Ketos VS Waketos [SUDAH TERBI...

By BTRICE_

2M 117K 3.9K

[SUDAH TERBIT-PART MASIH LENGKAP] ... Kata orang, jangan terlalu benci. Nanti bisa jadi cinta. Bener gak sih... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
🎉 HAPPY 1K READERSSSSSSS 🎉
Bab 45
Q&A >> DIJAWAB
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
Bab 59
Bab 60
Bab 61
Dibaca, yaaa
haiii
!Extra Part!
Cerita baru!!
PENTING! WAJIB BACA!
SEGERA TERBIT?
INFO BARU!
QnA yuk!
VOTE COVER!
Q n Answer 👇
Open Pre-Order!
KETOS VS WAKETOS ADA DI SHOPEE??
KABAR BAIK!

Bab 24

29.2K 1.7K 15
By BTRICE_


Satu minggu sudah berlalu, satu minggu juga pendekatan Jojo dan Debi kian membaik walau hanya sedikit. Sangat sedikit. Tahu apa perbedaannya?

Perbedaannya hanya Debi sudah tidak terlalu jutek. Tidak terlalu. Artinya masih ada sisa juteknya kepada Jojo. Tapi, bagi orang yang sedang jatuh cinta, perubahan sedikit itu saja sudah sangat membahagaiakan. Apalagi bagi Jojo.

"Kenapa kayaknya waktu berjalan cepat ya? Udah hari jumat aja. Terus, Senin udah ulangan semester. Sedih banget, sih," gerutu Debi saat dirinya dan Kinara tengah makan di kantin.

"Ya elah, Deb. Ujian doang udah kayak mau perang aja," sahut Kinara sembari memakan bakmi miliknya yang sudah hampir habis.

"Ini tuh juga termasuk perang. Kalau nilai gue jelek, yang ada gue diceramahin sama nyokap bokap. Jadi, gue harus perang sama kertas ulangan dan soal-soal. Kalau enggak, lo tahulah.."
sambung Debi kembali berceloteh dengan mulutnya yang masih sibuk mengunyah makanan.

"Ah, elah. Lebay, lo!" sahut Kinara lagi tidak peduli.

"Eh, Kin. Lo tahu gak? Di jalan deket tempat festival balon waktu itu, sekarang lagi ada bazar buku-buku gitu. Murah-murah. Mau gak?" tawar Debi membuat mata Kinara berbinar-binar seketika.

"Serius??? Maulah! Pulang sekolah!" sahut Kinara semangat disusul dengan acungan jempol dari Debi.

"Eh iya. Habis ujian kan acara natal ya?" lanjut Debi yang kembali memulai obrolan.

"Iya. Kenapa? Lo mau tampil? Bisa gue usulin nanti," ujar Kinara sambil mengangguk-angguk.

"Jangan ah, nanti kalau gue tampil, pada gak fokus saking cantiknya," sahut Debi dengan percaya dirinya membuat Kinara dengan seketika menoyor kepala Debi.

"Lo tuh cocok sama Jojo. Sama-sama terlalu percaya diri!"

"Kok jadi bawa-bawa si tuyul satu itu sih?" kesal Debi cemberut.

"Panggilan sayang nih ceritanya?" goda Kinara sembari menaikturunkan sebelah alisnya.

"Lo juga cocok tuh sama Aldo. Sama-sama suka ngegodain orang!" balas Debi menantang.

"Ih, napa jadi dia?" kesal Kinara.

"Emang harus dia," jawab Debi enteng.

"Eh, eh, tunggu lihat deh itu kok pada rame-rame ngapain coba?" kata Debi sembari menunjuk ke arah lapangan basket yang tengah dikerumuni oleh banyak orang.

"Samperin, yuk. Makanan gue udah habis juga nih," ajak Kinara sembari bangun dari duduknya disusul Debi.

Mereka pun melangkahkan kakinya menuju lapangan basket yang sudah dipenuhi oleh siswa-siswi berdesakan. Karena penasaran, Kinara dan Debi menerobos ke barisan palinh depan. Apa yang terjadi?

Sesampainya di depan, mereka mendapatkan pemandangan Aldo tengah berusaha melerai pertengkaran yang tengah terjadi oleh 2 orang anak SMA Mulyana yang tidak begitu Kinara kenal.

Hingga akhirnya, Aldo terkena pukulan dan mengalirlah darah segar dari sudut bibir Aldo membuat Kinara berlari menghampiri Aldo.

Pertengkaran itu berhenti seiring debgan datangnya Bu Kaira yang dipanggil oleh Jojo.

Ketika melihat sahabatnya terluka, Jojo langsung berlari ke arah Aldo yang sekarang sudah bersama Kinara dan Debi.

"Bro. Gak apa-apa lo?" tanya Jojo ketika melihat darah di sudut bibir Aldo.

"Jo, tolong begonya jangan dibawa ke sini. Lihat dong. Ada darah. Apa dia baik-baik aja?" sahut Debi kesal.

"Kan maksud gue siapa tahu dia gak parah gitu lho. Lo tuh sewot banget sih bawaannya kalau sama gue!" balas Jojo ikut kesal.

"Udah, Do. Lo ikut gue ke UKS aja. Daripada di sini," ujar Kinara pelan dan kemudian pergi bersama Aldo ke UKS tanpa sepengetahuan Jojo dan Debi yang masih sibuk berdebat.

Sesampainya di UKS, Kinara pun menyuruh Aldo untuk duduk di atas tempat tidur sedangkan dia mencari obat untuk membersihkan luka Aldo.

"Lagian lo ngapain sih, ikut-ikutan segala," ujar Kinara yang mulai membersihkan luka di sudut bibir Aldo.

"Gue kan Ketua OSIS, jadi ya gue punya kewajiban juga buat ngurusin yang begituan," jawab Aldo diselingi dirinya yang terkadang refleks mundur karena lukanya bersentuhan dengan obat menimbulkan rasa perih.

"Lo juga gak hati-hati sih. Jadi kena pukul, kan," lanjut Kinara yang masih sibuk membersihkan luka Aldo dengan hati-hati.

"Cieee.. Khawatir ya?" goda Aldo sambil tersenyum jahil walaupun sakit sebenarnya.

Kinara menghentikan gerakannya. Kini ia menatap sebal Aldo yang masih terlihat tersenyum jahil sambil sesekali menaikturunkan alisnya.

"Gak usah kepedean! Nih, bersihin sendiri!" sahut Kinara sambil menyodorkan kapas kepada Aldo dengan kasar.

"Elah, Kin. Lanjutin kali. Gue kan gak kelihatan."

"Tolongin, ya.. Please. Sakit lho ini," lanjutnya lagi dengan wajah memelas membuat Kinara kasihan.

"Sini. Diem tapi! Gak usah banyak ngomong!" sahut Kinara sembari kembali merebut kapas itu dan mulai membersihkan luka Aldo lagi.

Jarak yang cukup dekat membuat Aldo tidak bisa mengontrol dirinya. Ia seperti merasa begitu banyak ribuan, bahkan jutaan keringat yang turun membasahi wajahnya.

Aldo cukup lama memperhatikan wajah Kinara dengan detail. Cantik. Satu kata itu sudah cukup untuk mewakili seluruh hal yang dimiliki Kinara. Bukan cuman wajah. Tapi hati juga itu yang terpenting.

"Nanti jangan langsung pulang ya. Kita rapat buat natal," kata Aldo ketika Kinara telah selesai membersihkan lukanya.

Kinata mengangguk mengerti, lalu dengan segera membereskan peralatan P3K yang ada di samping Aldo.

"Udah, gue ke kelas duluan, ya. Udah mau bel," kata Kinara kemudian sambil berjalan menghampiri pintu.

"Bareng aja sih, Kin. Kelas sebelahan juga," gerutu Aldo sambil turun dari tempat tidur dan langsung berjalan menghampiri Kinara yang sudah keluar dari UKS terlebih dahulu.

☆☆☆

"OSIS gak ada perwakilan yang mau tampil?" tanya Alika di tengah rapat.

"Iya, harusnya ada tuh," kata Andre menyetujui.

"Kinara sama Aldo aja. Nyanyi. Duet," usul Alika lagi disusul anggukan yang lain.

"Lah. Kenapa gue?" tanya Kinara sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Suara lo kan bagus," jawab Andre sambil menyeringai.

"Kalau gitu, kenapa harus duet?"

"Karena Aldo jago main gitar, jadi bisa duet. Cocok." Kini Alika yang menjawab dengan sangat antusias.

"Oke." Kinara menoleh. Ia melihat Aldo tersenyum sambil mengangguk-angguk.

"Gak. Gue gak mau!" tolak Kinara cepat.

"Kenapa sih, Kin? Segitu takutnya lo tersaingi sama gue?"

"Apaan? Gue gak mau aja."

"Udah, udah. Pokoknya harus. Udah gue catet," kata Alika menengahi.

"Tinggal di tip-ex," sahut Kinara kesal.

"Gak ada," kata Alika dengan cepat.

"Coret!" balas Kinara lagi tidak mau tahu.

"Gak mau," jawab Alika lagi membuat Kinara geram.

"Mau ya? Please," pinta Alika lagi.

"Ya udahlah. Kejam emang lo pada," sahut Kinara pasrah.

Semua bersorak. Kalau sudah ada Kinara dan Aldo, jadi yang lain kan tidak perlu tampil. Repot. Hehehe.

"Kalau gitu, Senin di data anak-anaknya ya.." kata Aldo kemudian setelah rapat ditutup.

Setelah berkata demikian, anak-anak pun satu per satu pulang meninggalkan sekolah. Begitu juga dengan Kinara yang sekarang sudah ada di gerbang sekolah menunggu kakaknya menjemput.

"Mau bareng gak?" tawar seseorang dalam mobil yang sudah berada di hadapan Kinara.

"Kakak gue udah di jalan," jawab Kinara tanpa ekspresi.

"Kalau besok mau?" tanya Aldo lagi.

"Besok libur, Do," jawab Kinara malas.

"Ya karena libur. Besok mau gak, temenin gue jalan. Gue mau cari kado ulang tahun buat nyokap. Dan lo, harus temenin gue. Gak mau tahu!" kata Aldo penuh pemaksaan.

"Kalau gue nolak?"

"Ganti pertanyaannya dong. Kalau lo nerima aja," ucap Aldo membuat Debi mengernyit.

"Gak--"

Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, ponselnya berdering. Kinara pun dengan cepat menyambar ponsel yang ia letakkan di dalam saku rok.

"Oh iya, gue lupa. Habis rapat. Ya udah, lo tunggu di kamar gue dulu aja. Gue lagi nunggu Kak Didit. Ok," kata Kinara kemudian ia menutup teleponnya dan kembali berpaling ke arah Aldo yang masih dihadapannya.

"Siapa?" tanya Aldo penasaran.

"Kepo! Udah sana!" usir Kinara sembari berjalan ke belakang dan menghampiri mobil Kakaknya yang baru sampai.

"Siapa tuh?" tanya Kak Didit ketika Kinara sudah berada di dalam mobil.

"Aldo," jawab Kinara cuek.

"Cieee. Sampe ditungguin gitu," goda idit sembari mulai melajukan mobilnya.

"Apaan sih? Siapa juga yang ditungguin. Udah, deh," sahut Kinara kesal dengan sikap kakaknya.

"Ngambek. Sensitif banget sih kayaknya kalau ngomongin dia."

"Didiemin. Gitu. Jangan minta gue beliin Burger King lagi lo. Awas lo ya!" lanjut Didit mengancam membuat Kinara menoleh.

"Lo mah gitu. Gue gak ngambek kali," sahut Kinara yang takut akan ancaman Didit.

Bagaimana tidak. Kalau Didit tidak mau lagi membelikannya Burger King, itu artinya dia harus membeli sendiri. Malas. Kan kalau ada yang beliin irit. Hehehe.

"Bodo," sahut Kak Didit jutek.

"Dih, ngambek. Cowok kok ngambek," ujar Kinara dengan nada meledek.

"Gue bukan cowok! Kenapa?!" sahut Didit terdengar tak bersahabat. Tapi, bukan Kinara namanya kalau dia tidak bisa membuat Kakaknya tidak jadi ngambek.

"Wah. Kak Didit. Ternyata. Wah. Wah. Wahh.." ujar Kinara heboh sendiri sembari menatap Didit dengan tatapan tidak percaya.

"Apaan sih lo?! Berisik!" sahut Didit kesal.

"Kak, kita mampir mall dulu ya," tawar Kinara membuat Didit menoleh.

"Kalau mau Burger King, deket sini juga ada, gak usah ke mall."

"Siapa bilang?"

"Terus, ngapain ke mall?" tanya Didit tidak habis pikir dengan kelakuan Adiknya.

"Mau beliin rok buat Kak Didit. Kan katanya cewek, berarti kita harus beli perlengkapan cewek," jawab Kinara dengan entengnya membuat Didit gemas.

"Lo tuh anak siapa sih?! Polos banget! Gemes gue lama-lama. Minta diacak-acak rambutnya," sahut Didit sembari mengacak puncak kepala Kinara dengan pandangannya yang tetap pada jalanan di depannya.

"Anak Mama Papa dong. Emangnya lo. Anak siapa sih lo? Setahu gue, Mama cuman punya anak 2, satu cewek, satu cowok," ujar Kinara menatap Didit sambil sesekali bergidik ngeri.

"Gue Abang lo!"

"Katanya cewek."

"Hufffttttttt! Bener-bener lo ya!" geramnya sembari memutar bola matanya kasar membuat Kinara tertawa puas.

____________________________________

Heyooo guys

Gimana ceritanya?

Jangan lupa bintanya ya. Supaya ceritanya lanjut. ✌

Continue Reading

You'll Also Like

288K 11.1K 48
Gue bingung banget sama 2 cwok Most Wanted bisa bisanya gua jadi korban tuh cowok Most Wanted sekolah , mana fansnya banyak lagi gila emang mereka be...
1.1M 80.6K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
173K 7.4K 70
"Lo bisa gak sih, sehari aja gak usah gangguin gue?! " "Kalo enggak gimana? " "Arghh, gue benci sama lo! " "Hati-hati benci bisa jadi cinta" "Bodo...
14.4K 1.1K 50
Danial lelaki yang dicap sebagai lelaki dingin,datar,tak tersentuh,bahkan cuek. Hidupnya yang abu-abu, gelap tak ada warna, diluar tegar dan didalam...