SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika...

By Cintaprita

4.9M 408K 71.5K

Sequel Married with senior Cinta udah Seagama udah Saling percaya udah Tinggal satu yang belum Restu orang tu... More

PRAKATA
[01] The begins
[02] Meet the gengs
[03] Gue ikut
[04] Festival
[05] Because, You
[06] Minggu, Mika dan Angkasa
[07] Rencana Angkasa dan Mika
[08] Lamaran
[09] Dilema
[10] Dinner
[11] Pengusiran
[12] Kangen Angkasa
[13] Angkasa pulang
[14] Rencana yang gagal
[15] Ketahuan?
[16] Kejelasan
INFO
[17] Kekesalan Mika
[18] Angkasa Sakit
[19] Liburan?
[20] Berangkattt!
Jadi gini....
[21] BBQ
[22] Tunangan
[23] Hamil?
[24] Putus
[25] Kawin Lari
[26] Rencana
[27] Bimbang
[28] Sebuah Keputusan
[29] See You, Mom
[30] Welcome, kebahagiaan!
[31] Bersamamu
[32] Hampir Ketahuan
[33] Gagal?
[34] Sedetik
[35] Lagi?
[36] Berakhir?
[37] Akhirnya
[39] Sumber Patah Hati
[40] Hari Yang Buruk
[41] Rencana Balas Dendam
[42] Hari Pernikahan Mika

[38] We Don't Talk Anymore

83.7K 8.7K 2K
By Cintaprita

Jujur, selalu ada ketakukan pas mau update cerita ini, takut di amuk sama kalian wkwk

***

Mencintaimu adalah patah hati terindahku_

***




6 bulan berlalu

Kehidupan Angkasa berubah 180°, Angkasa yang hangat kembali membeku, Angkasa yang baik berubah menjadi kejam, Angkasa yang orang-orang kenal kini telah berubah menjadi sosok yang tak tersentuh siapapun. Peringai dingin, dan aura yang menakutkan selalu menemani hari-harinya.

Angkasa jatuh terlalu dalam sampai ia tak punya pijakan. Sampai ia tak tahu bagian mana lagi yang masih membaik, karena sejak perpisahan itu seluruh hidupnya berubah menjadi berantakan.

Mika telah berhasil membuat Angkasa jatuh teramat dalam.

Mika, bicara tentang cewek itu. Angkasa benar-benar sudah tak berkomunikasi sedikitpun. Pernah, satu kali ia menghubunginya namun yang ia dapati adalah cewek itu memblokir semua media sosialnya. Se-ingin itukah ia melupan Angkasa.

Angkasa mati rasa, bahkan gairah untuk hiduppun rasanya tidak ada. Semuanya abu-abu sekarang, terlalu abu-abu sampai ia tak bisa melihat bagaimana kedepannya ia akan hidup.

Kata orang mati adalah obat dari semua penyakit dan kesengsaran, dan Angkasa setuju itu. Namun, sangat tidak terhormat jika ia harus mati hanya karena satu cewek yang mencampakan cintanya.

Mungkin, sekarang Mika sudah bahagia atas pilihannya. Mungkin sekarang cewek itu tengah beegandengan mesra dengan cowok yang mampu memberikan seluruh hidupnya untuknya. Atau mungkin sekarang ia tengah mentertawakan kebodohannya.

Entahlah, Angkasa sudah tidak perduli. Wanita hanya dapat merepotkan hidupnya!

Hampir 7 tahun ia mencintai satu wanita, dan inilah yang ia dapatkan. Kekecewaan yang tiada tara.

Apalagi yang paling kejam dari Mika, apalagi yang paling jahat dari Mika, dan apalagi yang paling menyakitkan dari ditinggal ketika sedang sayang-sayangnya.

Saat, ini Angkasa tengah berkumpul bersama teman-temannya. Mereka semua sudah tahu permasalahan Angkasa dan paham betul bagaimana perasaan cowok itu.

"Kalian dateng gak? Mayan party, ceweknya cakep-cakep," seru Boby sembari cengengesan gak jelas.

"Halah, cewek mulu lo." Seloroh Surya.

"Ya mending gue bahas cewek, tandanya normal." Bela Boby.

"Gue setuju," celetuk Ridwan.

Boby tersenyum lebar. "Bagus." Ia mengacungkan kedua jempolnya ke hadapan cowok itu. "Lo gimana Sa?" tanyanya sembari menatap Angkasa.

Angkasa mendongak. Ah, sepertinya ia sedang butuh hiburan untuk saat ini, hidupnya terlalu jenuh dan penat dalam waktu bersamaan. "Terserah kalian," ucapnya.

Boby tersenyum kian lebar. "Nah ini baru temen-temen gue, lu gimana Sur ikut kagak?"

"Ya pasti ikut dong," sahut Surya sembari cengengesan.

"Emang berapa lama berlayarnya sih?" tanya Ridwan.

Jadi, ke-empatnya diundang oleh salah satu rekan bisnis untuk menghadiri acara semacam affter wedding dengan berlayar menggunakan kapal very untuk beberapa hari.

"Kayaknya paling sekitar 3 harian deh," sahut Boby.

"Gue kerjaan lagi sibuk-sibuknya anjir," ujar Surya.

"Emang gue enggak? Makannya kita ikut, siapa tahu stress kerjaan ilang dan siapa tahu juga balik-balik bawa gandengan," celoteh Boby.

"Nah, bener tuh gue setuju." Ridwan tertawa-tawa mendengar celotehan ngasal Boby.

"Acaranya kapan?" tanya Angkasa.

"Minggu depan hari kamis gak sih?" tanya Surya meminta persetujuan dari yang lain.

Boby dan Ridwan mengangguk menyetujui.

Angkasa mengangguk, tanda kalau ia paham.

"Bob lu semangat amat ikut party ini, perasaan kemaren-kemaren gue masih liat lu gandengan sama cewek dah," celetuk Ridwan.

"Buat kesekian kalinya gue di selingkuhin, bangsat tuh cewek mesti gue musnahin cewek kayak dia." Ucapnya dengan menggebu-gebu.

Putus karena di selingkuhin itu emang hal yang paling bangsat di dunia!

Semuanya tertawa melihat Boby yang emosi, kecuali Angkasa tentunya.

Malah ia ikut merasakan bagaimana rasanya diselingkuhin, atau bagaimana ditinggalkan ketika ia masih memiliki rasa.

"Apa gue bilang, kalo punya cewek rante aja biar gak ngelunjak," ucap Surya yang di angguki oleh Ridwan.

"Kemarin gue ketemu sama si Fikri, anjir dia makin tajir sekarang," ucap Boby dengan heboh.

"Fikri yang mana?"

"Itu yang dulunya temen sekelas kita, mantannya si Mik ... ups," buru-buru Boby menutup mulutnya dan dengan perlahan melihat ekspresi yang di berikan oleh cowok yang duduk disampingnya.

Angkasa diam tak bereaksi. "Lanjutin aja," intruksinya.

Boby menggaruk belakang kepalanya, ia jadi merasa gak enak sama Angkasa. "Ohiya, gue mau tanya, kerja sama perusahaan gue ama lu gimana deh Wan?" tanya Boby yang sangat jelas mengalihkan pembicaraan.

Untung yang lain paham situasi dan tidak memperkeruh suasana.

"Gue sih setuju sama proposalnya, gak tahu bokap gue."

"Yailah, harusnya sekarang lu yang pimpin perusahaan bokap lu udah tua juga."

"Kagak mau gue, masih pengen bebas," sahutnya.

"Mending bebas buat nyari cewek, lah hidup lo kagak jelas mulu perasaan."

"Makannya kerjaan lo jangan putus nyambung terus, putus selamanya baru tau rasa lo."

Dan setelah mengatakan hal barusan, lagi-lagi Boby menutup mulutnya. Entah kenapa hari ini ia terlalu banyak bicara. Untungnya Angkasa tidak mempermasalahkannya, hufftt.

° ° °

Setelah makan siang dengan teman-temannya, Angkasa kembali menuju ke kantornya.

Angkasa melangkah dengan penuh wibawa di area kantor, semua karyawan memberi salam hormat padanya walaupun cowok itu tak membalas sama sekali.

Angkasa berjalan menuju ruangannya.

"Nita, tolong panggil divisi keuangan ke ruangan saya." Ucap Angkasa pada sekretarisnya itu.

Nita yang sedang mengetik sesutau pada keyword laptopnya sontak langsung berdiri dan tersenyum ramah pada atasannya itu. "Baik, pa."

Angkasa mengangguk, kemudian ia melangkah masuk ke dalam ruangannya.

"Ohiya, suruh juga bawa proposal presentase perusahaan." Ucapnya sebelum benar-benar masuk ke dalam.

Nita sekali lagi menganggukan kepalanya.

Angkasa melangkah menuju kursi kebesarannya. Ia kemudian duduk dan menyenderkan punggungnya yang kaku, merasakan senasi relax yang menyebar ke bagian sendi-sendi tulangnya.

Sepertinya Angkasa memang harus berlibur, ia lupa kapan terakhir kali beristirahat selama 6 bulan ini. Ia selalu berangkat pagi dan pulang larut malam.

Rasanya dengan begitu, semua masalahnya sedikit terlupakan walau tak sepenuhnya.

Angkasa memejamkan matanya.

Tok ... tok ... tok

Pintu di ketuk, Angkasa yang sudah tahu siapa dia menyuruhnya agar langsung masuk.

"Siang pak," sapa pria paruh baya dengan kepala botaknya.

Angkaaa mengangguk, dan menyuruh pria itu duduk di kursi yang ada di hadapannya.

"Mana proposalnya?" Pinta Angkasa yang langsung to the point.

Pria itu langsung menyodorkan map berwarna hijau yang sedari tadi ia bawa.

Kemudian dengan cekatan Angkasa mulai membaca dan memahami setiap baris kata yang ia temui di atas beberapa lembar kertas putih itu.

Dan ketika ada kata yang menurutnya salah, ia mengerutkan dahinya.

Angkasa menutup map tersebut, dan meletakannya diatas meja. Kemudian menatap pria paruh baya itu dengan tajam.

"Kamu kerja di sini udah berapa tahun?" tanya Angkasa dengan tajam.

Pria itu menelan ludahnya susah payah. "Ti ... tiga tahun pak."

"Tiga tahun saya rasa lebih dari cukup buat mengindari pengetikan kata yang salah, dan lagi presentase yang kamu tulis salah, bukan 45% tapi 44,5% kamu harusnya sudah sangat paham sama hal tersebut kalo sudah bekerja selama tiga tahun di perusahaan saya." Ucapnya tanpa rasa belas kasih.

"Maaf pak, tidak akan saya ulangi buat kedepannya."

"Kalo saya masih ngeliat banyak typo dan salah dalam hasil, siap-siap keluar dari perusahaan ini."

"Ba ... baik pak."

Angkasa menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Ya udah, revisi lagi. Sore ini jam 4 udah harus selesai dan kasih ke saya lagi."

"Baik pak."

Pria tersebut izin undur diri hingga kini kembali meninggalkan Angkasa seorang diri lagi di dalam ruangan sebesar ini.

Hening, hampa, dan kosong.

3 hal itulah yang selalu setia menemaninya selam 6 bulan ini.

Kesepian ini kembali membawanya pada luka lamanya, ia tak tahan. Biasanya jika sudah begini, ia akan mencari benda bulat panjang yang selalu ka letakan di dalam laci meja kerjanya. Ya, rokok. Entah kenapa rasa rokok yang dulu ia benci kini malah menjadi candunya.

Angkasa mulai mematim rokok tersebut dan menghisapnya dengan perlahan, meresapi asap yang perlahan masuk kedalam mulutnya.

Ah, entah kenapa rasanya sangat menenangkan.

° ° °

Tepat pukul 21,00 WIB Angkasa baru sampai di apartementnya.

Ia melepaskan jas dan meletakannya sembarang.

Ia duduk di ujung kasur, lagi-lagi sepi.

Ia mengeluarkan handphonenya, entah kenapa tangannya malah mengklik fitur galeri, ia menscroll hingga kebagian terbawah foto.

Ia membuka salah satu foto yang tak akan pernah ia lupakan kenangan di dalamnya.

Angkasa menjatuhkan tubuhnya keatas kasur sembari memandangi foto tersebut dalam-dalam.

Rindu yang paling berat itu, ketika tahu dimana keberadaannya hanya saja tak mampu untuk menemuinya.

Ternyata, move on tidak semudah itu!








Sebutin moveon terlama kalian buat si doi! Hehe, buat yg punya aja

See ya💕

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 253K 45
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.2M 41.2K 55
Sial bagi Sava Orlin setelah melihat lembar penetapan pembimbing skripsinya. Di sana tertulis nama sang mantan calon suaminya, membuat gadis itu akan...
368K 28K 86
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
389K 37.5K 27
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...