"Love Begins With From The Pa...

LiiTaRiii tarafından

139K 6.1K 875

New Deskripsi Ini sebenarnya cerita ke-2 aku di Wattpad. Tapi aku nobatkan menjadi cerita ke-1 aku di Wat... Daha Fazla

Perkenalan Tokoh
☆ Ramon ☆ "Chapter 1" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 2" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 3" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 4" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 5" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 6" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 7" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 8" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 9" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 10" ☆
☆ •••"Attention please"••• ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 11" ☆
☆ Ramon "Chapter 12" ☆
☆ ..."All Cast"... ☆
☆ Ramon "Chapter 13" ☆
☆ Ramon "Chapter 14" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 15" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 16" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 17" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 18" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 19" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 20" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 21" ☆
☆ Ramon "Chapter 22" ☆
☆Ramon☆"Chapter 23"☆
♥Ramon "Chapter 24"♥
♥Ramon "Chapter 25"♥
♥Ramon "Chapter 26" ♥
♥Ramon "Chapter 27"♥
♥Ramon "Chapter 28"♥
♥Ramon "Chapter 29"♥
♥Ramon "Chapter 30"♥
♥Ramon "Chapter 31"♥
♥Ramon "Chapter 32"♥
♥Ramon "Chapter 33"♥
♥Ramon "Chapter 34"♥
♥Ramon "Chapter 35"♥
♥Ramon "Chapter 36"♥
♥Ramon "Chapter 37♥
♥ Ramon "Chapter 38"♥
♥ Ramon "Chapter 39" ♥
♥Ramon "Chapter 40"♥
♥Ramon "Chapter 41"♥
♥Ramon "Chapter 42"♥
♥Ramon "Chapter 43"♥
♥Ramon "Chapter 44"♥
♥Ramon "Chapter 46"♥
♥Ramon "Chapter 47"♥
♥Ramon "Chapter 48♥

♥Ramon "Chapter 45"♥

451 75 12
LiiTaRiii tarafından

"Gue pengen akhiri aja hubungan gue sama Mondy." jawab Raya tiba-tiba.

"APA??!!"

      Raya menatap teman-temannya dengan raut wajah tak terbaca. Melihat teman-temannya terkejut dan malah saling berpandangan begitu membuatnya sedikit kesal.

"Kenapa kalian reaksinya gitu banget sih??" sewot Raya.

"Ray, ini gue gak salah denger kan? Lo bilang apa tadi?" Melly melebar-lebarkan daun telinganya dan mendekati Raya.

"Lo gak salah denger. Gue pengen akhiri hubungan gue sama Mondy." jawab Raya santai.

"Lo gila??!!" tiba-tiba Melly dan Cindy berteriak bersamaan antara bertanya sekaligus menghujatnya.

      Teriakan itu memancing perhatian pengunjung lain, kini mereka memandangi kelompok Raya itu.

"Gue gak gila. Lo tuh yang gila, ngapain pake teriak-teriak segala sih. Jadi diliatin orang kan, bikin malu aja lo tuh ya." kesal Raya pada keduanya yang hanya cengengesan saja.

"Ya sorry, Ray. Abis lo tiba-tiba aja ngomong mau akhiri hubungan lo sama Mondy, gimana kita gak kaget coba." Melly membela diri tak mau disalahkan.

"Iya, Ray. Lo ngomong kaya gitu emangnya kenapa? Ada masalah sama Mondy?" tanya Megan mencoba penuh pengertian.

"Kalian semua tau masalah gue sama Mondy itu apa. Masa lalu gue sama dia, itu masalahnya." jawab Raya dengan pelan, wajahnya menyiratkan kesedihan namun berusaha tak ia tunjukkan dengan jelas.

"Ray, Mondy pasti bisa inget semuanya nanti. Yang harus lo lakuin cuma berdoa dan bantu Mondy dapetin ingatannya lagi." Reva menggenggam tangan Mondy yang ada di atas meja, bermaksud menguatkan Raya.

      Mendengar ucapan Reva, Raya menatap Reva dengan tajam dan tiba-tiba saja melepaskan tangannya dari genggaman Reva.

"Mondy masih gak inget aja dia udah nyalahin gue seenaknya. Apalagi kalau dia udah tau semuanya. Yang ada dia makin benci sama gue." ucap Raya dingin dan tatapannya menusuk pada Reva.

      Reva gelagapan, merasa bersalah atas ucapannya tadi.

"Ray, Reva cuma ucapin pendapat dia. Lo gak seharusnya ngomong sedingin itu ke Reva.." Cindy menegur Raya karena tau Reva merasa sangat bersalah atas ucapannya tadi.

"Kalian semua itu gak ngerti perasaan gue. Kalian enak aja nyuruh gue bantu Mondy, terus sama Mondy, tapi kalian gak tau gimana Mondy nyalahin gue waktu itu di rumah sakit. Kalian gak ada yang tau karena emang Mondy cuma ngomong kaya gitu ke gue." Raya menundukkan kepalanya, suaranya berubah parau.

      Megan yang duduk tepat di sebelah Raya mengulurkan tangannya mengusap bahu Raya menenangkan.

"Ray, kita minta maaf. Kita emang gak ngerasain apa yang lo rasain. Tapi menurut gue sayang Ray kalo lo akhiri hubungan lo sama Mondy. Gue yakin kalian masih bisa sama-sama pertahanin. Kalian cuma belum bisa menerima kenyataan tentang masa lalu kalian satu sama lain. Gue yakin kalian kaya gini itu karena sama-sama gak menerima masa lalu yang sebelumnya tersembunyi buat kalian. Gue cuma berharap apapun yang mau lo putusin gak jadi penyesalan besar buat lo ataupun buat Mondy." Reva berujar panjang lebar sambil menggenggam tangan Raya yang berada di atas meja.

"Reva bener, Ray. Pikirin lagi. Kalau lo akhiri hubungan lo sama Mondy, bukan cuma kita sebagai temen-temen lo yang kecewa, yang sedih, tapi orang tua lo juga pasti sedih, Ray. Secara mereka itu maunya lo sama Mondy itu terus sama-sama, bahkan bisa ke jenjang yang lebih serius lagi bukannya malah berakhir kaya gini. Kedua orang tua lo dan Mondy pastinya bakalan kecewa banget. Mereka sama-sama mau kalian bersatu, bukan berpisah. Ray, pikirin baik-baik. Kedua orang tua kalian udah sama-sama suka sama hubungan kalian berdua, susah loh Ray dapetin restu orang tua kedua belah pihak. Masa iya lo yang udah dapetin itu terus mau akhiri hubungan kalian gitu aja. Lo liat gue sama Iyan, susah banget dapetin restu orang tua, terutama ibu. Kalau lo udah direstuin gini, yang memperjuangkan hubungan kalian bukan cuma kalian berdua doang tapi juga keluarga kalian." Melly berucap dengan bijak, menatap Raya menyemangati.

      Raya menatap Melly tersentuh dengan kata-kata Melly barusan.

"Mel, gue tau gak mudah dapetin restu orang tua. Tapi apa yang orang tua gue sama orang tua Mondy lakuin juga salah, mereka nutupin ini semua dari gue dan Mondy, terus tiba-tiba mereka semacam jodog-jodohin gue sama Mondy awalnya. Gue yakin banget itu mereka emang udah ngerencanain semuanya." ucap Raya dengan wajah memendam kekesalan.

"Sekarang bukan masalah awalnya kalian kaya dijodoh-jodohin atau enggak. Tapi sekarang itu masalahnya gimana perasaan lo ke Mondy. Gak penting cara awal kalian ketemu atau kenal, tapi yang penting perasaan kalian saat ini. Itu yang bisa nentuin mau diapain hubungan kalian ini." ucap Cindy juga.

      Raya tercenung. Hatinya mulai bimbang kembali.

"Gimana perasaan lo ke Mondy?" tanya Megan tiba-tiba.

      Raya menoleh dan menatap Megan.

"Gak perlu dijawab, Ray. Gue tau. Lo cinta sama Mondy. Mata lo nunjukkin itu semua. Ray, ikutin kata hati lo, bukan kekesalan lo. Jangan gunain emosi lo buat jadi dasar lo ambil keputusan, Ray." ucap Megan.

      Raya membuang muka dari Megan, menghindari tatapan Megan.

"Megan bener. Lo perlu nenangin diri, nenangin perasaan lo dan redam emosi lo. Pikirin baik-baik, Ray. Kita bukan gak mau dukung keinginan lo saat ini, apapun pilihan lo kita tetep akan jadi sahabat lo, apapun keputusan lo kita tetap bakal ada buat dukung lo. Tapi kalau lo ambil keputusan ini cuma karena lo marah, lo kesal, lo emosi sama Mondy. Sorry Ray kita cuma gak mau lo menyesal dikemudian hari." ucap Reva.

       Raya tercenung memikirkan setiap ucapan teman-temannya yang cukup mampu membuatnya berpikir ulang, namun tetap saja rasa marahnya belum berkurang. Dia masih belum bisa terima atas sikap Mondy yang menyalahkan dia sepenuhnya dan sikap Mondy yang juga beberapa hari ini sudah menunjukkan rasa tidak nyamannya dengan keberadaan Raya. Itu juga yang membuat Raya terpikir untuk mengakhiri dan hubungannya dengan Mondy.

Entahlah. Rasa dilemanya terlalu besar untuk dihancurkan begitu saja.

*****

        Raya mengendarai mobilnya dengan pikiran yang tidak bisa fokus. Pikirannya terus melayang memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil. Berpikir apa ia harus tetap pada keputusan awalnya tadi atau merubahnya lagi? Yang jelas semuanya terasa sulit untuk diputuskan begitu saja.

       Orang tuanya, terutama mamanya menentang keras keputusannya itu. Sahabat-sahabatnya pun melakukan hal yang sama. Meski mereka tak sepenuhnya menentang, namun mereka juga tidak setuju begitu saja dengan keputusannya.

       Semua mengatakan ia harus berpikir ulang. Padahal berpikir ulang hanya menambah beban untuknya saja. Beban pikiran, beban perasaan belum lagi itu membuat pikirannya tak pernah fokus sedikit saja.

       Benar apa yang dikatakan oleh sahabat-sahabatnya. Mungkin keputusan itu hanyalah bentuk dari rasa kesal, marah, kecewa dari dirinya. Namun sebenarnya dari hatinya dia menginginkan yang sebaliknya.

      Lalu mana yang harus ia turuti? Dirinya yang menggunakan logika atau hatinya yang memakai perasaan?

Cling

       Di tengah berperangnya logika dan hatinya, Raya mendengar notifikasi pesan masuk dari handphonenya. Segera ia melambatkan laju mobil dan perlahan menepikan mobilnya.

      Setelah mobilnya menepi dengan benar, Raya mengambil handphonenya dan mengecek notif itu.

1 new message

Mondy

Deg

     Belum membuka pesannya saja Raya sudah tidak tenang. Membaca nama pengirim yang muncul di panel notifikasi handphonenya.

"Kenapa Mondy ngirim sms ke gue?" gumamnya bingung sendiri.

        Dengan perasaan berkecamuk, Raya membuka pesan itu.

Mondy

Ray, aku mau ketemu sama kamu
Bisa?
Kalau bisa kita ketemu di cafe Twillight
Sekarang
Aku tunggu kamu disana

      Raya mengernyitkan dahinya. Perasaannya makin tak enak setelah membaca pesan dari Mondy, apalagi Mondy ternyata meminta bertemu. Setelah sebelum-sebelum ini mereka jarang sekali bertemu bahkan berkomunikasi.

"Mondy ngajakin ketemu? Mau ngapain? Apa jangan-jangan dia juga kepikiran hal yang sama kaya apa yang gue pikirin? Jangan-jangan Mondy juga berniat akhiri hubungan gue sama dia." ujar Raya bermonolog.

"Tapi kenapa gue jadi takut ya buat nemuin dia? Kalau emang itu yang bakalan Mondy lakuin, harusnya gue seneng karena itu artinya gue sama Mondy punya keputusan yang sama jadi gak susah dong buat ngejalanin keputusan ini. Tapi tetep aja gue malah ngerasa gak tenang." ujar Raya lagi. 

      Raya menumpukkan wajahnya di atas roda kemudi. Berpikir apakah ia harus menerima ajakan Mondy dan menemui Mondy, atau lebih baik dia menolak dengan alasan tidak bisa dan menghindar dari Mondy untuk sekarang ini?

Itu semua tetap saja pilihan yang sulit. Karena semakin menghindar maka permasalahan mereka tak akan pernah selesai.

Jadi harus bagaimana?? Apa yang harus ia lakukan sekarang?

*****

Terimakasih,
Penulis

* * * * * * * * * * * * * * *

See you next chapter

RVC Please ❤

* * * * * * * * * * * * * * *

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

52.8K 7.7K 18
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
396K 14.5K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...
94.4K 9.8K 31
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
766K 47.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...