune.

"Kenapa Hinata?" Tanya Shizune yang diabaikan Hinata. Kini pikirannya bergelayut tak tentu arah.

Tubuh Hinata merinding saat mengingat kelanjutan kejadian tadi. Ia pun menatap Shizune cemas. Bukannya tadi dirinya berada di apartemen itu, tapi mengapa sekarang dirinya berada disini? Siapa yang membawanya? Apa pemuda itu? Apa dia tahu mengenai kehamilannya?

Berbagai pertanyaan berputar bagaikan benang kusut di kepala Hinata. Perasaan cemas dan takut mendominasi dirinya sekarang. Ia tak ingin sesuatu yang ditakutinya berubah menjadi nyata. Hinata berharap seseorang yang dilihatnya sebelum pingsan hanyalah mimpi buruknya. Ya, mimpi karena dirinya merasa kelelahan dan akhirnya tanpa sadar tertidur di tempat itu.

Di lain tempat

Tsunade yang tengah memeriksa berkas-berkas rumah sakit dikejutkan oleh kedatangan seseorang. Seseorang yang tak pernah terpikirkan olehnya akan datang dengan sendirinya kehadapannya. Tsunade mengabaikan keberadaan orang itu. Ia masih memfokuskan pandangannya ke berkas-berkas ditangannya. Ia tahu maksud kedatangan pria itu kemari, tapi Tsunade ingin mengabaikannya lebih lama lagi. Namun suara berat pemuda itu mau tidak mau mengalihkan perhatian Tsunade.

"Aku tahu kau mengetahuinya." Ucapnya dengan dingin dan wajah datar khasnya.

Melihat respon Tsunade yang biasa saja saat Sakura memberitahukan kondisi Hinata, membuat Sasuke dapat menebak jika wanita itu telah mengetahuinya lebih dulu. Terlebih lagi saat Tsunade ingin berbicara empat mata dengan Sakura. Setelah keluar dari ruangan Tsunade, wajah Sakura jadi terlihat sedih dan juga muram. Bahkan Ia dapat melihat air mata yang membekas di mata Sakura. Mungkin Tsunade menceritakan keadaan Hinata sebenarnya namun tidak keseluruhan nya. Jika mengetahui keseluruhannya kemungkinan besar ekspresi Sakura adalah marah dan kecewa.

Tsunade menghela nafas lelah. Ia menangkup dagunya diatas kedua tangannya. Lalu menatap Sasuke dengan pandangan tak kalah dinginnya.

"Apa maumu, Bocah Uchiha?" Tsunade tak ingin berbasa-basi dengan pria ini. Ia sangat muak melihat wajah arogan Sasuke. Jadi, dirinya akan melayani keinginan Sasuke agar dia bisa cepat pergi dari hadapannya.

"Kenapa tak memberitahuku?" Walau pertanyaannya tak jelas tapi Tsunade mengerti maksudnya.

"Hinata tak ingin kau mengetahui nya." Sebuah jawaban yang cukup melukai ulu hati Sasuke.

"Kenapa?" Hanya satu kata tapi mampu memancing emosi Tsunade.

"Kenapa katamu?! Apa kau tak tahu kesalahanmu?" Tsunade menggebrak meja kerjanya. Tatapannya begitu tajam dan menusuk. Sasuke hanya diam tak menjawab. Melihat raut tanpa rasa bersalah itu membuat Tsunade semakin diselimuti rasa marah. Ia tahu pria ini tak berperasaan tapi dirinya baru tahu jika Sasuke adalah jelmaan iblis yang sesungguhnya. Dia bahkan sama sekali tak menunjukkan ekspresi apapun saat mengetahui dirinya akan menjadi seorang ayah.

"Kau akan mati jika Hyuuga mengetahui hal ini." Itu ancaman yang pasti. Orang-orang Hyuuga tak akan tinggal diam jika mengetahui hal ini. Terlebih Hiashi yang merupakan Ayah Hinata sekaligus kepala klan Hyuuga. Jika dia menuntut kompensasi berupa nyawa Sasuke dan Konoha tak menurutinya, dipastikan Hyuuga akan memberontak. Kekacauan akan kembali terjadi dan semua itu lagi-lagi diperbuat oleh seorang Uchiha.

"Aku akan bertanggungjawab." Tegas, lugas, dan singkat. Pernyataan yang sukses membuat kedua mata madu Tsunade terbelalak lebar.

"A-apa?" Tanya Tsunade masih tidak percaya. Apa yang dikatakan Sasuke bagaikan sambaran petir di siang bolong.

Sasuke menutup matanya sejenak. Lalu menghela nafasnya pelan. Ia tak menyangka jika wanita yang pernah menjadi Hokage ini memiliki pendengaran yang kurang sehingga membuatnya harus mengulangi perkataannya tadi.

"Aku yakin kau belum tuli." Perempatan siku-siku pun muncul di jidat Tsunade. Jika membuat dirinya kesal, pemuda ini adalah ahlinya. Dia sama sekali tak memiliki sopan santun terhadap siapapun bahkan kepada dirinya yang merupakan mantan Hokage.

Tsunade berusaha menenangkan emosinya. Disaat seperti ini amarahnya tidak boleh terpancing. Apalagi oleh seorang bocah Uchiha tengik tak berperasaan yang dengan teganya menodai gadis kecilnya yang lugu.

Ayah si calon bayi ada disini. Jika Hinata tak bisa mengatakan kebenarannya, maka Tsunade akan mencari kebenarannya pada pemuda ini. Hinata seperti memiliki rasa trauma kepada Sasuke. Setiap dirinya menyebut nama pemuda ini, tubuh Hinata langsung merespon berlebihan. Pertama Tsunade harus menyembuhkan rasa trauma Hinata terlebih dahulu. Jika Sasuke mau bertanggungjawab tapi Hinata menolaknya karena traumanya pada Sasuke, bukankah masalah ini tak akan menemukan ujungnya? Maka dari itu Tsunade ingin mengetahui cerita jelasnya agar bisa menyembuhkan rasa trauma Hinata.

"Sasuke, apa yang kau lakukan pada Hinata?" Tanya Tsunade yang terdengar ambigu di telinga Sasuke. Sasuke mengangkat satu alisnya dan Tsunade pun memperjelas pertanyaannya.

"Apa yang kau lakukan pada Hinata sampai dia bisa jadi seperti itu?" Sayangnya pertanyaan itu semakin terdengar ambigu di telinga Sasuke. Kejeniusan otak Sasuke tak bisa menangkap dengan benar maksud pertanyaan Tsunade.

"Kau ingin aku menceritakan kegiatan intim kami?" Tanya balik Sasuke yang membuat Tsunade mematahkan pulpen di tangannya.

"Kau bahkan sudah terlalu tua untuk mendengar cerita itu." Lagi dan lagi. Namun kini Tsunade tak dapat menahan kekesalannya. Meja kerjanya ambruk ditangannya. Kertas pun berserakan dimana-mana. Sasuke hanya memperhatikan kemarahan Tsunade dengan tenang. Tidak ada sama sekali raut ketakutan di wajahnya dan itu membuat Tsunade semakin merasa marah.

"Sebelum Hyuuga membunuhmu, aku akan membunuhmu terlebih dahulu!" Sumpah Tsunade.

****

Kunoichi yang identik dengan suasana musim semi itu tengah duduk termenung dibawah sebuah pohon ceri. Ia hanya sendirian, menikmati kekhawatiran nya seorang diri. Sakura menatap hamparan rumput di depannya dengan sendu. Bibirnya digigitnya dengan kuat untuk menahan tangis yang ingin kembali keluar. Ia tak ingin menangis lagi namun pelupuk matanya tak mampu membendung air matanya. Kembali Sakura menangis karena memikirkan nasib sahabatnya.

"Hiks...Kami-sama, kenapa kau memberikan cobaan yang begitu berat pada Hinata-chan?" Mendengar cerita dari Tsunade membuat Sakura tak henti-hentinya memikirkan Hinata. Gadis baik yang bahkan tak pernah memikirkan dirinya sendiri itu, yang selalu menolong orang tanpa pamrih, kenapa bisa diberikan cobaan yang begitu berat seperti ini?

Hamil diusia muda, di luar nikah, dan lebih buruknya tak mengetahui siapa pria yang menghamilinya. Hati Hinata yang seputih salju bahkan tak ingin membunuh bayi yang tumbuh di rahimnya walaupun dia tidak tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Sahabatnya begitu malang sampai menimpa kejadian seperti ini. Jika itu dirinya, mungkin Sakura akan memilih untuk menggugurkan janinnya. Dirinya tak akan sanggup menerima cobaan yang begitu berat seperti Hinata.

"Sakura, kau adalah temannya. Tolong kuatkan dia!" Sakura menegakkan kepalanya. Ia teringat akan perkataan terakhir gurunya itu padanya. Sakura pun menghapus air matanya. Jika dirinya lemah seperti ini bagaimana mungkin Ia bisa menguatkan Hinata?

Sakura berdiri dari duduknya. Ia mengepalkan tangannya dengan kuat. Dalam hati Ia bertekad harus bisa kuat demi bisa menguatkan Hinata. Saat ini Hinata tak memiliki siapapun untuk membagi kesedihannya. Tidak ada yang mengetahui tentang kehamilannya itu kecuali dirinya, Tsunade, dan Shizune.  Sebagai sahabatnya, Sakura akan selalu mendukung Hinata sampai akhir. Walaupun nanti Ayahnya akan menolaknya, klan Hyuuga akan mengusirnya, dan Konoha akan mencemoohnya, Sakura sebagai sahabat Hinata akan selalu menerimanya dengan tangan terbuka. Sakura tak ingin kejadian seperti Sasuke dan Naruto terulang kembali. Disaat semua orang menolaknya, Sakura berjanji akan menjadi satu-satunya orang yang tak akan menolak keberadaan Hinata. Itulah janji yang diteguhkan Sakura dalam hatinya.

To be continued
Aku update gila-gilaan demi membayar penantian panjang pembaca setiaku😘 makasih udah mau nunggu author update cerita ini, terima kasih karena udah selalu support dan memberikan saran dan kritikan yang membangun untuk author. Pokoknya terima kasih banyak untuk readers yang selalu menanti cerita author dengan setia😍💜 tanpa kalian author bukanlah apa-apa 🥰 

Yg cerita satu lagi, mari kembali bersabar untuk menunggu kelanjutannya ya😅




Продолжить чтение

Вам также понравится

61.6K 5.6K 33
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
268K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
776K 49.5K 95
Cerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mud...
Sylvester Abu0Ima

Фанфик

96.1K 8.6K 21
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...