♥Ramon "Chapter 40"♥

478 71 16
                                    

      Mondy mengendarai mobilnya dengan perasaan yang tidak tenang. Rahangnya mengeras, tangannya menggenggam kuat roda kemudi dan tatapannya nyalang.

"Arrghh..." dia memukul stir mobil dengan kepalan tangannya.

"Maksud mereka tuh apa sih?? Kenapa gak mau bilang apa-apa sama gue coba??" Mondy bermonolog dengan wajah yang sarat akan kemarahan, kekecewaan sekaligus kesedihan.

Flashback on

"Gue ke toilet dulu." tiba-tiba Mondy beranjak dari tempat duduknya dan pergi begitu saja.

       Mondy memang beranjak meninggalkan mereka, tetapi tidak ada yang mecurigai apakah Mondy benar-benar menuju ke toilet atau tidak. Karena nyatanya, Mondy hanya pergi menjauh dari mereka dan berdiri di sebalik dinding yang menjadi pembatas antara ruang berkumpul mereka dengan ruang televisi. Karena perlu diingat bahwa basecamp mereka adalah sebuah rumah yang cukup besar.

      Baiklah kita kembali lagi pada Mondy. Mondy bersembunyi untuk mendengarkan apa yang akan teman-temannya bicarakan jika dia tidak ada disana. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan itu, tapi tingkah teman-temannya begitu mencurigakan baginya.

      Sampai akhirnya, dia tidak menyesal telah memilih untuk bersembunyi dan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Lo bego apa gimana sih, Mel?? Ngeluarin alasan yang bener dikit kenapa." 

       Mondy mendengar kalau itu adalah suara Cindy. Dan Cindy terdengar seperti sedang memarahi Melly, pasti karena ucapan Melly sebelumnya, itu yang dipikirkan oleh Mondy.

"Tau lo." itu Megan dan sepertinya dia juga kesal pada Melly.

"Ya kan apa aja yang penting Mondy percaya." Melly terdengar membela dirinya dan tidak terima disalahkan begitu.

"Terus lo pikir Mondy percaya gitu sama omongan lo?"

      Mondy semakin menajamkan pendengarannya.

"Ya mana gue tau. Kali aja percaya, itu buktinya gak permasalahin omongan gue."

       Mondy mengernyitkan alisnya curiga dengan ucapan Melly.

'Jadi tadi itu bener-bener cuma sekedar alasan Melly aja?' batin Mondy tidak habis pikir dengan teman-temannya itu.

"Dia gak permasalahin karena kebelet, mau ke toilet. Bukan karena percaya omongan lo."

"Ya udah sih. Yang penting gue kasih jawaban kan. Daripada kalian diem aja. Yang ada Mondy makin curiga kalo lo semua diem gitu. Pasti dia bakal mikir kita semua nyembunyiin sesuatu juga. Ya emang sih kita emang nyembunyiin sesuatu, tapi yaa gak usah bikin Mondy jadi curiga."

       Mondy membulatkan matanya terkejut. Lagi-lagi ucapan Melly yang berhasil membuatnya terkejut.

'Jadi mereka emang nyembunyiin sesuatu dari gue? Tapi apa??' batin Mondy bertanya-tanya.

"Ya gue juga bingung mau ngomong apa, secara Mondy udah kaya yang gak percaya lagi sama apapun yang kita bilang ke dia."

"Ya udah berarti bener gue. Daripada gue bilang Raya itu pernah amnesia dan dia baru sembuh dari amnesianya. Kan gak mungkin, ya udah mending gue bilang aja si Raya lagi PMS kan."

       Mondy seperti dihantam sebuah fakta baru yang mampu membuat pikirannya kosong seketika. Matanya yang membulat dengan tatapan kosong itu semakin memperjelas betapa terkejutnya dia dengan apa yang baru ia dengar.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang