"Jadi sebenernya dia tuh kenapa sih?"
.
.
.
.
.
Kini sinar rembulan menembus jendela kamarku dan aku pun masih terjaga. Aku berlalu perlahan menuju balkon agar Sadira tidak terbangun akibat suara langkah kakiku. Sesampainya dibalkon, aku duduk dikursi dan menatap rembulan juga menulis pada buku diary ku akan perasaan yang ku alami selama aku tinggal disini.
' Fri, 26 May 2019 22:18'
Bukankah hebat apabila kita bisa bersekolah diluar negeri tanpa menggunakan penghasilan orang tua? Ya, aku dan teman baikku Sadira. Kami berada disini, di London untuk melnjutkan sekolah kami dan demi menggapai cita cita, tapi apakah hanya itu alasanku berada disini? Tidak. Seseorang membuatku selalu berdebar walaupun hanya melihat fotonya, mustahil bagiku untuk memilikinya. Bahkan kemungkinan hanya 1 : 100000000, betapa lucunya. Tapi beruntungnya aku dapat melihat ia secara langsung, beruntungnya aku karena esok hari aku akan berada disana untuk bertemu dengannya sekali lagi, dan aku berharap ia akan mengingatku. '
Rembulan terlihat sedang tersenyum padaku, dan secara spontan aku membalas senyumnya tanpa ragu. Mungkin orang lain akan mengatakan aku gila, bahkan ibuku bilang begitu karena aku sangat sering duduk dibalkon hanya untuk menikmati angin malam juga membalas senyuman pada sang rembulan. Tapi kini, aku dan dia menghirup oksigen yang sama juga menatap langit yang sama. Tunggu, apakah ia benar benar menatap langit ini bersamaku? Aku merasakannya, aku merasakan ada mata yang menatapnya dengan hangat seakan ia tahu bahwa ada seseorang yang menyukai hal tersebut.
Ah tidak, mungkin hanya perasaan konyol ku saja. Ia pasti sibuk, sangat sibuk dan tidak akan sempat melakukan hal konyol seperti yang ku lakukan ini. Tapi, aku khawatir jika ia terlalu lelah. Semoga dia beristirahat dengan cukup.
〰〰〰
"WOY UDAH PAGI WOY BANGUN DASAR KEBO!" Sadira mengguncang tubuhku yang masih terbaring lelah dikasur, aku hanya menggeliat.
"nanti ah, sono"
"Udah jam 7 ini anjay!" ucapnya lagi tapi kali ini dengan nada yang kebih tinggi.
"ihhh apaansih, kan acaranya mulai jam 3 sore!! Gw masih ngantukk sadiraaaa" aku pun menarik selimutku hibgga menutupi ujung kepala.
"lo kata mekap, pake dress, hairdo, siap siap mental, jalan kesana, ngantri, ngambil tempat itu ga butuh waktu ha? Gece mandi, sarapan, siapin apa aja yang mau dibawa, dan lain lain!" Sadira pun menarikku agar bangun dari kasur. Dengan malas aku mengambil handuk dan jalan kekamar mandi.
Sudah 10 menit aku memejamkan mata dan berendam di bathtub yang diisi air hangat. Dan seketika muncul gambaran gambaran diotakku yang bahkan tidak pernah ku ketahui, dan aku bangkit dari sana secara cepat dan dengan nafas yang memburu. Aku pun segera menyelesaikan kegiatan mandiku lalu sarapan bersama Sadira.
Kini aku telah berada dilokasi premiere dan berkeliling sendirian disana karena Sadira hanya mengantarku saja. Menemukan tempat duduk dibelakang pagar, aku pun segera mendaratkan bokongku disana dan melepas heels yang ku kenakan karena pegal.
"ribet banget sih pake pake sepatu beginian segala, make converse aja juga cocok padahal aduhh kaki gw sakit banget euy" keluhku sambil memijat mijat kaki. Beberapa menit kemudian kerumunan interviewer makin ramai dan padat, aku pun menyadari kalau sekarang ini sudah pukul 5 sore dan para aktris juga aktor mungkin saja telah datang. Aku mengenakan heels ku kembali dan mengambil tempat dipaling depan agar terlihat. Tapi sungguh, nyeri dikaki ku masih belum juga hilang.
Selang beberapa menit, terlihatlah mobil mewah yang berhenti tepat didepan red carpet. Terlihat para petugas keamanan juga bodyguard berkumpul disana. Dan ternyata itu Chris hemsworth! Ia menyapa semua orang yang ada disini, dan kami yang hanya terbatas oleh pagar kecil dan tali pun mulai bersorak ria. Kerumunan yang ada dibelakangku sepertinya orang orang barbar, mereka mulai dorong mendorong agar bisa mendapatkan tempat.
Mobil selanjutnya ada Chris evans yang diikuti oleh Mark ruffalo dan Sebastian stan, Robert Downey JR, kemudian Scarlett Johansson dan aku melihat Kate yang ada dibelakangnya, aku melambaikan tangan pada Scarjo dan ia membalas lambaian ku kemudian aku memanggil Kate tapi anehnya dia hanya melihatku sekilas lalu membuang muka kearah lain. Mereka pun menghampiri kerumunan para interviewer lainnya.
"Tom mana ya.."
Dan kemudian mercedes hitam berhenti, saat pintunya dibuka terlihat pria tinggi dengan tuxedo caramel beranjak dsri tempatnya dan menyapa seluruh manusia yang menghadiri tempat ini. Terdengar ia sedang diinterview oleh beberapa pewawancara yang jaraknya cukup dekat denganku, saat itu juga Chris hemsworth bergabung dengannya dan mengganggunya walau hanya sebentar.
"Tom hiddleston! Over here!!" ucapku. Dan sepertinya itu bekerja. Tapi kerumunan dibelakangku semakin barbar mereka semakin mendorong dan mendorong
"hey, stop pushing!!" pada akhirnya aku juga ikut terdorong dan menabrak pembatas lalu jatuh bersama tali pembatas yang menahan pagar.
Kakiku makin terasa nyeri, dan kepalaku yang makin pusing akibat menabrak pagar pembatas. Seketika sesosok pria duduk disampingku dan menepuk nepuk pipiku.
"hey, hey. Lady, you okay??" katanya dengan suara bariton yang ku kenal. Dan kini banyak orang mengerumuni aku dan dia.
Tak sadar kakiku masih tersangkut pada tali penahan tiang pembatas, aku menggerakan kakiku untuk mencoba bangkit dari posisi dan tali tersebut ternyata menarik tiang pembatas yang akhirnya mendarat dipelipis ku lalu semua mulai terdengar samar dan gelap.
〰〰〰
Aku merasakan pusing yang sangat hebat ketika aku mulai membuka mata. Aku mencari ponsel ku dan ternyata itu berada tepat disebelah ku, saat ku nyalakan aku langsung melihat notifikasi pesan dari Sadira.
'shal, sorry banget gw gabisa jemput lo, gw balik ke Bali. Urgent banget, mungkin mingdep gw baru bisa balik lagi ke apart UK.'
Aku langsung membanting ponselku dikasur. Tapi, aku baru saja menyadari kalau ini bukanlah kasur milikku bahkan kamar tersebut juga tidak terlihat seperti kamarku di apartment. Dengan sigap aku langsung bangkit dari kasur, masa bodoh dengan kepala ku yang sakit. Tapi sayang nya saat aku berdiri aku kehilangan keseimbangan akibat kakiku yang cidera dan menyebabkan suara jatuh. Sepersekian waktu kemudian pintu kamar terbuka dan menunjukan sosok lelaki yang tengah membawa cangkir ditangannya.
"oh my god, you should be more carefull, young lady.let me help you" ucapnya yang setelah itu membantuku untuk duduk dikasur lagi.
"thank you, but where am i? And who are you?"
"okay, let me introduce myself. My name's Luke windsor and i- "
"you're Tom's coolest assistant- i.. I'm sorry, i mean i know you, you're Tom hiddleston's assistant!"
"wow, yeah i am his assistant and uh... You're in his house, he told me to take care of you." ucapnya
Aku mematung selama beberapa detik dan masih mencerna kata katanya. Lalu aku menyahut.
"oh...my...god... I thought i'm already dead when i heard that kind of news"
"what news?"
"news that i am in Thomas william hiddleston's house... FOR GODSAKE-"
"sssh.. Don't yell, Kishal." Luke menempatkan telunjuknya dihadapanku.
"how the hell did you know my name, Sir?"
"nametag-"
"uh oh, right. So, where's Tom?"
"at the dining r-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, yang dimaksud membuka pintu kamar yang ku tempati.
"there he is"
"Luke, Tell me i'm still alive" ucapku dengan mata fokus menatap pria yang tengah berjalan mendekat kearah ku.
"yes, of course you're still alive" ucap Tom dengan senyum sumingrahnya yang menyebarkan aura hangat disekitar.
"this is global warming-" ucapku yang mulai ngelantur.
Tak sadar, Luke telah beranjak dari tempatnya dan meninggalkan kalian berdua diruangan.
"i'm glad you alright, Kishal. Can you stand up?" Diam, itulah yang kulakukan.
"gw pasti udah disurga nih." umpatku.
"uhm, you're Indonesian?"
Aku pun berucap dalam hati 'lah loh kok dia ngerti?'
"y-yeah, wait Tom, i i mean, Sir um--"
"oh dear, you can call me Tom. Just Tom okay? Relax~" ucapnya dengan gestur gestur yang berkesan sangat 'British'.
"o-okay, uhm... May i ask you a question? A simple one." Bisa terdengar dari nada bicaraku yang gemetar, aku masih tidak percaya bahwa aku benar benar ada diruangan ini bersama Tom. Aku tekankan lagi BERSAMA TOM HIDDLESTON.
"yes, yes of course. Go ahead."
"why am i here with you?"
"that is quiet simple. Well, you've got an accident tonight right infront of me and the crews, you fainted and the crews want to brought you to the hospital but it is too far, so i ask them to brought you here, to my house."
Aku terdiam dan masih mencerna kata-kata yang baru saja Tom ucapkan.
"Omg, gw pasti lagi halusinasi"
"Nyata kok" Syok bukan main, baru saja aku mendengar sosok dihadapanku berbicara menggunakan bahasa Indonesia walaupun masih terdengar 'British'.
"wait, d-di-did you just.." Masih dengan keadaan syok.
"sssh iya iya, Saya bisa berbahasa Indonesia, gak lancar lancar banget sih. But no one knows about it, keep it as a secret between us" ia meletakan jari telunjuknya tepat dibibirku. Andai aku bisa memberi tahu kalian bagaimana wajahku saat itu.
"Okay okay, i prom- maksudnya aku janji"
"good "
Selang beberapa detik ia hanya menatapku dengan —ekhm, lembut. kemudian terdengar suara pintu diketuk.
To be continued.
Inget ya, ini hanya dreamfiction ((mimpi yang ditulis))