♥Ramon "Chapter 26" ♥

783 87 14
                                    

"Eehh guys. Diem dulu deh.... Itu-..." ucapan Megan langsung dipotong oleh Iyan.

"Itu apaan?" tanya Iyan dengan polos.

"Itu ada orang. Coba kita tanya aja, siapa tau dia liat Raya atau pernah liat mobilnya Raya gitu." ucap Megan dengan sedikit kesal pada Iyan.

"Emangnya lo ada foto mobilnya Raya? Itu orang pasti orang biasa-biasa aja, kalaupun kita sebutin jenis, ciri-ciri sama merk tu mobil, kaga bakal ada tau deh tu orang." ucap Iyan logis.

"Ya gue sih gak ada. Coba aja yang lain ada gak? Foto mobilnya raya?" tanya Megan pada yang lain.

"Gak ada lah. Kita aja belum sempet foto sama mobilnya Raya." jawab Reva.

"Eeh emangnya si Raya pake mobil yang mana?" tanya Melly.

"Susahnya jadi orang kaya gitulah. Mobil sekali pake langsung ganti. Luaaar biasaaah.." ucap Iyan lebay.

"Ish beb, jadi intinya Raya itu pake mobil yang mana? Aku nanya serius nih." kesal Melly.

"Ya aku kurang tau lah, beb. Mungkin mobil baru dia yang kemaren itu." jawab Iyan.

"Kalau mobil yang itu gue ada fotonya. Pas kemaren pertama kali Raya bawa ke basecamp, kita kan sempet foto-foto tuh, gue ke foto mobilnya doang. Bentar deh gue cek dulu.." ucap Melly sambil mengeluarkan hpnya.

"Nah niih." Melly menunjukkan foto mobil sport terbaru milik Raya.

"Bener yang itu dia pake?" tanya Cindy ragu.

"Menurut gue sih bener. Soalnya itu mobil kan masih baru, pasti Raya masih seneng-senengnya tuh pake mobil itu. Kemana-mana pasti pake yang itu." jawab Oky berpendapat.

"Nahh setuju tuh. Coba aja kita tanya orang yang ada aja disini. Sapa tau kan, mereka sempet liat mobil ini di jalan ini gitu." timbal Iyan setuju.

      Semuanya mengangguk setuju dan foto dari hp Melly di kirim ke hp mereka masing-masing agar bertanyanya lebih cepat.

*****

       Seorang gadis bergerak gelisah memutari ruangan yang saat ini mengurungnya.

"Gue harus bisa keluar dari sini. Tapi gimana? Setiap sudut ada yang jaga." gumamnya panik dan gelisah.

Ceklek

     Gadis itu berdiri mematung saat pintu ruangan itu terbuka dan tampaklah seorang laki-laki membawa nampan berisi makanan.

"Hello, cantik. Waktunya makan." ucapnya dengan senyuman sinis.

"Gue gak mau!" seru gadis itu panik.

"Santai dong. Gue cuma gak mau lo mati kelaparan." jawabnya dengan santai dan meletakkan nampan itu di atas nakas.

"Lebih baik gue mati daripada harus makan makanan dari lo.." decih Raya memalingkan wajahnya.

      Tingkah Raya membuat laki-laki bernama Tony itu naik pitam.

"Apa lo bilang??" Tony berjalan mendekati Raya dengan aura menyeramkan.

"Masih untung dikasih makan lo ya. Makanan yang layak lo makan, belum tentu abang gue di penjara dapet makanan yang layak.." ucap Tony menyudutkan Raya di tembok.

      Tony meletakkan tangannya di samping kepala Raya. Mengukung gadis cantik itu.

"Gue gak ada urusannya sama abang lo. Kalau emang lo mau marah, harusnya marah sama abang lo. Ngapain dia pake bikin rusuh di pesta temen gue. Harusnya dia itu sadar dir-...."

"Sssssttt..." Tony menyela ucapan Raya dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Raya.

"Gak usah buang-buang tenaga buat ngomong yang gak penting. Mending lo siapin tenaga buat ntar malam aja gimana?" Tony menyungingkan smirk licik dengan tatapan nakal pada Raya.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang