♥Ramon "Chapter 32"♥

766 97 22
                                    

"Mama..." gumam Raya begitu lirih.

"Sayang, aku disini. Kamu mau apa?" tanya Mondy sambil mengusap kepala Raya pelan.

"Kamu ngapain disini?"

"Aku mau mama, bukan kamu."

       Mondy terperangah mendengar kata-kata Raya.

"Ray, aku disini. Aku panggil dokter dulu." ucap Mondy langsung menekan tombol yang sudah disediakan.

"Mama aku mana?" tanya Raya lagi dengan tatapan bingung.

"Ada kok. Mama kamu ada di luar." jawab Mondy menenangkan.

"Tolong panggil mama. Aku mau ngomong sama mama." ucap Raya lemah.

"Ray, kamu inget aku kan?" tanya Mondy was-was.

"Aku mau mama." bukan menjawab pertanyaan Mondy. Tapi Raya tetap fokus pada permintaannya.

"Oke. Aku panggilin mama kamu." akhirnya Mondy mengalah. Demi kesembuhan Raya dulu, akan ia ke sampingkan rasa cemas sekaligus rindunya pada Raya.

     Mondy membuka pintu ruang ICU dan langsung ditatap bingung oleh orang yang menunggu di luar ruangan.

"Kenapa, Mon?" tanya mama Mondy bingung.

"Raya udah sadar." jawab Mondy pelan.

     Semua mata berbinar dan langsung serentak mengucapkan Alhamdulillah dan memanjatkan rasa syukur mereka masing-masing.

"Tapi....dia cuma mau ketemu mamanya aja. Dia gak mau Mondy. Dia cuma mau mamanya." ucap Mondy lemah. Dia memilih duduk di kursi ruang tunggu.

"Loh? Kenapa memang?" tanya mama Mondy heran.

"Gak tau. Tante, coba masuk aja. Tadi Mondy juga udah sempet manggil dokter." ucap Mondy dengan tampang miris dan pasrah.

      Saat itu seorang dokter dan suster juga datang dan langsung masuk ke dalam. Mama Raya juga menyusul mereka.

"Kamu yakin Raya gak mau ketemu kamu?" tanya mamanya prihatin.

"Aku gak tau, ma. Dia sadar dan langsung manggil mamanya. Aku udah bilang ada aku disini. Tapi dia gak perduli dan cuma mau mamanya." jawab Mondy lelah dan sedih.

"Mama yakin Raya cuma masih syok aja. Makanya dia butuh mamanya dulu. Nanti kalau udah mendingan, Raya pasti mau kok ketemu kamu." mamanya tampak menenangkan dan meyakinkan Mondy.

"Mondy gak taulah, ma. Yang Mondy takutin cuma satu. Raya lupa sama Mondy. Raya amnesia, karena jatuh dari tangga." ujar Mondy walaupun sedikit berat mengucapkan satu fakta itu.

      Mama dan papa Mondy kompak saling menatap. Mereka seperti satu pemikiran.

"Gue rasa sih ngak. Gue yakin Raya pasti inget lo, inget kita semua. Lo cuma harus bersabar sedikit lagi. Kasih waktu Raya tenang dulu. Gue rasa Raya pasti ngerasain syok banget. Secara dia diculik, baru juga mau bebas eh dia kecelakaan. Gue gak tau sih seberapa syok dia. Yang pasti itu bakalan membekas diingatan dia." Kila juga coba menepis fakta itu dari kepala Mondy. Walaupun dia juga merasakan kecemasan dan ketakutan akan fakta itu.

"Iya. Lo harus lebih berusaha ngejaga Raya supaya dia gak syok ataupun nanti drop. Yang lebih dikhawatirkan, Raya itu mengalami trauma akibat penculikan dan kecelakaan yang terjadi bergantian ini. Gue sih yakin banget dia gak bakal amnesia. Apalagi sampai lupa sama orang dia cinta." Ifan juga ikut meyakinkan Raya.

"Bener kata Kila dan Ifan. Kamu sabar dikit lagi. Raya pasti nanti nyariin kamu." ucap mamanya merangkul Mondy. Membawa sang anak ke dalam dekapannya.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang