Not Presumed

By UchigaTaehyung05

295K 23.4K 2.2K

Sasuhina (Sasuke dan Hinata) Canon Rate T semi M Satu bulan setelah Hinata kembali dari misi solonya, dia dik... More

Prolog
1#
2#
3#
4#
5#
6#
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
15#
16#
17#
18#
19#
20#
21#
22#
23#
24#

7#

11.1K 972 48
By UchigaTaehyung05

Di sebuah pohon di hutan dekat desa Otogakure, seorang pria berambut raven tengah menikmati semilir angin yang berhembus pelan. Ditemani dengan seekor kucing hitam yang entah kapan sudah tertidur di sampingnya. Dia adalah Uchiha Sasuke, satu-satunya Uchiha yang tersisa di muka bumi ini. Itulah fakta yang masih diyakininya.

Kepala Sasuke menengadah menatap langit. Langit tampak cerah dengan kepulan awan yang menghiasinya. Birunya warna langit membuat Sasuke teringat akan rival sekaligus sahabatnya yang bermata biru safir itu. Dia adalah Uzumaki Naruto, pemuda yang dulu selalu ingin Sasuke bunuh untuk memutuskan ikatan pertemanannya.  Tapi walaupun begitu Naruto tetap berusaha untuk menarik dirinya dari kegelapan. Naruto bahkan masih menganggap Sasuke sebagai teman.

Sasuke kini sudah sadar akan arti ikatannya dengan Naruto. Bukan sekedar ikatan karena memiliki nasib yang sama. Tapi ikatan yang membuat mereka berdua saling mengerti apa yang dirasakan satu sama lain. Naruto adalah ikatan pertama yang Sasuke akui setelah semua anggota klannya habis terbunuh. Dan hal tersebut membuat Sasuke ingin membunuhnya untuk memutuskan ikatan itu.

Dulu Sasuke begitu naif. Ia dibutakan oleh dendam dan amarah. Demi mencapai tujuannya membunuh Itachi, Sasuke rela menyerahkan dirinya pada kegelapan. Selagi kegelapan itu bisa memberikannya kekuatan, Sasuke bersedia berada di jalan itu sampai ambisinya tercapai.

Sasuke memejamkan kedua matanya. Masa lalunya begitu suram untuk diingat. Setelah membunuh Itachi, dirinya malah jatuh ke lubang kegelapan yang lebih dalam lagi. Bukannya meneruskan tekad Kakaknya untuk melindungi Konoha tapi Sasuke memilih jalan yang berbeda. Ia berambisi untuk menghancurkan desa yang membuat Itachi menderita.

Mata Sasuke terbuka kala mendengar suara kicauan burung. Itu adalah burung merpati, hewan yang biasa mengirimkan pesan dari Konoha. Sasuke pun berdiri dari duduknya. Ia menengadahkan tangannya ke atas agar hewan itu bisa hinggap di tangannya.

Sasuke menurunkan burung itu dari tangannya. Mengelus kepalanya sebentar lalu mengeluarkan selembar roti dari balik jubah kremnya. Mungkin orang lain yang melihat kelakuan Sasuke itu akan menampilkan raut tidak percaya. Pria yang biasanya selalu berlaku dingin dan kejam itu ternyata bisa bersikap lembut kepada hewan. Memang terdengar miris karena Sasuke lebih memperlakukan hewan dengan baik dibandingkan mereka yang manusia. 

Sasuke mengeluarkan kertas dari punggung merpati tersebut. Hanya selembar? Biasanya Ia akan menerima tiga lembar. Satu dari Naruto dan satu lagi dari Sakura. Sasuke tak terlalu memikirkan hal itu. Ia pun segera membuka dan membaca pesan dari Kakashi.

"Kembali ke Konoha." Gumam Sasuke setelah mencapai akhir dari tulisan di kertas tersebut. Dahinya berkerut tipis. Ia merasa heran akan perintah itu. Kakashi tahu jika dirinya masih diincar musuh tapi malah menyuruhnya untuk kembali ke Konoha. Bukankah itu sama saja memancing kekacauan di Konoha?

Setelah berpikir cukup lama, Sasuke akhirnya memutuskan untuk mengikuti perintah Kakashi. Ia yakin jika keputusan pria itu telah dipikirkannya matang-matang. Dia adalah Hokage, tidak mungkin Kakashi akan membahayakan desanya sendiri. Lagian Kakashi bukanlah tipe pria ceroboh yang akan memutuskan segala sesuatu tanpa mempertimbangkan resikonya. Mantan gurunya itu pasti memiliki alasan menyuruhnya kembali ke Konoha.

"Konoha, ya." Sasuke memejamkan matanya kembali. Seringaian tipis pun muncul di wajah tampannya. Bayangan wajah cantik seorang wanita langsung terlintas dikepala Sasuke. Bukan Haruno Sakura apalagi Yamanaka Ino. Melainkan kunoichi bermata lavender yang selama beberapa bulan ini selalu mengganggu pikiran Sasuke. Jika Ia kembali ke Konoha, bukankah artinya dirinya bisa bertemu dengan 'wanitanya' itu?

Tanpa sadar Sasuke telah mengklaim Hinata sebagai miliknya. Setelah kejadian itu, Sasuke tak bisa berhenti untuk memikirkan Hinata. Bayangan wajah lembut dan suara halus perempuan itu selalu menghantui pikiran Sasuke. Sasuke tidak tahu apa yang salah dengan dirinya sampai ingatannya bersama Hinata bisa selalu muncul di pikirannya bahkan di mimpinya juga.

Sasuke menengadahkan kepalanya ke atas. Seringaian tipis masih menghiasi wajah tampannya. Entah mengapa Ia merasa tak sabaran untuk kembali ke desanya. Mungkin karena ada sesuatu yang begitu Sasuke rindukan di Konoha.

***

Pagi hari di sebuah ruangan yang penuh dengan bau obat-obatan, Hinata tengah menundukkan kepalanya sembari terus mendengar berbagai nasihat dari tangan kanannya Hokage kelima. Ini sudah hampir satu jam dirinya berada di ruangan ini, tapi Shizune belum mau melepaskannya. Hinata hanya bisa mendengarkan nasihat Shizune sembari memaksakan senyumannya. Sungguh ini sudah ketiga kalinya Ia mendengarkan nasihat yang sama dari orang yang sama juga.

Tiga hari setelah Hinata sadar dari pingsannya, entah mengapa Tsunade dan Shizune menjadi lebih protektif kepadanya. Mereka selalu menanyakan keadaan Hinata lima bahkan sampai sepuluh kali dalam sehari. Hinata pun diharuskan mencek kehamilannya setiap hari di rumah sakit. Makanan yang dikonsumsi Hinata pun juga selalu dipilah Tsunade dan Shizune. Mungkinkah karena dirinya tengah mengandung anak Sasuke makanya mereka lebih memperhatikan kesehatannya.

Flashback on

Mata bulan itu terbuka perlahan. Beberapa kali mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatannya. Hinata melihat sekelilingnya. Hanya ruangan putih yang Ia lihat. Tanpa bertanya Hinata bisa menebak jika dirinya berada di rumah sakit. Ia ingat jika sebelumnya sempat pingsan.

Pingsan!

Hinata lantas menegakkan tubuhnya. Rasa takut mulai menghampiri dirinya. Dalam hati Ia bertanya, siapa yang memeriksa kondisinya? Hinata harap jika orang itu adalah Tsunade. Tapi bagaimana jika orang lain? Orang itu pasti mengetahui kondisinya yang sebenarnya dan kemungkinan terburuknya dia langsung memberitahukan hal itu pada Ayahnya?

Pemikiran itu membuat Hinata semakin cemas. Keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya. Ayahnya, Hyuuga Hiashi pasti sangat marah padanya. Ia telah mempermalukan Ayahnya. Tidak hanya mencoreng nama Hiashi tapi juga klan Hyuuga. Hinata pun menangis sesegukan. Bagaimana hidupnya setelah ini? Apakah Ayahnya akan menyuruhnya untuk menggugurkan bayinya? Kemungkinan itu membuat Hinata kalut. Ia tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Lebih baik dirinya di usir dari klan Hyuuga daripada harus membunuh bayinya.

Kreekk

Suara decitan pintu itu mengalihkan perhatian Hinata. Mata bulannya menatap cemas pintu yang perlahan terbuka itu. Jantung Hinata berdetak sangat cepat. Ia menanti orang dibalik pintu itu dengan takut. Siapa? Hiashi kah? Hinata harap bukan. Dirinya masih belum siap menghadapi kemurkaan dan kekecewaan Ayahnya.

"Hinata, kau sudah sadar?" Bahu Hinata yang tadi menegang kini melemas. Ia menghela nafasnya lega. Hinata sangat bersyukur mengetahui orang itu bukanlah Ayahnya.

"Tsunade-sama." Hinata menatap Tsunade dengan mata berbinar. Saat Tsunade telah berada di sampingnya, Hinata pun memeluk tubuh wanita itu dengan erat.

"Hinata, kau kenapa?" Tanya Tsunade cemas. Pasalnya Hinata kini menangis dipelukannya.

"A-aku takut hiks..." lirih Hinata sesegukan. Melihat Hinata yang tampak rapuh seperti ini, membuat Tsunade ikut bersedih. Tsunade pun balas memeluk Hinata dan mengelus punggungnya dengan lembut. Niat awalnya yang ingin langsung menanyai kebenaran bayi Hinata setelah sadar dari pingsannya jadi diurungkan Tsunade. Lebih baik Ia menunggu Hinata sampai tenang dulu.

Setelah Hinata tenang, barulah Tsunade melaksanakan niatnya. Tsunade memegang kedua bahu Hinata. Mata madunya menatap Hinata dengan lembut, tak ingin membuat perempuan itu merasa terintimidasi.

"Hinata, bolehkah aku bertanya?" Tanya Tsunade yang langsung diangguki Hinata.

"Tentu saja boleh." Jawab Hinata yakin.

"Tapi berjanjilah kau harus menjawabnya dengan jujur." Raut Hinata kini berubah bingung. Sedangkan Tsunade masih mempertahankan rautnya tadi.

"Baiklah." Hinata tampak ragu. Ia tidak tahu apa pertanyaan yang akan Tsunade berikan. Tapi Hinata pun tidak bisa menolak permintaan Tsunade.

Tsunade kini memasang raut serius, menandakan jika pertanyaannya yang akan Ia lontarkan merupakan sesuatu yang penting. Hinata pun meneguk ludahnya susah payah. Ia jadi merasa sedikit takut akan pertanyaan Tsunade.

"Apakah bayi itu...milik Sasuke?" Deg! Jantung Hinata seakan berhenti berdetak. Pertanyaan itu ingin sekali Ia jawab dengan kebohongan. Hinata sama sekali tidak ingin ada satupun orang yang tahu jika bayi ini adalah anak Sasuke.

"I-itu..." Hinata meremas kedua tangannya dengan gelisah. Lidahnya terasa kelu hanya untuk mengatakan 'iya' apalagi 'tidak'. Ia sudah terlanjur berjanji untuk mengatakan yang sejujurnya pada Tsunade.

Melihat Hinata yang tampak kesulitan menjawab pertanyaannya, membuat Tsunade semakin yakin jika bayi itu benar milik Sasuke. Tapi Tsunade ingin mendengarnya langsung dari mulut Hinata. Ia ingin Hinata jujur padanya.

"I-iya." Jawab Hinata akhirnya. Berbohong pun sepertinya tidak ada gunanya. Jadi, Hinata lebih memilih menjawabnya dengan jujur.

Kepala Hinata menunduk sedih. Jika teman-teman nya mengetahui fakta ini, mereka pasti hanya menganggapnya lelucon belaka. Sasuke dan Hinata, dua orang yang paling tak mungkin bersama. Berbicara saja tidak pernah, apalagi sampai melakukan sesuatu yang membuat Hinata sampai mengandung anak Sasuke.

"Terima kasih." Hinata menegakkan kepalanya. Ia terkejut akan ucapan Tsunade dan elusan lembut di rambutnya.

"Aku senang kau mempercayaiku."

Flashback off

To be continued



Continue Reading

You'll Also Like

Fantasia By neela

Fanfiction

1.6M 5K 9
โš ๏ธ dirty and frontal words ๐Ÿ”ž Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
551K 33.7K 27
LAPAK BROTHERSHIP โœ”๏ธ NOT BOYS LOVE...โŒ SUDAH END TAPI TETEP VOTE + FOLLOW PROSES REVISI Kamu tahu obsessi? Ya apa saja bisa dilakukan bahkan bisa m...
54.9K 6.2K 53
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
48.1K 7.1K 18
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...