Lesya Story (END)

By kusnimah_kth

1.8M 83.5K 3.8K

[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Lesya, dia adalah toko utama di cerita yang memiliki sika... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Cast Cowok
Cast cewek
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 70
Chapter 71
Chapter 72
Chapter 73
Chapter 74
Chapter 75
Chapter 76
Chapter 77
Chapter 78
Chapter 79
Chapter 80
Chapter 81
Chapter 82
Chapter 83
Chapter 84
Chapter 85
Chapter 86
Chapter 87
Chapter 88
Chapter 89
Chapter 90
Chapter 91
Chapter 92
Chapter 93
Chapter 94
Chapter 95
Extra Part

Chapter 14

23.8K 1K 22
By kusnimah_kth

Jangan lupa vote and comment, yah readers ku tersayang!

.

.

.

    Gilang yang masih membelakangi teman-teman seisi kelasnya, karena posisinya tengah menutup kembali pintu kelasnya, ia masih tak sadar bahwa ada seorang guru yang tengah menatapnya tajam.

   Siswa/i tertawa melihat tingkah Gilang, sedangkan Lesya ia hanya tersenyum, saat seisi kelas tertawa Gilang membalikan tubuhnya dan sedikit tersenyum ketika menatap seisi kelas dan ia menatap ke samping terdapat se-enggok Guru yang menatapnya dengan tajam, membuat Gilang terpaksa senyum dan membungkukan badannya.

   "Darimana saja kamu?" tanya Ibu Coeg alias Ibu Ina yang menatap tajam Gilang.

  Gilang mendongak ke arah Ibu Ina. "Habis nganterin Apri Bu ke UKS." jawab Gilang yang masih fokus ke Ibu Ina.

   "Kamu jangan liatin Ibu kayak gitu dong, gak sopan banget kamu." omel Ibu Ina.

   Gilang rasanya ingin tertawa, melihat tingkah gurunya yang tingkat percaya dirinya terlalu tinggi.

   "Gilang kamu gak sopan banget bicara sama Ibu, kamu mau ngetawain saya, hah? Ketawa jangan gak usah ditahan-tahan, dan setelah itu langsung hormat di tengah-tengah lapangan sampai jam KBM habis." ujar Ibu Ina.

   "Gimana gak mau ngakak, kalo di mata Ibu itu ada beleknya," sarkas Gilang yang disertai tawaan, membuat se isi kelas tertawa.

   "Diam!" sentak Ibu Ina.

   "Sekarang kerjakan hal 56, Ibu gak mau tau tugas harus selesai hari ini." peringat Ibu Ina yang kemudian pergi dari keluar kelas.

   Seisi kelas bersorak ria, membut Gilang bangga bisa membantu temannya.

   "Makasih Lang, lo udah selamatin kita-kita dari Bu Coeg, asli gue kesel kalo liat dia ngoceh melulu," ucap Adit yang nampak kesal.

   "Iya gue ngerti kok, kalian kan sukanya freeclass." ujar Gilang yang duduk di depan bangku Lesya.

   "Lo beneran kalo Bu Coeg ada beleknya?" tanya Gina.

  Pletak...

   Via memukul kepala Gina menggunakan pulpen, membuat Gina meringis sedikit kesakitan.

   "Makanya lo jangan mikirin si Aldono aja" Gina membulatkan matanya ketika Via menyebut nama Aldino dengan sebutan 'Aldono'.

   "Aldino Via bukan Aldono." ucap Gina yang seolah-olah memberitahu Via.

   "Gue tau serah gue dong mau manggil sebutan orang pake apa aja." ujar Via yang tak mau kalah dengan Gina.

   "Iya sih Bu Coeg ada beleknya, besar pula," ucap Gilang yang mengingatnya dan tertawa dengan geli.

   "Lo sih teliti amat." ucap Lesya.

   "Gue murid baik, makanya memberitahu guru." ujar Gilang yang menepuk-nepukan tangannya di dada bidangnya dengan bangga.

   "Halah bangke, tapi tujuan lo ga kayak gitu juga kan?" tanya Lesya yang sedikit mengerutkan keningnya.

   "Gue males belajar." akuh Gilang.

   "Tapi lo ngerugiin gue." ucap Lesya yang menatap Gilang dengan tajam.

   "Yah maaf Les," Gilang terus meminta maaf ke Lesya yang nampak kesal dengan kelakuan Gilang.

   "Gue mau ke kantin yah, noh tugas gue udah selesai." ujar Lesya yang bangkit dari duduknya dan melangkah keluar kelas untuk ke kantin.

   Lesya berjalan di koridor sengan wajah yang tenang, semua murid kini memusatkan perhatiannya ke Lesya yang berjalan dengan anggun dan sedikit tersenyum, ini keajaiban bisa melihat Lesya tersenyum yah walau sangat tipis. Lesya segera duduk di tempat biasanya dan segera memesan nasi goreng dan es jeruk, setelah menunggu makanan tiba, akhirnya Lesya langsung menyantap makananya dengan minat.

    Beda dengan seseorang yang duduk di meja sebelah Lesya, yang kini menatapnya dan tidak lupa senyum dan lirikan ke Lesya, ternyata Lesya mengetahuinya ketika ada orang yang terus memperhatikannya, tapi ia membiarkannya.

   🐸🐸🐸

   "Lo liatin Lesya melulu," ujar Aldino kepada Rayhan yang nampak terkejut saat Aldino berucap seperti itu.

   "Biasa aja kali Han mukanya, gue gak bakalan ngetawain lo kok." ujar Revan yang tertawa tanpa rasa tak enak kepada Rayhan karena melanggar perkataannya sendiri.

   Pletak...

    Bryan menjitak kepala Revan dengan sendok, ia kesal melihat teman yang otaknya sungguh melebihi Albert Einsten.

    "Bego lo Van, tadi lu ketawa ogeb." seru Bryan yang kesal, sedangkan Revan hanya tersenyum tanpa dosa.

   "Lo suka yah sama Lesya Han?" pertanyaan yang di lonyatarkan oleh Aldino membuat Rayhan tersedak.

   Segera Bryan memberikan minumam untuk Rayhan.

   "Lo kalo ngomong di filter dulu njing," ketus Rayhan kepada Aldino.

   "Hahaha... kan gue cuma nanya," ujar Aldino.

   Tiba-tiba seorang cewek datang dan dengan manja bergelayut di tangannya Rayhan dan Aldino siapa lagi kalo bukan Lisya sama Audry.

   "Singkirin tangan lo dari tangan gue!" tegas Rayhan yang kesal saat mendapatkan perlakuan seenaknya oleh Lisya, tetap Lisya tak mendengarkan ucapan Rayhan ia malah tersenyum.

   Tapi beda dengan Aldino yang terus tersenyum saat mendapatkan perlakuan seperti itu, ia tak masalah karena Audry adalah pacarnya yang baru saja jadian dua bulan yang lalu

   "Luka atau lepas!" gertak Rayhan yang benar-benar marah, Lisya langsung melepaskannya, ia takut Rayhan marah besar padanya.

    "Puas lo? Rayhan gak mau sama lo, karena lo mirip kayak ondel-ondel." ejek Revan yang membuat Lisya mendengus kesal.

    "Lo yang kayak badut ancol." timpal Lisya yang memaki balik Revan.

   "Udah Lis, lo pergi aja." usir Bryan yang sudah muak dengan tingkah laku Lisya

    Lisya akhirnya pergi, hanya ada Audry yang tengah bemesraan dengan Aldino.

   🐸🐸🐸

    Lesya yang melihat Lisya bergelayut manja di tangan Rayhan, hanya tertawa. Tapi ia sedikit jijik melihat Aldino yang tersenyum ketika Audry memperlakukannya seperti itu. Tak lama Gina dan Via datang dengan membawa makanan dan minumannya, mereka segera duduk dan melihat arah mata Lesya yang menatap 4 laki-laki yang duduk di bangku seberangnya, tapi Lesya kini memutuskan untuk melanjutkan makannya dan Lesya menatap Via yang memakan dengan lahap, tetapi Lesya bingung saat menatap Gina yang terus menunduk.

   "Gin, lo kenapa? Karena Aldino?" tanya Lesya to the point kepada Gina yang terus mengaduk-ngaduk makananya.

   "Hmmm gue gak pa-pa." ujar Gina yang kemudian menatap Lesya dan Via secara bergantian dan tak lupa senyumnya yang menyembunyikan lukanya, bagaimana tidak semalam Aldino yang terus mengechatnya dengan kata-kata manis dan sekarang malah mengecewakan Gina.

    Lesya dan Via mengerti perasaan Gina saat ini juga, tetapi mereka memilih tak membahas Aldino.

   "Sabar Gin, gue udah ngomong kalo dia playboy." ujar Via.

   "Iya gue tau Vi, emang guenya aja yang baperan," ucap Gina.

   "Udah jangan bahas dia." tukas Lesya.

   Lesya, Via dan Gina melanjutkan makannya, tapi tak bisa dihindari Gina yang terus melirik ke Aldino dengan raut muka yang kecewa.

   🐸🐸🐸

    Beda di meja Rayhan, Aldino yang terus bermesraan dengan pacarnya membuat Rayhan ingin sekali muntah, sedangkan Revan dan Bryan yang saling terus-terusan menjitak kepala keduanya, segera Rayhan melemparkan kacang ke arah Revan dan Bryan yang tengah adu jotos.

    "Kalian bisa diem gak?!" tanya Rayhan sedikit menggeretak membuat Revan dan Bryan berhenti dan saling menatap sama lain yang kemudian tertawa.

   "Lo berdua gila." cetus Rayhan yang tampak kesal melihat tingkah Revan dan Bryan yang semakin hari makin aneh.

   "Sekate-kate lo Han, bilang kita berdua orang gila." timpal Revan.

   "Sekate-kate kayak tobi di GGS aja," ujar Aldino.

   "GGS?" tanya Bryan yang memikirkan ketiga huruf konsonan itu.

   "Ganteng Ganteng Serigala." ujar Revan.

    "Oh." ucap Bryan mengangguk mengerti

   "Gue serigala hitam, Rayhan vampire nya, Aldino serigala putih dan Bryan monyetnya." putus Revan yang sangat diterima oleh ketiga sahabatnya, namun tidak dengan Bryan yang melototi Revan.

   Tentunya Bryan tidak terima mana ada monyet di cerita GGS, ini tidak adil kenapa dirinya disamakan dengan binatang itu. "Monyet gak ada di film GGS tolol," sarkas Bryan.

    "Buktinya lo." celetuk Revan yang dihadiahi jitakan oleh Bryan.



   Sampe segitu aja dulu lah, author capek mikirnya kan lagi libur mau membebaskan otak dulu.

Bye

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 216K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
4.7M 119K 61
Sandra Ginalisa Alexis tidak punya arah dan harapan ketika orang tuanya mengusir ia dari rumah karena kesalahpahaman. Ginalisa dituntut untuk menjadi...
Who Is This By Aurel

Teen Fiction

1.6M 160K 44
Kedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "...
434K 33.4K 62
[DILARANG PLAGIAT!] Selena Catalin Z. Nama yang pasti dipikiran banyak orang, sang pemilik nama tersebut berwajah cantik seperti namanya dan berjiwa...