"shut ctar! " ....
Suara petir itu mengagetkan semua orang yang antusias melihat Mading dimana daftar 60 anak yang akan mengikuti seleksi elemen dan senjata tahap dua, "kalian semua! Tertiblah! Urutan saja satu persatu tidak usah saling desak desakan gini! "
Suara dingin, datar dan penuh penekanan, yang tiba-tiba datang entah darimana asalnya, membuat murid-murid yang ditempat kejadian terdiam, ditambah lagi dengan suara petir yang membuat mereka kaget bukan main, mereka serempak mencari-cari dimana asal suara mendadak itu.
Orang yang dicari saja sedang terbang, berdiri gagah diatas langit, bak pangeran.... eh- seketika juga beberapa pasang mata menangkap tubuhnya yang sangat jelas berdiri mengambang, wajahnya yang gantengnya ga ketulungan disertai wajah yang dingin. Sedingin sikapnya. Membuat kaum hawa ikut menyorakinya. Menyoraki dalam artian "cogan".
" Urutan saja! Cepat! " Titahnya.
Para murid-murid yang tadinya saling berdesak-desakkan mulai mengantri Dengan Hidmat.
''fiuh."
segera juga Hida turun dari terbangnya itu, mengantri diurutan paling belakang. Menunggu bagiannya dengan kesabaran. Dimana tadinya ditengah mendadak diurutan terakhirnya. "Puh..." desisnya.
Tapi tak mengapa, ada untungnya juga yakni menyembuhkan sendiri beberapa luka-lukanya yang lumayan tidak parah.
Langkah demi langkah, akhirnya Hida mendapatkan giliran untuk melihat daftar namanya, lebih tepatnya namanya dan nama Zacky dimading ajaib itu, mulai dari yang terakhir Hida cek, sambil berkomat-kamit mengucapkan "bukan, bukan ,bukan ,bukan........." hingga akhirnya dia merasa syok sendiri, tertegun pula. Namanya berada diurutan paling atas sendiri, tercetak jelas dengan spidol warna hitam.
Satu hal yang dia pikirkan, kenapa tidak dari atas aku mencarinya!
Hida yang sempat syok itu, menetralkan kekagetannya, mencari dimana tadi dia pernah melihat nama Zacky tadi, terlalu fokus pada namanya sendiri ia menduakan nama Zacky, oh kasian...
Dan alhasil Zacky berada diurutan ke sepuluh, lumayan. Pikirnya.
Setelah melihat namanya dan nama temannya itu Hida dengan senang hati kembali ke asramanya tanpa teleport, melainkan berjalan kaki.
✨✨✨
"Cklek " baru saja pintunya Hida buka, suara teriakan seseorang yang cerewetnya mirip anak perempuan menginterupsi Hida "untung temen".
"Wooy gimana hasilnya?! " Teriak Zacky seraya menarik turunkan alis hitam tebalnya.
Lagi lagi dan lagi terjadi lagi. Belum sempat Hida mengucapkan satu kata sudah terpotong oleh Teriakan Navy yang kadang menggelora, seperti saat ini " Woii gimana itu hasilnya da, memuaskankah , atau sebaliknya kah? Terus bagaimana dengan Zacky?"
"Kamvret" batinnya.
Hida pun menunggu kedatangan Rais sebelum Rais berteriak. " Mana Rais? " Tanyanya.
"Hidaaa, gimana hasilnya gimana! " Hm instingnya memang bekerja dengan benar. Sangat benar!!!
"Kalian pengen tau hasilnya?....(menjeda sejenak).... Zacky menduduki peringkat sepuluh."
Sorak sorakan diasrama nomor 120 menggema, Zacky pun merasa senang, "terus kamu sih? " Hida yang ditanya Zacky hanya menghendikkan bahunya tak peduli. Bukannya tak peduli, tapi memang sengaja tak mau memberitahu mereka.
" Wlahwlaha... gimana toh bocah ini, ditanya palah tak peduli, haish manusia es ituu muncul kembali! " Hida pun tak menghiraukan ucapan temannya itu, ia langsung bergegas ke kamar, seraya menyembuhkan lukanya sendiri.
Teruntuk, mereka bertiga, bahu Rais, Navy dan juga Zacky pun ikutan menghendik.
"Zak udah sana tidur! besok mau seleksi tahap dua..huh " Zacky yang mendengar ocehan Navy tersenyum kemudian masuk ke kamarnya, sedangkan Navy Dan Rais??? Bingung deh mau ngapain, emang kalo lagi GABUT itu suka aneh deh. Mereka berdua pun mengambil sesuatu di sakunya masing-masing. Benda yang berbentuk kotak panjang, gepeng pula, terpegang oleh kedua tangan manusia itu.
Rais yang membuka akun Instagramnya yang beberapa waktu lalu ia buat sudah mencapai seribu followers. Padahal baru sekali posting fotonya di taman Academy, Dengan gaya rambutnya yang mirip oppa oppa Korea, berwarna merah padam, lesung pipitnya yang terlihat jelas mirip Winwin Way V dah terliy Perfect dehpokoknya. Mulai melihat-lihat siapa yang mengikutinya. Rupanya - rupanya teman teman di academinya mengikutinya.
"Lumayan dah kita diberi handphone satu-satu kek gini, kan bisa ngilangin gabut. syukurlah " ucap Navy tertegun.Hah iya heeh bener lah, eh- kita bisa akses ke bumi ga yah, penasaran nih? " Ucap Rais tiba-tiba.
Navy terlihat berpikir sejenak " Bumi? Hm menurutku sih gak kali ya! Soalnya jaringan klan ini kan beda jauh sama klan bumi, emng kenapa?"
"Eh tidak apa apa ko weeeee" ucap Rais diimbangi senyumanya, diikuti juga tatapan curiga Navy " mencurigakan! " Gumamnya.
"Au ah, main game aja sih!" Rais berjalan ke kamarnya sambil menyalakan aplikasi game yang saat ini trending yaitu Mobile Legend.
Navy yang melihatnya pun tidak memikirkannya lagi, melanjutkan kegiatannya yakni???? Yakni??? Mendownload drama yang bertema sekolah maupun yang sedang trending. Memang kreatifitas- kreatifitas seni juga berkembang diberbagai klan, tak terkecuali klan wind, dan juga klan bumi.
Namun yang saat ini, kadang Navy pikirkan, "kenapa ekstrakurikuler film, seperti itu tidak diadakan di Academy nya?"
Enyahlah? Hanya pihak Academy yang tahu jawabannya.
✨✨✨
Bumi berada...
Malam menghiasi langit-langit yang bergemintang cahaya kecil-kecil itu.
Riuh lalu lintas yang padat sudah tak bersua lagi.
Lisa yang sudah lama tak melatih elemennya bersama kakaknya ia mencoba tuk berlatih kembali. Apalagi jika dia benar-benar lupa tekniknya. Bisa gawat! You understand!!!
Malam yang cerah itu Lisa sempatkan tuk berada dibelakang rumahnya. " Hasyaaaaa... " Teriak Lisa mengeluarkan elemen esnya.
Hingga api yang sella buat padam seketika. "Lisa sekarang kau benar-benar harus berlatih elemen. Energimu mulai lemah jika kau benar-benar tak melatihnya" Lisa yang dijelaskan hal tersebut juga paham. Dia benar-benar butuh pelatihan kembali.
Sudah cukup lama Lisa tak melatih teknik pertarungannya, sebagian dari tekniknya sulit digunakan kembali, mungkinkah itu efek mereka tinggal di bumi, sudah disibukkan dengan urusan tugas menugas, aliansi sekolah.
Syut...
"Kakak, aku capekkk," setelah mengucapkan itu Lisa langsung geleng-geleng kepala, ia harus berlatih keras. Tekad kuat. Hasilnya pun harus kuat!
Lisa mengangkat tangan dan menggerak-gerakkan perlahan, mencoba membentuk sebuah kupu-kupu salju, perlahan-lahan, helai salju turun.
Lisa memfokuskan tangannya, salju yang barusan turun berubah menjadi kupu-kupu, terbang dengan sendirinya, bak diberi nyawa.
Sella cukup tersenyum melihat adik ponakannya, dari sangat kecil, kecil hingga remaja kini Lisa tetap sama, berlatih sekaligus bermain-main, menciptakan sebuah imajinasi yang unik. Termasuk hujan kupu-kupu yang kini melanda belakang rumahnya.
"Hm, berlatihlah yang benar!!!!" Teriak Sela. Lisa hanya meringis melihatnya. Kakaknya pasti tahu betul sifatnya.
"Huh, yang benar saja. Semangatttttttttt" teriak Lisa sendiri.
Ia pun mulai melatih elemen esnya lagi-lagi dan lagi, menyerang lawan yang dibuat oleh sella, membuat pedang dari elemennya sendiri. Memang sedari dulu, Lisa belum menemukan pedang legendaris yang cocok dengannya, makannya ia selalu membuat sendiri dari elemennya, trik terjitu dari old book.
Craak, treng, ha'ciyaaaaa, huh hiya...
Gerakan lincah Perlahan-lahan mulai terbentuk, seperti menari saja diatas tanah. Berputar, menghindari serangan lawan, terbang keatas, turun lagi, mengayunkan tubuh kekanan kekiri, melentingkan tubuh, hingga berpindah posisi dari satu tempat ketempat lain.
Keringat piluh membasahi wajahnya bahkan sekujur tubuhnya, latihan hari pertama, selesai, yang pastinya akan dilanjutkan esok hari.
Tak hanya sekolah dipagi hari, dimalam hari, sudah dijadwalkan oleh sella, melatih elemen, maupun senjata.
"Latihan selesai, yuk tidur! Jangan lupa mandi, tuh keringat mu banyak banget" ujar sella, Lisa mengangguki. Sedangkan sela? Sudah masuk kedalam terlebih dahulu.
Ia masih tetap ingin berada dibelakang halaman rumahnya itu, pekarangan tumbuhan mahoni berjajar rapih, ingin ia sulap saja menjadi taman, dalam sekejap...
Pagar tanaman, merambat menyusun diri menjadi pagar yang menutupi halaman rumahnya, ia modifikasi langit-langit dengan perisai kaca tembus pandang, tumbuhan-tumbuhan bercahaya Lisa ciptakan mengisi setiap dinding pagar, tak lupa juga membentuk sebuah kolam renang untuk menghiasi permukaan yang sebelumnya berupa tanah.
"Fiuh.. capek sekali" Lisa pun masuk ke dalam rumah, bersiap untuk mandi dan tidur. Ia benar-benar mengantuk.
✨✨✨
Sudah diputuskan setelah Lisa selesai mandi ia tak ingin tidur dikamarnya, namun berjalan kebelakang rumahnya, lumayan kakaknya sudah tidur dari tadi, jadi dia tak tahu apa yang Lisa lakukan.
Taman yang tadi Lisa buat lenggang, tak bersuara, cukup pekikan pekikan hewan malam, seperti jangkrik DNA kawan-kawannya.
Dengan perlahan, Lisa menyusun Ayunan Dari sulur-sulur tumbuhan, ia mulai menidurkan tubuhnya di ayunan, yang barusan Lisa buat.
Memandang bulan purnama yang tengah menghiasi langit, menembus dinding kaca yang Lisa buat, itu meneduhkan.
Perlahan matanya terpejam, seraya mengucapkan nama kakaknya yang amat ia rindukan.
"Kak Rais...... "
✨✨✨
" Perasaan Rindu itu ada, melekat satu sama lain, meski mereka saling berjauhan atau bahkan saling tak mengenali. Namun yang jelas itu ada. Aku yakin kalian pernah mengalaminya, entah untuk seorang saudara, teman atau lebih "
✨✨✨
Hay, am comeback stage again.
Eh, ya Ela ngomong apa! Ga jelas.
Efek nya KPop nih.
Gimana yg lg ngejalanin ibadah puasa?
Semoga lancar yuhuu!
Jan lupa vote&komen this story. Gapapa buat hiburan kalean. Para pembaca setia.
Tetep semangat jalanin hari-harinya!
Stay at home! Puasanya jgn sampe batal^^
Salam Author