SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika...

By Cintaprita

4.9M 408K 71.5K

Sequel Married with senior Cinta udah Seagama udah Saling percaya udah Tinggal satu yang belum Restu orang tu... More

PRAKATA
[01] The begins
[02] Meet the gengs
[03] Gue ikut
[04] Festival
[05] Because, You
[06] Minggu, Mika dan Angkasa
[07] Rencana Angkasa dan Mika
[08] Lamaran
[09] Dilema
[10] Dinner
[12] Kangen Angkasa
[13] Angkasa pulang
[14] Rencana yang gagal
[15] Ketahuan?
[16] Kejelasan
INFO
[17] Kekesalan Mika
[18] Angkasa Sakit
[19] Liburan?
[20] Berangkattt!
Jadi gini....
[21] BBQ
[22] Tunangan
[23] Hamil?
[24] Putus
[25] Kawin Lari
[26] Rencana
[27] Bimbang
[28] Sebuah Keputusan
[29] See You, Mom
[30] Welcome, kebahagiaan!
[31] Bersamamu
[32] Hampir Ketahuan
[33] Gagal?
[34] Sedetik
[35] Lagi?
[36] Berakhir?
[37] Akhirnya
[38] We Don't Talk Anymore
[39] Sumber Patah Hati
[40] Hari Yang Buruk
[41] Rencana Balas Dendam
[42] Hari Pernikahan Mika

[11] Pengusiran

89.8K 9.5K 1.1K
By Cintaprita

Sakit itu ketika, cinta terhalang oleh restu orang tua_

Happy reading❤❤








Tatapan Mika tertuju pada wanita paruh baya yang ada disampingnya, ya Peni. Mika menatapnya dengan tatapan menuntut, minta dijelaskan apa maksud dari semua ini.

"Kalian udah kenal ya?" Alih-alih menjawab kebingungan Mika, Peni malah terlihat senang karena baik Mika atau Riko telah saling mengenal.

"Kita udah kenal dari SMA tante." Sahut Riko sembari menoleh sekilas pada Mika, kode agar Mika menyetujui ucapannya.

"Iya sayang?" Tanya Peni pada Mika, yang hanya dijawab dengan anggukan malas oleh anaknya tersebut.

"Wah bagus banget ya jeng." Timpal Nisa, yang baru-baru Mika tahu kalau beliau adalah Mamanya Riko.

Bagus apalagi sih, jubaedah!

Peni menatap Mika penuh arti. "Sayang." Panggilnya.

Mika menoleh.

"Jadi gini, Mama, Papa sama tante Nisa mau supaya kamu dijagain sama Riko." Ujar Peni.

Dijagain?

Maksudnya apa? Perasaan, Mika gak buka jasa bodyguard pribadi deh.

"Maksudnya apa Ma?" Tanya Mika sekalem mungkin, gak mungkinkan dia harus marah-marah gak jelas saat itu juga, Mika juga tahu tempat kali.

Peni tersenyum. "Iya, jadi sekarang kamu kemana-mana bakal dianter Riko. Itung-itung pdkt." Ujarnya sembari terkekeh pelan yang diikut-ikuti oleh Nisa dan Pandu.

"Aku udah punya Angkasa, Ma." Ujar Mika yang seketika menghentikan kekehan ketiganya.

"Tapi Mama nggak ngerestuin kalian." Tukas Peni tajam. "Lagian, Mama yakin diluaran sana juga Angkasa pasti udah punya cewek lain."

"Mama apa'an sih!" Ujar Mika dengan menaikan satu oktaf bicaranya.

"Mika, yang sopan ya." Tegur Peni.

Mika merasakan dadanya berdebar kencang saking marahnya. "Aku gak suka ya mama yang kayak gini. Aku udah gede ma, aku udah bisa ngatur jalan hidup aku sendiri. Dan kalaupun Angkasa bukan yang terbaik buat aku, aku bisa cari sendiri cowok diluaran sana."

Pandu mengusap pelan punggung Mika berusaha menenangkan anak gadisnya itu.

Sedangkan Nisa dan Riko tak bisa berkata-kata, sepertinya mereka tidak ingin ikut campur lebih jauh urusan antara anak dan ibu tersebut.

"Mama berhak ikut canpur sama kehidupan anak mama." Ujar Peni penuh penekanan.

KRRTT...

Mika berdiri dari duduknya. "Terserah." Sahutnya sebelum melangkah menjauh. Kalau amarah gak bisa nyelesain semuanya, maka lebih baik ia pergi.

"Mika kita belum selesai!" Teriak Peni dari arah belakangnya. Tapi demi tuhan tak ada niatan sedikitpun untuk Mika kembali ke meja tadi.

Dan sayup-sayup Mika dapat mendengar Mamanya berkata. "Maaf ya jeng, Mika orangnya emang gitu. Biasa pemalu."

Mika menghembuskan napas beratnya, Selalu saja seperti ini. Mamanya selalu mengambil keputusan yang menurutnya benar tanpa meminta pendapat dari Mika. Dan Mika benci itu.

                             °    °     °

Angkasa
Yang gue udah dijalan. Lo udah siap kan?

Sesuai janji Angkasa semalam, hari ini Mika bakal diajak ngedate, gak tahu deh kemana. Yang penting sama Angkasa, ke pinggiran got juga serasa ke hawai.

Mika lantas mengutak-atikan jemarinya dilayar handphonenya.

Mika
Udah dong

Angkasa
Okey, see you

Mika tak kembali membalas, tapi ia kembali meletakan handphonenya ke atas nakas.

Mika kembali mengecek penampilannya di depan kaca.

Perfect!

Mika duduk diujung kasur, sembari menunggu Angkasa datang menjemputnya.

Ngomong-ngomong, hubungan Mika dan Peni sama sekali tak ada kemajuan. Dalam artian, keduanya sekarang malah terlibat perang dingin. Alias tak saling sapa sama sekali.

Kalau Mika disebut kurang ajar, rasanya memang pantas. Tapi gimana lagi! Mika rasa sekarang ini Peni sudah sangat keterlaluan. Bukan tidak boleh ia mencampuri hidup Mika, tapi ada batasnya!

Kalau menjadi jahat akan menuntunnya pada Angkasa, maka biarlah Mika menjadi jahat untuk selamanya.

TING!

Hampir saja Mika terlonjak dari lamunannya, lantas ia menggapai handphonenya dan mengecek pesan yang masuk ke handphonenya.

Angkasa
Gue udah didepan

Mika tak membalas pesan tersebut, tapi ia melangkah ke jendela besar yang ada di samping ranjangnya. Lantas melihat kearah luar, dimana mobil Angkasa yang terparkir di luar gerbang rumahnya. Dan terlihat juga cowok itu yang keluar dari mobilnya dan melangkah menuju pintu rumah Mika.

Mika tersenyum. Ia kemudian meraih handphone dan slinbagnya. Lalu segera melangkah keluar kamar.

Selepas dilantai satu, cepat-cepat Mika menghampiri pintu utama dan membukanya.

"Baru mau neken bel." Ujar Angkasa dengan sebelah tangannya terangkat keatas. Ia lantas menurunkan tangannya dan beralih pada kepala Mika dan mengelusnya pelan.

"Yuk masuk." Mika meraih tangan Angkasa dan menariknya untuk masuk.

Keduanya lalu duduk di kursi ruang utama.

"Mana Mama?" Tanya Angkasa sembari celingukan kesana-kemari.

Mika menggigit bibir bawahnya. "Langsung aja yuk."

Angkasa menoleh pada Mika. "Gak gitu dong, gue kan udah masuk." Angkasa menghela napasnya. "Mending sekarang lo panggilin Mama deh."

"Yaudah. Tunggu bentar ya."

Angkasa mengangguk sebagai jawaban.

Lalu Mika berdiri dan melangkah ke arah kamar Peni, dimana Mamanya berada.

Tok...tok...tok...

"Masuk aja." Sahut dari arah dalam.

CEKLEK

Mika masuk kedalam kamar, dan mendapati Peni yang tengah setengah berbaring di atas kasurnya.

"Kenapa?" Tanya Peni begitu Mika sudah ada disampingnya.

"Ada Angkasa, kat__

"Mau ngapain?" Sela Peni dengan nada yang tidak woles.

Mika memejamkan matanya sekilas. "Mau ketemu sama mama." Sahut Mika pasrah.

Peni tak menjawab lagi, ia bangun dari berbaringnya dan sedikit merapihkan pakaiannya.

"Dimana?"

"Di ruang tengah."

Peni lalu melangkah keluar kamar, yang diikuti oleh Mika dibelakangnya.

"Ma, apa kabar." Sapa Angkasa begitu melihat Peni yang melangkah ke arahnya.

"Baik." Jawab Peni. "Mau ngapain kesini?" Tanyanya dengan sinis.

Mika lalu berlaih mendekati Angkasa, dan duduk di samping cowok itu.

"Saya mau izin, ajak Mika jalan Ma." Ujar Angkasa sekalem mungkin.

Peni menatap Angkasa tajam. "Mending mulai sekarang kamu jauhin anak saya. Saya gak setuju anak saya sama kamu lagi, mend__

"Ma!" Tukas Mika. "Angkasa dateng baik-baik ya." Peringat Mika.

Peni memincingkan matanya. "Kamu lawan Mama?!"

"Aku gak akan kayak gini, asal Mama gak kayak gitu juga ke  Angkasa." Sahut Mika.

"Udah, gak papa." Ujar Angkasa berusaha menenangkan Mika sembari menggenggam dengan erat sebelah tangan cewek itu.

"Meding kamu gak usah muncul lagi dihidup anak saya, liat sendirikan. Balik sama kamu, anak saya jadi gitu." Ujar Peni sembari menunjuk-nunjuk wajah Angkasa.

"Ma, aku minta maaf karena udah bikin salah sama keluarga Mama. Tapi aku janji Ma, aku janji bakal perbaikin semuanya lagi." Ujar Angkasa dengan sabar.

"Kamu fikir, kaca yang udah retak bisa balik kayak semula lagi? Nggak! Nggak akan, begitu juga kepercayaan saya."

"Ma udah, biarin aku sama Angkasa lagi. Aku cinta sama dia dan akan selalu cinta." Ujar Mika dengan mata yang berkaca-kaca.

Peni menggelengkan kepalanya. "Nggak akan pernah! Mending kamu pergi dari rumah saya." Ujar Peni pada Angkasa.

"Ma__

"Saya gak mau denger omongan kamu lagi, pergi!" Teriak Peni.

Angkasa menghela napas, lalu beralih menatap Mika. "Lain kali aja kita jalannya."

Mika menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak, jangan pergi." Mika menggenggam erat jemari Angaksa.

Angkasa tersenyum, tetapi tangannya berusaha melepaskan genggaman tang Mika.

"Aku izin pulang ma." Ujar Angkasa yang sama sekali tak disahuti oleh Peni kemudian ia benar-benar melangkah keluar dari rumah.

Mika menatap benci pada Mamanya. "Mama keterlaluan tau gak!" Ujarnya sebelum pergi dari hadapan Peni menuju kamarnya.





Benci banget sama Peni. Coba deh bayangin kalo kalian yang ada di posisi Peni, kalian juga keknya bakalan kek dia deh hehe

See ya💕

Continue Reading

You'll Also Like

300K 12.3K 32
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
951K 44.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1.9M 89.1K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
5M 272K 54
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...