Hallo guys, author kalik lagi, yang kangen sama author mana? Komen, wkwkkwkwk
Yang demen sama Rayhan mana?
Angkat kaki kalian bersama dan jeritkan nama Rayhan dalam hati, semoga besok ketemu sama gebetannya masing-masing dan ngajak kalian ngedate! Asik kalo kayak gitu seneng gak tu? Kalo author mah ngefly guys, btw punya gebetan banyak tapi masih aja jadi jomblo, apa jangan-jangan jodoh author sama orang Korea? What demi neptunus upin-ipin naik SD author loncat dari gedung lantai 15, ah gak ah mau lanjutin chapter ini, mau loncat dari ranjangan kamar aje!
BACOT bat si author!
Okay jangan lupa klik bintang yah!
.
.
.
Tatapan matanya kosong seakan-akan ia merasa kehilangan sesuatu, kini Rayhan sudah berada di rumahnya yang tengah duduk dibalkon kamarnya ia masih setia memikirkan Lesya.
"Lo dimana? Jangan buat gue khawatir lagi, gue udah inget semuanya Les." gumamnya yang terlihat mendengus geram karena ia baru saja sembuh dari penyakitnya namun orang yang disayangi pergi entah kemana.
Ting
Ponselnya menampilkan chat grup dengan sahabatnya, ia membuka grup dan mulai mengetikkan pesan.
Coganzzz
Revannn: guys gimana pasal Lesya? Kita kerumahnya Lesya aja gimana?
Aldino: yaudah hayo
Bryan: tumben ide lo bagus @Revannn
Revannn: iya dong lo nya aja yang terlalu tolol
Bryan: persetan
Rayhan123: ribut lo pada, otw
Aldino:^2
Bryan: orang ganteng harus sabar
Read
Bryan: anj** lo pada, cuman read doang
Rayhan terkekeh pelan saat membaca satu persatu pesan dari sahabatnya, ia mengambil sweater di nakas meja dan dipakikan ke tubuhnya yang hanya memakai kaos tipis, ia menuruni anak tangga dan menghampiri seorang wanita paruh-baya yang kini menatapnya cemas
"Mau kemana, Han?" tanya Indah dengan lembut.
"Rayhan mau cari Lesya Ma." jawab Rayhan.
"Kamu baru aja sembuh Han, Mama takut terjadi yang gak-gak sama kamu, Han." ujar Indah yang menatap anaknya dengan sayu.
"Mama jangan khawatir sama Rayhan yah, yaudah Rayhan pamit." ujar Rayhan yang menyalami dan mencium tangan aibunya lalu berlalu dan menutup pintunya.
Rayhan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, tatapannya fokus ke depan dengan cekatan ia berhasil menyalip mobil dan tak butuh waktu lama ia sampai didepan rumah Lesya yang kini dihuni oleh Gina dan Via. Ia parkirkan motornya di depan rumah
Tok.... Tok.... Tok
Rayhan mengetuk pintu dan menunggu penunggu rumah untuk membukakannya tak butuh lama pintunya terbuka lebar.
"Rayhan," ujar Via yang mlongo.
"Yah, kenapa?" tanya Rayhan.
"Yaudah masuk dulu gih," ujar Via yang mempersilahkan Rayhan untuk masuk ke rumah.
"Gina ada Rayhan!" teriak Via.
Gina datang dan duduk disamping Via, mereka berdua menatap heran ke Rayhan.
"Maaf kita belum bisa nengok lo waktu kecelakaan." ujar Gina.
"Santai," ujar Rayhan.
"Kita sibuk cari Lesya," ucap Via.
"Gue udah inget semuanya." sahut Rayhan.
"Artinya lo inget Lesya itu siapa?" tanya Via.
"Gue inget, makanya gue dateng kesini buat cari dia." lirih Rayhan.
"Assalamu'alaikum!" teriak seseorang yang baru saja datang dan asik berjalan menghampiri Rayhan, Gina dan Via yang tengah mengobrol di ruang tamu.
"Gercep banget lo, Han?" tanya Revan.
"Lo pada kek cewek, lama." sahut Rayhan.
"Hmmm... sesuka lo deh." ujar Revan yang mengalah.
"Kita fokus ke Lesya," ujar Bryan.
"Terakhir lo liat Lesya dimana?" tanya Revan kepada Via.
"Waktu pensi sekolah, terus dia sempet ngobrol sama kita dia meluk kita terus ngucapin perminta maafan," ujar Via yang mengingat kejadian malam waktu di pensi sekolahnya.
"Terus?" tanya Revan yang fokus tatapannya pada Via.
"Yah, terus dia gak kelihatan lagi." ujar Via.
"Menurut gue mah itu kayak pertanda, bener gak sih? Kata lo kan Lesya kayak minta maaf gitu sama lo semua, lah kan terus dia hilang. Sok misteri banget kan?" ujar Gilang yang menimbrung baru saja datang entah darimana dia masuk ke rumah Lesya.
"Bener juga kata lo, pasti ini kayak direncanain gitu, gue juga ngerasa janggal gitu." sahut Bryan.
"Gue pengen jujur sama lo semua, tapi masalahnya gue udah janji sama Lesya," perhatian mereka kini tertuju pada Gina yang baru saja berkata.
"Kenapa? Jujur aja Gin!" suruh Gilang.
"Gue jahat sama Lesya hiks... hiks...." mereka menatap Gina dengan bingung karena tiba-tiba Gina manangis.
"Kenapa Gin, gue sama sekali gak ngerti." sahut Via yang menatap Gina yang kini matanya sembab karena air mata.
"Lesya kenapa Gin? Please lo kasih tau gue, ini nyawa Lesya Gin, gue gak mau kehilangan dia." ujar Rayhan.
"Lesya ada di markas geng Alaskar." ucap Gina yang bergetar hebat ia teringat begitu sadisnya Angkasa menyiksa Lesya.
"Bajingan!" teriak Rayhan dengan suara oktafnya.
Rayhan bangkit dan segera keluar dari rumah dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, ia tak menghiraukan teriakan dari pengguna jalan lainnya. Sahabatnya kini berada di belakangnya dengan Fina yang berboncengan dengan Aldino dan Via dengan Revan, Gilang dan Bryan menaiki motor.
Rayhan menghampiri Angkasa yang kini tengah bercanda ria dan tertawa dengan gengnya dan langsung memukul.
Bugh...
Akibat pukulan dari Rayhan membuat bibir sebelah kanan Angkasa memar dan berdarah.
"Bajingan!" tukas Rayhan yang menatap manik Angkasa dengan sinis dan tajam yang siap menerkam Angkasa hidup-hidup.
"Wow maksudnya apa nih? Dateng-dateng langsung main pukul?" tanya Angkasa dengan nada tenangnya.
"Jangan sok bego lo anjing, lo sembunyiin Lesya dimana?" tanya Rayhan yang masih mengepalkan tangannya.
"Oh cewek lo? Gue gak tau." jawab Angkasa dengan acuh.
"Gue denger dari mulut Gina sendiri, kalo Lesya ada sama lo dan geng anjing lo itu!" sarkas Rayhan yang mendorong dada Angkasa sampai hampir terjungkal.
Aldino dkk hanya diam menyaksikan Rayhan dan Angkasa berkelahi dan beradu mulut.
"Jaga omongan lo boy, kita manusia bukan anjing." ujar Angkasa yang berusaha memperalihkan pembicaraan Rayhan.
"Lo manusia tapi pantas disebut anjing." desis Rayhan.
"Jawab. Lesya ada sama lo?" tanya Rayhan.
"Lesya udah meninggal." jawab Angkasa.
Hati Rayhan sakit saat mendengar ucapan Angkasa, ia mengepalkan tangannya dan memukul perut Angkasa dengan membabi buta, tidak ada perlawanan dari Angkasa membuat Rayhan nyaman untuk membogem mentah Angkasa.
"Puasin lo mukul gue dan itu gak bisa bikin cewek lo itu bangun lagi." ujar Angkasa dengan suara terbata-bata karena pukulan yang dilayangkan oleh Rayhan.
"Gue cuman tanya dimana Lesya?" tanya Rayhan dengan nada tingginya.
"Lesya mati." jawab Angkasa.
Gina menangis karena ia terus teringat ekspresi Lesya waktu merelakan dirinya sendiri demi menyelamatkan Gina, sahabatnya.
"Cewek lo mati, gue yang bunuh. Hahaha..."
Bugh...
Bugh...
Plak...
Kriet...
Rayhan seperti kerasukan setan ketika memukul dan menampar Angkasa dengan bringas dan membabi buta membuat Aldino dkk hanya diam terus menyaksikan, sedangkan geng Alaska hanya diam terus menonton ketuanya babak balur oleh Rayhan.
"Bajingan!" tukas Rayhan.
"Hahaha... bebas lo pukuli gue, inget cewek lo udah mati ditangan gue." sahut Angkasa yang tersenyum puas karena sudah membuat hidup gadis itu hancur.
"Cewek lo gantiin posisi Gina." jujur Angkasa.
"Lo tau? Gue udah puas buat dia tersiksa." umpat Angkasa yang tersenyum bak seorang psikopat.
"Lo tau surat yang di loker lo? Itu dari Lesya, lo pikir-pikir, ngertikan?" lanjut Angkasa.
"Dia sempat ke pensi, itu terakhirnya Lesya ketemu sama lo semua, dan setelah itu dia lenyap." ujar Angkasa yang tersenyum sinis, "Dan yah dia punya penyakit Kanker Stadium Akhir, hahaha..." lanjut Angkasa yang tertawa.
Bugh...
Sekali lagi Rayhan memukul wajah Angkasa. Tetapi Aldino menarik Rayhan untuk tenang terlebih dahulu, sungguh Rayhan membenci laki-laki itu yang sudah melenyapkan seseorang yang disayangi, tubuhnya terjatuh ke tanah dan menangis sejadi-jadinya. Aldino dkk hanya bisa menatap Rayhan dengan iba, mereka baru melihat Rayhan seperti ini menangis karena kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupnya
"Arghhh!" teriak Rayhan.
Sedangkan Angkasa menatap Rayhan dkk dengan senyum kemenangan karena ia berhasil membuat mereka hancur.
"Gin, kenapa lo gak jujur dari awal?" tanya Via yang mata indahnya kini berlinang air mata.
"Gue udah janji sama Lesya Vi, untuk gak bocorin ini." seru Gina.
Angkasa mendekati Rayhan yang tengah menangis, ia menuntun ke markasnya dan benar saja Rayhan melihat tubuh orang yang dia sayang terbaring kaku.
Rayhan mendekati tubuh yang tak bernyawa lagi, kini air matanya deras mengalir. Sungguh Rayhan tidak siap jika harus kehilangan Lesya. Rayhan memeluk tubuh kaku Lesya dengan erat, seakan-akan ia tak mau kehilangan gadis itu. Dengan cepat ia menggendong tubuh Lesya dan keluar dari markas geng Alaskar.
Please jangan di skip!
Aku mau rekomendasi karya-karya aku
* Alia dan Luka
Ini cerita sad parah, kalian wajib banget baca cerita ini. Yang mau nangis langsung aja baca cerita aku yah
*A problem
Tentang persembunyian wakil ketua geng yang selama ini dicari-cari.
Dicerita ini banyak kejutan loh, yuk langsung aja baca
* Truth Od Dare
Cerita ini menunjukan sikap dari pemain utama yang pecicilan, petakilan dan gila. Semua orang geleng-geleng kepala melihat sikapnya.
Kepo? Langsung aja tambahin ke reading list kalian yah.
*Osis VS MPK
Cerita ini tentang permusuhan Osis dan MPK. Adakah dari kedua organisasi itu lebih unggul atau bisa dikatakan menang?
Bagaimana kejadiannya? Baca aja yah
*Langit
Seorang lelaki yang berstatus ketua geng yang nasib mudanya harus direlakan karena harus di nikahkan dengan seorang perempuan.
Hayo gimana hidup Langit dengan perempuan beruntung itu? Ayo guys gercep tambahin ke reading list kalian yah
KALIAN LANGSUNG AJA KEPOI AKUN AKU YAH @KUSNIMAH_KTH!!!
Segitu aja dulu, bye author mau belajar!