Jangan lupa vote and comment, ok! Author bakalan up lagi kok tenang aja!
.
.
.
"Gin, gue mau keluar yah, mau duduk di loteng dulu." Gina hanya mengangguk mendengarkan Lesya berbicara.
"Ok, Les gue mau baca novel aja ah." ucap Gina.
Lesya segera menuju loteng dan duduk di kursi.
Ting
Notif dari line terdengar dari ponsel Lesya, segera ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Line.
"Eh siapa sih yang ngeline gue tiba-tiba," ujar Lesya.
Unknow
Add id gue
Awas aja kalo gak
Lesya mengerutkan keningnya ketika melihat pesan dari seseorang yang tidak di ketahui.
Lesya123
Lo siapa dah? Lo ngancem gue?
Share
Unknow
Gak mau tau pokoknya lo harus add id gue, awas aja gua mah ga main-main lo
Lesya hanya melihat pesannya tanpa membalas, ia sangat malas jika harus meladeni orang yang indentitasnya tidak jelas.
Ia melamun menatap langit-langit dan terkejut ketika mendengarkan suara dari dalam rumah, segera Lesya menghampiri Gina. "Ada apa sih Gin? Ribut banget." tanya Lesya ke Gina yang asik berteriak histeris saat menatap benda pipihnya yang ada di genggam tangannya.
"Les, Aldino add id line gue!" pekik Gina yang mengguncang bahu Lesya.
"Les, lo itu gak mau liat gue bahagia apa?"
"Gue males." ujar Lesya yang kemudian tidur membelakangi Gina.
Kini Gina melihat Lesya tertidur dan di memilih mematikan ponselnya dan berbaring disamping Lesya, kini mereka berdua tertidur dengan lelap.
Kring... Kring... Kring
Alarm yang membangunkan mereka berdua dengan segera kilat mereka bangun dan bersiap-siap untuk ke school.
"Les, dasi gue kemana?" tanya Gina yang kalang kabut mencari dasinya.
"Noh di dapur." seru Lesya.
"Yang bener lo Les, ya kali dasi gue lari ngibrit ke dapur," pekik Gina yang tidak percaya.
"Tadi gue pinjem buat ngelap panci!" teriak Lesya yang ngibrit ke meja makan.
Gina menghampiri Lesya sembari memakai dasinya dan Lesya hanya tertawa melihat Gina yang wajahnya tampak kesal. "Bangke banget lo Les." ujar Gina yang mengambil roti tawarnya.
"Ya maaf, gimana dasinya gosong gak?" tanya Lesya yang kemudian tertawa.
"Gaklah." jawab Gina.
Setelah selesai untuk breakfast segera ia keluar dari rumahnya untuk menuju mobilnya.
"Les, mobil lo gonta-ganti melulu." ucap Gina yang memecahkan keheningan.
"Gue cuman bosen aja. Mobil itu-itu melulu," ujar Lesya.
"Hah beda yang udah punya bisnis mah." ujar Gina yang menatap Lesya dengan jail dan bangga.
"Hmmm bersyukur aja sih." ucap Lesya.
Tak lama, mereka pun tiba di perkarangan sekolah, segera Lesya memarkirkan mobilnya di samping mobil sport bewarna hitam.
Lesya dan Gina keluar dari mobil, hal yang begitu malas saat seperti ini adalah ketika Lesya di jadikan pusat perhatian.
Lesya dan Gina berjalan beriringan, keduanya tampak begitu tenang dan rilexs, sedikit canda tawa antara Lesya dan Gina, membuat semua orang yang di sekeliling lorong kelas menatap Lesya dengan bingung.
Gua baru tau Lesya bisa semanis itu
Anjir bidadari gue senyum
Itu Gina beruntung banget bisa deket sama Lesya
Eh katanya Gina itu adik angkatnya Lesya
Eh Gina juga imut mukanya kayak anak kecil
Sepanjang kelas terus membicarakan mereka saat. kedua nya melewati sepanjang lorong kelas. Tatapi Lesya hanya menatapnya datar tanpa ekspresi ketika melihat keadaan sekelilingnya.
Bruk...
Lesya tertabrak oleh seseorang, sehingga membuatnya meringis kesakitan saat lengannya sedikit tergores oleh lantai dan Lesya bangkit menatap intens si penabrak tersebut dan itu Rayhan cowok yang menatap Lesya dengan tatapan aneh, tatapan yang tak bisa di jelaskan dan tidak di mengerti.
"Sengaja lo?" ucap Lesya.
"Lo gak pa-pa kan Les?" tanya Gina.
"Lo pake tanya lagi, jelas-jelas gue luka kayak gini." ujar Lesya.
"Hihihi...." Gina tersenyum dengan memperlihatkan deretan giginya yang putih.
"Kalo jalan pake mata." ucap Rayhan yang mulai sengit menatap Lesya.
"Heh, dimana-dimana kalo jalan pake kaki, terus ngelihat pake mata, bego banget lo." ketus Lesya yang mulai emosi dengan Rayhan.
"Udalah Han, lo cowok ngalah aja." ujar Revan.
"Gak bisa enak aja ngalah sama nih cewek." seru Rayhan.
"Cewek itu selalu benar, walau iya cewek salah, seharusnya cowok ngalah." ujar Lesya yang tak kalah saing.
"Wih, kata-kata lo copas darimana?" tanya Bryan tanpa dosa dengan menampilkan wajah yang sok polos.
"Heh, lagi genting-gentingnya lo malah becandaan, waras lo?" tanya Aldino.
"Hehehe...."
"Udah sekarang minggir lo, capek gue debat sama lo." pintah Lesya.
"Gak. Enak aja lo," ucap Rayhan yang mencengkal pergelangan tangan Lesya dengan erat.
"Bangsat lepasin!" sentak Lesya.
Lesya terus-terusan memberontak, tetapi Rayhan memperkencang cekalannya, Rayhan menyeret Lesya ke lapangan belakang sekolah dan meninggalkan teman-temennya termasuk Gina juga.
"Lo mau apa, hah?!" tanya Lesya.
Rayhan kini melepaskan cekalannya, ia menatap Lesya dengan lembut, entalah membuat Lesya bingung menatap balik.
"Lo mau apa sih Han? Ini mau bel, gue gak mau yah nanti di bolosin sama si penyihir." ujar Lesya.
"Gue mau ngomong, lo udah add id line gue kan?" tanya Rayhan yang kemudian meninggalkan Lesya.
Lesya berbalik badan dan menatap Rayhan yang kian menjauh darinya, Lesya berfikir ternyata yang mengechatnya itu Rayhan. Lesya pun meninggalkan lapangan belakang sekolah, dengan langkah di percepat. Segera Lesya memasuki kelasnya yang riuh dan gaduh.
Lesya masuk ke kelasnya, seketika menjadi hening tanpa bersuara, Lesya menatapnya bingung apalagi ke Gilang yang diam dengan membukakan mulitnya dengan lebar.
"Kemasukan lalat baru tau rasa." ketus Lesya yang membuat Gilang sadar bahwa Lesya sedikit menghinanya.
"Untung ada primadona kelas gue yang menasehati plus sedikit menghina mungkin yah," ucap Gilang yang duduk di meja belakang dengan kaki di meja.
"Eh Gilang gila ajak obrol si Apri noh, nanti pingsang lagi." ucap Via.
Gilang hanya menatap lawan bicaranya dengan tertawa.
"Tuh kan udah nular virusnya," ujar Gina.
"Gilang gila ajak obrol sih Apri, buruan gue kagak mau yah nanti kelas gue ada yang buat rame lagi." perintah Lesya.
"Ashiap." ujar Gilang yang berjalan mendekati Apri dengan jalan gontai.
"Hi Apri ganteng kayak Sehun." sapa Gilang yang melambaikan tangannya ke Apri.
Sedangkan Apri menatapnya dengan takut ke arah Gilang, pasalnya raut wajah lelaki itu seperti ingin memangsa korbannya. "Jangan deket-deket gue, gue takut sama lo." ucap Apri dengan menyilangkan tangannya di dadanya.
"Lo bego banget sih Pri, lo laki-laki gue laki-laki kan? Jadi yah gak pa-pa kalo deket tuh, nanti kita bisa temenan," ucap Gilang yang kian mendekat ke arah Apri.
"Gue mohon... jangan deket-deket gue!" sentak Apri dengan wajah yang memerah.
Seisi kelas hanya menatap aksi berdua anyara Gilang dan Apri, sedangkan Lesya terus tertawamelihat Apri yang ketakutan dengan Gilang.
Gilang tersenyum jahil dan ia malah memeluk Apri dengan erat, seketika tubuh Apri lolos dari pelukan Gilang, tubuhnya terkulai lemas dan terperosot, membuat seisi kelas terheran-heran.
"Lo baru gue peluk aja udah pingsan, apalagi kalo gue perkosa lo," ujar Gilang yang membangunkan Apri.
"Gay bego." timpal Lesya.
Seisi kelas tertawa dengan Apri yang tergeletak lemas karena kelakuan jail dari Gilang.
"Hmmm kayaknya si Apri elergi cowok deh," tebak Lesya.
"Bisa jadi sih Les," ujar Gina yang sependapat dengan Lesya.
Ok segitu dulu!!!
Thanks you to my readers would like read my story
I hope readers always read my story
By see you next time guys.