Happy reading!
Jangan lupa click bintang 🌟
________
AUTHOR POV's
Setelah mereka bertiga masuk dan mengelilingi kapal pesiar baru milik Aaron, Samuel mengajak Gea dan Aaron untuk makan siang di kapal itu karena jam sudah menunjukkan waktu makan siang. Saat mereka sedang asyik dengan menu makanan masing-masing, tiba-tiba ponsel Samuel berbunyi dan memecah keheningan di sana.
"Maaf, aku harus mengangkat telefon dulu." pamit Samuel pada Gea yang dibalas dengan anggukan singkat.
Samuel lalu menjawab telefon tersebut tanpa beranjak dari kursinya.
"Ada apa, dad?" tanya Samuel to the point pada ayahnya di seberang sana.
"Bagaimana misi mu? Berjalan lancar kah?" ucap Darino bertanya kepada Samuel.
"Ada sedikit kendala, dad, Gea masih belum mau kembali padaku." jawab Samuel berbisik sambil tersenyum melirik Gea yang sedang menyuapi Aaron dengan telaten.
"Memang sudah sepantasnya dia tidak mau kembali padamu, Son." balas Darino dengan sedikit tertawa.
"C'mon dad. Ngomong-ngomong, ada apa daddy tiba-tiba menelfonku begini? Apa ada sesuatu yang urgent?" ucap Samuel dengan penasaran.
"Ah, ya, sebelumnya daddy minta maaf karena sudah menginterupsi usahamu. Tapi kau sedang dibutuhkan di sini, son. Besok daddy harus terbang ke Dubai untuk menghadiri rapat penting, sedangkan di sini juga jadwal sedang padat. Para client meminta pertemuan langsung dengan CEO Dimitri International, mereka tidak mau jika perwakilan kita yang menemui mereka. Jadi, bisakah kau kembali hari ini son?" ucap Darino menjelaskan dengan rinci.
Samuel tidak langsung menjawab, ia memandang Gea dan Aaron dengan tatapan tidak rela untuk meninggalkan mereka tapi Samuel juga tidak punya pilihan lain.
"Baiklah, aku harus pergi. Lagipula Gea sudah berjanji jika aku boleh menemui Aaron kapanpun aku ingin." batin Samuel pada akhirnya dengan menampakkan senyum miringnya.
"OK dad, aku akan kembali hari ini juga. Dad tenang saja." jawab Samuel menyetujui permintaan Darino.
Gea langsung menatap Samuel saat mendengar apa yang baru Samuel ucapkan. Gea merasa sedikit lega karena pada akhirnya Samuel pulang dan tidak membuatnya waswas lagi. Tapi sejujurnya ia masih waswas karena tingkah Samuel tidak bisa ditebak dengan akal sehat. Gea hanya berharap semoga Samuel tidak berbuat aneh-aneh kali ini.
"Who's that, daddy?" tanya Aaron sambil menatap Samuel dengan tatapan penasarannya yang sangat menggemaskan.
"Ini grandpa, Aaron mau bicara dengan grandpa?" ucap Samuel menjawab pertanyaan putranya sekaligus bertanya balik.
"My grandpa? Grandpa Pras?" tanya Aaron memastikan rasa penasarannya.
"No, ini grandpa Darino. Grandpa Darino is daddy'd father, not mommy's father." ucap Samuel menjelaskan perlahan agar Aaron mengerti.
"Woah! Can I talk to him, daddy?" tanya Aaron dengan antusias.
"Sure, baby." jawab Samuel sambil me-loadspeaker panggilannya dengan sang ayah.
"Hi grandpa Darino! Aaron's here!" sapa Aaron dengan semangat yang membuat Gea dan Samuel tersenyum melihat kelakuan putra mereka.
"Hi my grandson, Aaron. Aaron sedang apa di sana?" sapa Darino balik dengan ramah dan lembut.
"Aaron sedang makan siang with daddy and mommy, grandpa, in my own cruise ship!" jawab Aaron dengan sangat bersemangat.
"Oh wow, in your own cruise ship?" balas Darino yang tak kalah antusias.
"Ya! Daddy bought me my own cruise ship, with lots of toys in it! Grandpa should come in!" ajak Aaron dengan semangat yang membuat Gea dan Samuel tertawa melihat tingkahnya.
"Really? With lots of toys in there? Ya ya ya! Grandpa akan ke sana kapan-kapan. Atau Aaron yang mau ke sini? Ke rumah grandpa." jawab Darino dengan mengikuti gaya antusias Aaron.
"Bolehkah?" tanya Aaron penasaran.
"Tentu saja, my grandson! Nanti kalau Aaron main ke sini, grandpa akan belikan banyak mainan untuk Aaron!" jawab Darino dengan bersemangat.
"Yeayy! I want, grandpa! I want!" balas Aaron dengan berteriak girang.
Sementara Aaron dan Darino sedang sibuk bercengkrama melalui telefon, Gea diam-diam menjadi sedikit takut jika keluarga Samuel akan merenggut Aaron dari sisinya. Tapi di sisi lain Gea juga bahagia melihat antusiasme Aaron yang baru saja mengenal dan bercengkrama dengan grandpa nya. Untuk saat ini, Gea hanya bisa mengelus puncak kepala Aaron dengan sayang dan tidak henti-hentinya tersenyum melihat tingkah menggemaskan putranya itu.
Tidak lama kemudian, Aaron selesai dengan kegiatan bercengkrama riang dengan grandpa nya dan beralih menatap Gea dengan tatapan bertanya.
"Bolehkah Aaron main ke rumah grandpa, mommy?" tanya Aaron dengan tatapan memohon.
Dan pada saat seperti inilah Gea tidak akan pernah bisa menolak permintaan Aaron. Tapi di sisi lain Gea juga takut jika Aaron tidak mau kembali ke Luxembourg dan meminta untuk menetap di Amerika, sehingga bisa dekat dengan grandpa dan grandma nya.
Setelah berfikir sebentar, Gea akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah menyetujui permintaan putranya karena ia tidak pernah bisa menolak permintaan Aaron yang menatapnya dengan tatapan memohon seperti ini.
"Sure, honey. Aaron boleh main ke rumah grandpa, tapi nanti ya, kita cari waktu yang tepat." jawab Gea dengan memaksakan dirinya untuk tersenyum agar putranya senang.
"Yeay! Thank you, mommy! Aaron loves you so much!" ucap Aaron sambil memeluk Gea dengan erat.
"I love you more, big guy." jawab Gea sambil membalas pelukan Aaron.
***
Setelah selesai dengan kegiatan makan siang mereka bertiga, Samuel langsung berpamitan kepada Aaron karena ia harus segera kembali ke Amerika.
"Daddy pamit dulu ya, baby. Daddy harus kembali ke Amerika, ada pekerjaan yang harus daddy urus. Aaron jangan nakal ya, harus jadi anak baik yang tidak pernah melawan mommy. Okay?" ujar Samuel sambil menatap Aaron yang berada dalam gendongannya.
"Daddy wants to leave me alone again?" tanya Aaron dengan raut wajah menahan tangis yang membuat Samuel tidak tega melihatnya.
"No no no, baby. Daddy tidak akan pernah meninggalkan Aaron sendirian. Daddy hanya pergi sebentar, tidak akan lama." ucap Samuel mencoba menenangkan putranya sambil mengusap pipi Aaron dengan lembut.
"Promise?" tanya Aaron masih dengan tatapan sedihnya.
"Ya! I promise! Nanti jika daddy tidak bisa kembali ke sini dengan cepat, helicopter daddy akan menjemput Aaron dan mengantarkan Aaron ke rumah daddy di Amerika untuk menemui daddy. Bagaimana? Aaron mau tidak? Tapi Aaron jangan beritahu mommy tentang hal ini ya?" ucap Samuel dengan berbisik pelan di telinga Aaron agar Gea tidak mengetahui rencananya.
Seakan-akan paham dengan maksud perkataan Samuel, Aaron membalas pertanyaam Samuel dengan cara berbisik pula.
"Helicopter? Ya! Aaron mau, daddy! Dan Aaron berjanji tidak akan memberi tahu mommy." jawab Aaron dengan berbisik di telinga Samuel.
Sontak saja kelakuan mereka berdua membuat Gea penasaran dan ingin tau apa yang sedang mereka bicarakan.
"Hei, kalian sedang membicarakan apa? Kenapa harus bisik-bisik?" tanya Gea yang ingin tau arah pembahasan ayah dan anak yang sangat kompak itu.
"Tidak apa, Princess. Ini urusan lelaki, kau tidak akan paham. Ya kan, baby boy?" jawab Samuel dengan tersenyum tenang dan meminta persetujuan Aaron.
"Yes, daddy!" jawab Aaron menyetujui ucapan daddynya dengan tersenyum pula.
Mendengar itu, Gea hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan jengah. Penggabungan antara Samuel dan Aaron memang selalu berhasil membuat Gea kesal.
"Baiklah, kalau begitu daddy pergi dulu ya. Ingat, Aaron harus jadi anak yang baik." ucap Samuel sekali lagi sambil menyerahkan Aaron kepada Gea dan mengecup pipi Aaron dengan gemas.
"Yes, daddy!" jawab Aaron dengan tertawa riang.
Gea jadi sedikit curiga melihat sikap putranya yang tidak jadi menangis dan justru tertawa riang saat tau jika ayahnya akan pergi sebentar lagi. Tapi Gea masih berusaha untuk positive thinking, mungkin saja Samuel berhasil membujuk Aaron hingga putranya itu percaya.
"Aku pergi dulu ya, Princess. Ingat janjimu, jika aku boleh menemui Aaron kapanpun aku ingin. Dan, kalau rindu jangan malu untuk menelfonku." ucap Samuel berpamitan pada Gea sambil tetap menggoda Gea.
"Terserah." balas Gea singkat, padat, dan menyakitkan, dengan wajah yang tidak bersahabat pula.
"Tidak ada ciuman perpisahan kah?" tanya Samuel yang masih saja menggoda Gea dengan gencar.
"In your dream!" jawab Gea dengan ketus.
"Family kiss, mungkin? I mean, kau dan Aaron yang menciumku secara bersamaan." ucap Samuel yang tidak henti-hentinya menggoda Gea.
Kali ini Gea tidak mau meladeni godaan Samuel lagi dan hanya menatap Samuel dengan tatapan sinisnya.
"Baiklah, baiklah, jika tidak ada. Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Princess." ucap Samuel berhenti menggoda Gea pada akhirnya.
"Baby boy, daddy pergi dulu ya. I'll miss you, baby." pamit Samuel sekali lagi sambil mencium seluruh wajah Aaron yang saat ini berada di dalam gendongan Gea.
Setelah itu, Samuel langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggunya dengan diikuti oleh Gea dan Aaron yang berjalan di sampingnya. Saat Samuel sudah berada dalam mobil, ia membuka jendela mobilnya lebar-lebar dan melambaikan tangan pada Aaron dan Gea yang langsung dibalas oleh Aaron tapi tidak dengan Gea. Tidak lupa Samuel juga mengedipkan sebelah matanya pada Gea yang langsung dibalas dengan tatapan jengah oleh Gea.
________
Surabaya, 12 Juni 2019
19.39
novitagr
________
Yaahh, gimana dong
mereka pisah lagi....
Jadi jauh lagi deh...
Kira-kira bisa ga ya mereka
kembali bersama?
Menurut kalian gimana??