♥Ramon "Chapter 25"♥

1.4K 102 26
                                    

Tiba-tiba pintu ruang rawat Mondy terbuka.

"Assalamualaikum."

Raya dan Mondy menoleh bersamaan ke pintu. Dan yang mereka lihat adalah wajah menyebalkan milik Iyan.

"Lo lagi. Kedatangan lo bikin gue tambah sakit aja." celetuk Mondy yang membuat Raya mencubit lengannya pelan.

"Aww, sakit sayang." keluh Mondy dengan wajah cemberut.

"Abisnya kamu tu. Udah sakit masih aja belagu gitu. Masih untung ada yang mau jengukin." ucap Raya kesal.

"Ya kan aku cuma bercanda." balas Mondy dengan santai.

"Weis jadi berantem nih. Gara-gara gue yak?" tanya Iyan dengan polosnya.

"Iya lah." jawab Mondy cepat dan santai.

"Hehe sorry nih kalau kedatangan gue mengganggu kalian..." Iyan mendadak jadi terlihat lebih serius hari ini.

"Kenapa lo?" tanya Mondy curiga "Gak biasanya lo pasang tampang kaya gitu." lanjutnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Gue....bawa seseorang nih kesini." Iyan melihat ke arah pintu masuk.

Dan saat itu juga satu orang lagi masuk ke dalam ruangan mereka.

"Sepupu lo?" tanya Mondy dengan santai dan cuek saat ia melihat Alva yang masuk.

"Ho'oh. Si Alvabet ini dateng ke rumah, ehh pas banget guenya mau jenguk lo. Dia minta ikut deh." jawab Iyan menjelaskan.

"Sendiri kan?" tanya Raya tiba-tiba dan pertanyaan itu ditujukan untuk Alva yang masih diam saja.

"Ahh heem, gue?" tanya Alva gugup seperti orang punya salah.

"Iya, lo. Lo sendirikan dateng kesini?" tanya Raya lagi memperjelas.

"Gak la. Gue kan berdua sama si Iyan." jawab Alva sambil menoyor kepala Iyan.

"Santai dong.." kesal Iyan sambil mengusap kepalanya.

"Maksud gue, lo gak bawa 'dia' kan?" tanya Raya.

Alva mengerutkan keningnya tanda berpikir.

"Dia? Dia maksud lo? Luna?" tanya Alva tidak paham.

"Iyalah." jawab Raya sambil memutar bola matanya malas.

"Oh. Gak kok tenang aja. Gue gak bawa dia. Kebetulan gue juga lagi males ngeliat muka duanya itu. Makanya tadi gue ke rumah Iyan, niatnya mau nginep sekalian. Bosen gue di appartement." jawab Alva menjelaskan.

Cowok itu berjalan mendekati sofa dan langsung duduk disana.

"Gue numpang duduk ya. Capek gue, dari kantor belum ada istirahat." curhat Alva dengan wajah lelahnya.

"Kok bisa? Emang lo segitu sibuknya?" tanya Mondy ikutan tertarik dengan topik yang akan Alva curahkan.

"Gak sih. Gue sampe apartement gue langsung dihadapkan dengan perdebatan gak berfaedah sama si muka dua itu." jawab Alva dengan tenang.

"Debatin apa bro si muka banyak itu?" tanya Iyan menyusul duduk di sebelah Alva.

"Biasa. Dia masih keukeh buat dapetin Mondy. Gak tau deh urat malunya ketinggalan dimana. Atau mungkin dulu pas ada pembagian urat malu dia gak dateng lagi. Bosen banget gue sama tu cewek." jawab Alva sambil mengusap wajahnya frustasi.

"Gue kasian sih liat lo, Al. Tapi kalau tu cewek dilepasin gitu sama lo, entar dia gangguin gue lagi seenaknya. Ya walaupun gue gak terlalu tau hubungan gue sama dia itu dulunya gimana. Tapi ngeliat nyokap yang benci banget sama dia, gue juga jadi risih." ujar Mondy dengan jujur.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang