Love Syndrome

By iciarik

4.3K 1.5K 144

UNTUK DI BACA BUKAN DI TULIS ULANG! Beberapa chapter di privat, follow untuk membaca seluruh chapter 🀍 Sudah... More

1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

5

134 53 6
By iciarik

Welcome guyss

Jangan lupa vote xixiixix

ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ
ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ
ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ
ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Ergha bersandar di mobilnya, sambil menunggu Melody yang masih berpamitan pada Safira-ibu Ergha. Ergha memejamkan matanya sejenak.  Jujur saja, dia sangat kesal hari ini akibat kejadian semalam. Setiap ia memejamkan matanya, bayang-bayang kejadian itu terus melintas di matanya.

"Jangan kak, jangan!"

"Maafkan kakak Gha"

"Kak Megha!"

Ergha membuka matanya. Napasnya memburu, mengingat kejadian itu hanya akan membuat mood Ergha rusak hari ini.

"Ayo Gha!" Ajak Melody yang entah sejak datang.

"Lain kali lo lama, gue tinggal,"ucap Ergha dingin, lalu masuk ke dalam mobil.

Melody mengerenyitkan dahinya bingung. Biasanya Ergha tidak pernah protes jika dia berlama-lama bersama Safira. Malah Ergha biasanya senang, lalu kenapa Ergha mendadak menjadi seperti cewek yang sedang PMS?

Melody menghela napasnya lalu masuk ke dalam mobil. Daripada Ergha kembali marah dan berakhir meninggalkannya. Kan repot.

Setelah Melody masuk ke dalam mobil. Ergha langsung memacu mobilnya dengan cepat, membuat Melody meremas roknya kuat kuat. Melody tidak berani protes karena dia tau, suasana Ergha sedang tidak baik, bisa-bisa Ergha menurunkannya di tengah jalan.

Melody bernapas lega setelah mobil sport Ergha memasuki area parkiran. Melody melirik Ersya yang menunggu di tempat dimana Ergha biasanya memarkirkan mobilnya bersama dua sahabatnya, Zeta dan Zoya.

"Semoga aja Ersya engga ngedeketin Ergha saat ini, suasana hatinya sedang buruk,"batin Melody.

Setelah mobil terparkir, Ergha keluar dari mobil dan Melody menyusulnya.

"Pagi, calon pacar," Sapa Ersya merangkul lengan Ergha.

Melody sudah khawatir setengah mati akibat tindakan Ersya. Apalagi melihat raut wajah Ergha yang lebih datar dari sebelumnya.

"Sya, Ergha lagi nggak baik." Melody berusaha memperingati.

"Iya, soalnya kangen sama gue." Ersya berucap sedikit sinis.

Melody tau, kalau Ersya memang tidak menyukainya akibat Ergha yang lebih peduli padanya ketimbang Ersya.

"Lepas!" Ergha masih berusaha mengontrol emosinya.

"Ehh, Gha dia itu udah nungguin lo dari tadi. Hargain kek," cetus Zeta jengkel.

"Udahlah Ta. Dia mana bisa ngehargain perjuangannya Ersya," sindir Zoya ikut-ikutan.

"Ehh, ini kok jadi saling nyindir calon pacar gue sih?" Ersya menatap Ergha, wajahnya memang terlihat lebih menyeramkan daripada biasanya. Tapi Ersya tidak peduli. Ergha tetap paling tampan di mata Ersya hehehe.

"Gue bilang lepas, anjing! " Ergha emosi, dan mendorong Ersya. Hingga Ersya jatuh tersungkur di parkiran.

Baik Melody, Zeta dan Zoya terkejut dengan tindakan Ergha yang bisa di bilang keterlaluan.

Ersya mengusap lututnya yang mengeluarkan darah. Tangannya langsung bergetar hebat.

"Lo jadi cowok kasar banget, anjing!" Zeta mendorong Ergha emosi, sementara Ergha hanya tersenyum tipis.

"Gue udah bilang, semakin lo deketin gue semakin gue ilfeel sama lo. Sebaiknya lo enggak usah terlalu ngerendahin harga diri lo di depan gue."

Dada Ersya langsung terasa sesak mendengar ucapan Ergha. Saat ini dia butuh seseorang untuk menghilangkan ketakutannya, tapi Ergha membuatnya semakin sesak.

Ersya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bayangan kecelakaan yang membuatnya kehilangan kedua orang tuanya langsung terputar di kepalanya.

"Nggak usah drama,"sinis Ergha.

Zeta dan Zoya langsung mendekati Ersya, apakah Ergha itu buta?! Sudah jelas jelas tubuh Ersya bergetar hebat. Tapi dia masih mengucapkan kalau ini cuma drama? Sumpah Ergha itu minta dibacok!

"Lo gapapa Sya?" Tanya Zeta berusaha menenangkan Ersya.

"Bawa Ersya ke UKS, Ergha!"Perintah Melody emosi. Dia tidak suka cara Ergha memperlakukan Ersya. itu sangat kurang ajar.

"Kakinya masih berfungsi, kan." Setelah mengatakan hal itu. Ergha langsung pergi begitu saja tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Kita bawa Ersya ke UKS sekarang!" Saran Melody.

"Ayo, Sya." Zeta berusaha membantu Ersya berdiri. tapi tetap saja Ersya masih menangis sambil menutup wajahnya.

Semua siswa menyaksikan kejadian ini, tapi tidak ada satupun yang berniat membantunya.

"Syasya!" Tiba -tiba Keano datang dengan raut wajah panik. Saat temannya mengatakan kalau Ergha mendorong Ersya sampai lututnya berdarah Keano langsung emosi, rasanya dia ingin menghabisi Ergha saat itu juga. Tapi, Keano tau kalau Ersya lebih membutuhkannya saat ini.

Tanpa menunggu lagi. Keano langsung menggendong Ersya ala bridal style membawanya ke UKS.

Setelah sampai di UKS, Keano langsung membaringkan Ersya.

Mengambil kotak P3K, Keano lantas membersihkan luka Ersya dengan telaten, dan hati-hati. Sementara Ersya masih saja mengeluarkan air mata dan menatap langit langit UKS. Hatinya sakit karena Ergha meninggalkannya begitu saja setelah membuatnya terluka, Ersya tau kalau Ergha itu sedikit kasar tapi yang Ergha lakukan tadi keterlaluan bukan?

Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkan perlakuan seperti itu. Ersya sama sekali tidak membenci Ergha.

Melody yang sejak tadi menyaksikan kejadian itu berpikir kalau pesan yang kemarin Keano kirimkan padanya hanya candaan belaka. Karena Melody melihat dengan sangat jelas, kalau Keano sangat menyayangi Ersya.

"Makasih Keano."

"Gue masih ada urusan sama Ergha."

Ersya langsung menahan tangan Keano, saat dia berniat untuk beranjak dari duduknya.

"Udah Ken. Nggak usah," mohon Ersya.

"Sya! Dia itu udah keterlaluan sama lo, kok lo masih belain dia? Otak lo taruh dimana sih?!" Kesal Keano emosi. Ersya benar-benar di buat gila oleh Ergha.

"Gue mohon Ken. Gue yakin suasana hati Ergha lagi enggak baik, makanya dia gitu sama gue." Ersya berusaha membujuk Keano.

"Tapi itu, enggak bisa jadi alasan buat dia kasar sama lo, Sya."Keano memelankan suaranya.

"Ersya benar, suasana hati Ergha sedang buruk."Kali ini Melody yang berbicara, Keano menatapnya sinis.

"Lo enggak usah ngebelain sahabat lo. Dilihat dari sudut manapun dia tetap salah!"Jawab Keano sinis.

Ersya memijat pelipisnya. Apakah ini langkah awal Keano untuk pdkt dengan Melody?

"Aku bakal bicara sama dia, dan aku minta maaf atas nama dia." Melody tersenyum lalu keluar dari UKS, dia harus berbicara pada Ergha. Harus!

Ersya memegang tangan Keano, dan menatapnya dengan puppy eyes nya ."Keano jangan marah dong, ntar Syasya jadi takut."

Keano menghela napasnya. Ersya selalu punya cara untuk menghilangkan emosinya. Atau memang, Keano yang tidak bisa marah dengan Ersya, entahlah.

"Oke, gue mau ke kelas aja, dasar bucin kuadrat!" Zeta melengos keluar dari perpustakaan dengan perasaan sedikit kesal. Kesal karena temannya itu terlalu bodoh karena cintanya itu.

"Sya, gue juga mau ke kelas ya."

Setelah mendapatkan anggukan dari Ersya, Zoya langsung menyusul Zeta yang sudah berjalan di depannya. Menyisakan Ersya, dan Keano saja di dalam ruangan UKS.

"Lo yakin? Gue enggak perlu mukul si jelangkung?"

Ersya berdecak."Enggak perlu, Keano. Daripada lo mukul orang, mendintan lo disini aja temenin gue."

Keano tersenyum, kemudian mengelus rambut Ersya."Ide bagus."

・۝・✩☯•☯✿✩・۝・✩☯•☯✿✩・۝・✩☯•☯✿✩

"ERGHA ALLVARES!"Panggil Melody menghampiri Ergha di kelasnya. Bukan hanya Ergha, semua teman sekelasnya menoleh ke arah Melody.

"Aku mau bicara sama kamu!" Ucapnya setelah sampai di hadapan Ergha.

"Wihhh, ada apa nih? Tumben mba Ody kesel."Tanya Doni kepo.

"Aku enggak bicara sama kamu ya!"

Doni mengelus dadanya."Yang bikin masalah Ergha, gue yang di gas'in..sabar ya, Don,"ucapnya pada dirinya sendiri.

"Ikut aku!" Melody menarik tangan Ergha keluar kelas.  Ergha hanya mengikutinya begitupun Doni.

"Kamu harus minta maaf sama, Ersya!"

"Harus?" Ergha menaikkan sebelah alisnya.

"Ya harus lah!"Jawab Melody, dan Doni bersamaan.

Doni juga tau tentang berita Ergha yang mendorong Ersya di parkiran, lalu meninggalkannya begitu saja. Sungguh, Ergha lebih sadis dari dugaannya.

"Bacot lo." Ergha menatap Doni sinis

"Yaelah, gue masih punya rasa kemanusiaan. Jadi gue ikut belain Melody hehehe,"jawab Doni cengengesan.

Ergha memutar bola mata malas. Kenapa semuanya membela Ersya? Apakah yang tadi dia lakukan itu salah?

"Hmm."

Melody berdecak kesal."Pokoknya harus minta maaf!"kekeuh Melody.

"Kalau enggak?"

"Aku enggak mau lagi ketemu sama kamu!"

"Yaudah."

Melody mengangkat kedua tangannya, seolah olah ingin menggaruk wajah Ergha saat ini juga.

"Sabar Mel, dia emang agak gestrek otaknya,"ucap Doni menasehati.

"Pokoknya minta maaf!"

"Ada apa ini? Kenapa kalian ada di luar kelas?"Tanya pak Mail yang tiba-tiba datang dengan wajah garangnya.

"Ehh, saya cuma mau minjem buku pak,"alibi Melody ."Yasudah, saya pergi dulu pak." Melody tersenyum kemudian berbalik berjalan menuju kelasnya.

"Cepat masuk kalian,"perintah Pak Mail.

Ergha, dan Doni segera berjalan masuk ke dalam kelas di susul oleh Pak Mail.

"Selamat pagi anak anak,"ucap Pak mail.

"Pagi Pak,"jawab para murid kelas IPA 1 kompak.

"Buka halaman 210, kita lanjutkan pelajaran kemarin."

"Baik pak."

Para siswa langsung membuka buku paketnya, ementara pak Mail menjelaskan materi di depan. Sebenarnya hanya beberapa siswa yang mendengarkan penjelasan Pak Mail. Kebanyakan siswa memilih untuk diam diam membaca novel, mendengarkan musik, bermain game di bawah meja, dan lain sebagainya.

Bahkan Ergha yang biasanya sangat memperhatikan materi, kini hanya diam tanpa berniat menulis dan memperhatikan di sekitarnya.

"Udah, minta maaf aje gengsinya selangit,"bisik Doni.

"Bacot."

"Melody benar, dan lo emang salah."Setelah berkata seperti itu, Doni melanjutkan aktivitasnya lagi, bermain game.

2 jam telah berlalu, para siswa menarik napas lega ketika bel tanda istirahat berbunyi. Setelah pak Mail membereskan bukunya dan keluar dari kelas, semua siswa pun bersorak gembira dan keluar dari kelas menuju kantin.

Ergha beranjak dari kursinya, berjalan keluar kelas. Sementara Doni? Dia sudah paling pertama berlari menuju kantin, jika soal makan maka Doni nomor satu.

Susana kantin yang ramai membuat Ergha malas masuk ke are itu. Tapi perutnya sedari tadi berteriak meminta makanan. Ah, menyebalkan.

Ersya awalnya asik menikmati somay miliknya. Langsung bangkit dari kursinya, ketika matanya menangkap sosok Ergha duduk sendirian di salah satu meja.

"Gue nyamperin bebeb gue dulu, yak." Ersya menyeruput es teh milik Keano hingga tersisa setengah.

Keano menarik tangan Ersya, memaksanya untuk duduk kembali."Duduk, buka mulut lo." Ersya membuka mulutnya, Keano menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulut gadis di sebelahnya.

"Ihh, aku pengen kesana,"rengek Ersya masih mengunyah nasi goreng.

"Nih, keselek lo, ntar." Keano menyodorkan es teh miliknya. Ersya cengar-cengir lalu menyeruputnya hingga habis.

"Sana pergi,"usir Keano.

Ersya mengerucutkan bibirnya.

"Di tolak juga butuh tenaga,"ejek Keano.

Artha, Argha, Zoya, dan Zeta seperti tidak di anggap disini. Dunia terasa milik berdua.

"Anjir, nasib jomblo. Lihat ginian mulu." Artha mulai mendramatis.

"Dahlah, gue mau nyamperin doi. Kasihan sendirian." Sebelum pergi, Ersya mengeluarkan sebuah kaca kecil yang selalu tersimpan di saku roknya. Merapikan rambutnya yang berantakan."Cantik gini, kalau di tolak 'kan aneh."

Ersya menganyunkan kakinya dengan semangat membara.

"Ergha sayang." Ersya duduk di depan Ergha, memangku wajahnya, menatap Ergha.

"Tumben ke kantin, biasanya juga di perpustakaan."

Ergha tidak merespon, seolah-olah Ersya tidak ada di depannya. Ersya mengarahkan pandangannya ke meja Keano, disana Zeta dan Artha mentertawakannya. Bahagia sekali di atas penderitaannya.

Tidak apa, Ersya akan berusaha lebih keras.

"Pasti pengen liat aku, ya? Enggak mau minta maaf gitu? 'Kan aku terluka gara-gara kamu."

Masih belum ada respon.

"Yaelah, Gha. Bibir aku nyerocos daritadi kamu enggak nyahut. Lagi puasa bicara, ya? Atau lagi mikirin kenapa aku cantik banget?" Goda Ersya. Menggoda Ergha memang semenyenangkan itu.

Ergha mendongkak menatapnya. Buatlah Ergha sekesal mungkin jika kalian ingin dia menatap ke arah kalian. Tips nih.

"Berisik."

Ersya tersenyum lebar, menampilkan gigi putihnya yang rapih."Kalau enggak berisik, bukan Ersya namanya. Oh, ya. Tumben ke kantin, Gha."

"Punya lo kantin ini?"

Gadis itu menggeleng."Eh, Gha. Es krim di seberang sekolah enak loh. Mau beli, enggak?" Kode keras, semoga yang di kode'in peka.

"Diem atau lo gue siram,"ancamnya mulai memperlihatkan raut marah.

Ersya tidak takut, mana berani Ergha melakukan itu.

"Gha, pacaran yuk?"

"Ayo dong, aku cantik, kamu ganteng. Nanti anak kita jadi serbuk berlian."

"Nama kita aja sama. Ersya, Ergha. Itu tandanya jo-

Byurrr..

Ersya mengerjapkan matanya, keheningan menyelimuti kantin. Semua mata tertuju padanya, melihat bagaimana Ergha menyiramkan jus mangga miliknya ke wajah Ersya.

Ersya lupa, Ergha tidak pernah bermain-main kalau soal mengancam.

Ergha bangkit dari kursinya, meminta maaf saja tidak. Jangan harapkan itu, karena nyatanya pria kejam itu mulai berjalan meninggalkan kantin.

Ersya mengepalkan tangannya, bangkit dari kursinya, mengambil jus jeruk milik seseorang, dan menyiram punggung Ergha.

Balas dendam.

Itu berhasil membuat langkah Ergha terhenti, dia berbalik. Menatap Ersya tajam.

"Dasar manusia kaku! Lo pikir cowok cuma lo doang? Muka cantik gue, lo siram pake jus, yang lo lakuin ke gue itu jahat!" Pekik Ersya lantang.

Percayalah, semua warga negara kantin menatap Ersya tidak percaya. Baru kali ini, Ersya berani berbicara seperti itu pada Ergha.

"Anjir, mbak Ersya keren," puji Artha.

"Dia emang keren," gumam Keano.

"Inget ya! Gue enggak akan suka sama Lo lagi. Awas aja lo mohon-mohon sama gue!"

Ergha memutar bola matanya malas."Itu lebih baik." Setelah itu Ergha berjalan meninggalkan kantin.

"Gue benci lo, ishh!!"

Keano dkk menghampiri Ersya.

"Hebat banget lo, Sya." Keano merangkul Ersya.

"Lo yakin sama kata-kata lo?" Tanya Zeta ragu. Tidak mungkin gadis bucin ini berhenti semudah itu, apalagi hanya karena jus mangga.

"Iya, gue enggak akan ngejar dia lagi, enggak akan!" Tekannya dengan wajah yang sangat serius.



Beberapa jam kemudian....

"Hai, calon pacar." Ersya melingkarkan tangannya di lengan Ergha.

Zeta dan Zoya saling menatap. Ini belum 24 jam, tapi Ersya sudah berubah pikiran. Sudah Zeta duga, sahabatnya ini tidak akan menyerah hanya karena hal sepele.

"Lo lupa kata-kata lo?" Sindir Ergha, tatapannya lurus kedepan.

"Aku bilang apa? kok aku enggak inget? Ah, ya! Yang aku nembak kamu itu 'kan?"

Jangan mudah percaya dengan ucapan Ersya. Terkadang jika sedang marah dia memang suka mengeluarkan kata-kata tanpa berpikir.

Yakali cintanya harus berakhir, hanya karena perkara jus mangga. Kan enggak aesthetic.

Ergha menepis tangan Ersya yang masih setia memeluk lengannya."Gila." Ergha membuka pintu mobilnya, memutuskan untuk menunggu Melody di dalam mobil. Jika di luar, Ersya akan terus menganggunya.

"Iya, tergila-gila sama, kamu."

Zeta tidak tahan lagi. Gadis itu langsung menarik tangan Ersya secara paksa. Membawanya menjauh dari pengaruh Ergha.

"Lo harus di bawa ke dokter. Lo bener- bener gila."Zeta menyeret Ersya.

Zoya yang melihatnya hanya bisa tertawa."Ersya, Ersya. Ada-ada aja."

・۝・✩☯•☯✿✩・۝・✩☯•☯✿✩・۝・✩☯•☯✿✩

Ergha

Ersya


Keano


Melody

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 627 6
❝ Chisaki Kai menyelamatkannya dari kehidupan lamanya yang memuakkan. Harus dengan apa (Name) membalasnya? Apakah sepadan, jika dibalas dengan.. peng...
864 140 20
πŸ’œLavenderWriters Project Season 09 #Kelompok01 "Lo tahu ladang dandelion? Kira-kira seluas itulah harapan yang gue punya untuk milikin lo." - Alder...
ATLAS (End) By Nada

Teen Fiction

9M 632K 73
☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan ti...
9.7K 91 5
Hay gua disini cuma mau kasih saran cerita teenfiction yg keren banget dan yang pasti udah completed, sebelumnya gua minta maaf kalo ada penulisan ju...