SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika...

Von Cintaprita

4.9M 408K 71.5K

Sequel Married with senior Cinta udah Seagama udah Saling percaya udah Tinggal satu yang belum Restu orang tu... Mehr

PRAKATA
[01] The begins
[02] Meet the gengs
[03] Gue ikut
[05] Because, You
[06] Minggu, Mika dan Angkasa
[07] Rencana Angkasa dan Mika
[08] Lamaran
[09] Dilema
[10] Dinner
[11] Pengusiran
[12] Kangen Angkasa
[13] Angkasa pulang
[14] Rencana yang gagal
[15] Ketahuan?
[16] Kejelasan
INFO
[17] Kekesalan Mika
[18] Angkasa Sakit
[19] Liburan?
[20] Berangkattt!
Jadi gini....
[21] BBQ
[22] Tunangan
[23] Hamil?
[24] Putus
[25] Kawin Lari
[26] Rencana
[27] Bimbang
[28] Sebuah Keputusan
[29] See You, Mom
[30] Welcome, kebahagiaan!
[31] Bersamamu
[32] Hampir Ketahuan
[33] Gagal?
[34] Sedetik
[35] Lagi?
[36] Berakhir?
[37] Akhirnya
[38] We Don't Talk Anymore
[39] Sumber Patah Hati
[40] Hari Yang Buruk
[41] Rencana Balas Dendam
[42] Hari Pernikahan Mika

[04] Festival

114K 11.4K 687
Von Cintaprita

Guys yg kemaren aku tanya tentang RP tuh cuma sekedar nanya doang ya, because aku kepo. Bukan ada maksud amu bikin RP nya MWS😢

Makasih banget loh yg udah bantu jawab😘😘

Happy reading💕








"Ma aku pergi ya." Pamit Mika pada Peni yang tengah bersantai di ruang tengah.

"Dijemput siapa?" Tanyanya.

Mika menggaruk belakang tengkuknya. "Angkasa." Ujarnya dengan suara pelan.

Peni berdecak tak suka. "Mama kan udah bilang, jangan pernah mau di anter jemput dia lagi."

"Iya mah, ntar gak lagi." Ujar Mika.

"Mama gak suka ya." Ujar Peni dengan ketus.

Mika menyalami punggung tangan Peni. "Yaudah aku berangkat ya, keburu telat."

Peni menggeleng-gelengkan kepalanya, sepertinya ia harus segera mengambil tindakan sebelum semuanya semakin rumit.

Mika bergegas keluar dari rumah, ia menghampiri mobil yabg terparkir di depan pagar rumahnya. Dan tanpa fikir panjang ia langsung memasukinya.

"Gue izin dulu ya ke mama." Ujar Angkasa.

Mika spontan menggelengkan kepalanya. "Jangan. Mama lagi bt kayaknya." Cegah Mika. Kalau Angkasa menemui Mamanya yang ada malah terjadi perang dunia ke dua ntar.

Angkasa menghembuskan napas panjangnya. "Yaudah." Lalu ia mulai menjalankan mobilnya.

"Gue gak suka baju lo." Ujar Angkasa tiba-tiba.

Mika mengerutkan dahinya. Apa yang salah dengan bajunya.

"Kenapa?"

"Terlalu kebuka." Ujar Angkasa to the point.

"Ya masa gue pake baju tertutup, kek mau ada operasi aja. Lagian ini kan festival music Sa." Ujar Mika.

"Tetep aja gue gak suka." Ujar Angkasa lagi.

"Terus gue mesti ganti baju gitu?" Ujar Mika setengah kesal.

Angkasa diam.

"Lagian segini tuh gak terlalu terbuka tau." Ujar Mika lagi.

"Tapi gue gak suka, kalo banyak cowok diluaran sana liatin badan lo." Ujar Angkasa sembari fokus mengemudi.

Mika tersenyum lebar. "Kan ada lo."

Angkasa menoleh pada Mika, ia lalu tersenyum. Asli sih ini ganteng banget, udah gitu tempat yang di lewatin mobil Angkasa agak gelap gitu, jadi gantengnya makin bertambah.

"Yang lain udah pada dateng?" Tanya Angkasa.

Mika lantas mengechek handphonenya. "Udah, tapi ada yang masih otw."

Angkasa mengangguk mengerti.

"Tiketnya ada di lo kan Sa?" Tanya Mika.

"Kok di gue?"

"Katanya lo yang mau pesenin." Ujar Mika sedikit panik.

"Gue enggak mesenin."

"Yang bener ih."

"Serius."

"Yahh terus? Kita gak bakal bisa masuk dong kalo gitu."

"Pesen aja lagi."

"Tiketnya udah sold out lah." Ujar Mika yang makin panik. "Masa gak jadi sih."

Tiba-tiba terdengar suara tawa di sampingnya, ya itu suara ketawanya Angkasa.

"Gak lucu tau." Delik Mika kesal.

Angkasa masih terkekeh, ia lalu membuka dashbord lalu mengeluarkan dua lembar tiket ke hadapan Mika.

"Gak usah panik makannya." Ledeknya.

"Kalo sampe gak jadi, gue nggak bakal ngomong ama lo seharian." Ujar Mika ketus sembari merebut dua tiket tersebut dan memasukannya ke dalam slinbagnya.

Angkasa mengacak rambut Mika. "Kan udah ada."

Lalu 10 menit kemudian, keduanya telah sampai di depan lapangan yang telah berisi lautan manusia.

"Rame banget." Dumel Angkasa yang tengah memarkirkan mobilnya.

"Yailah Sa, kalo mau sepi mah di kuburan."

Setelah selesai dengan parkir lalu baik Angkasa ataupun Mika keluar dari dalam mobil.

Keduanya melangkah memasuki area diadakannya festival tentu saja setelah memberikan dua tiket tadi pada penjaga tiket.

"Mana yang lain?" Tanya Angkasa lumayan keras sembari mengerutkan dahinya. Maklum saja, suara disini bising banget, ditambah banyak orang berkeliaran disana sini yang makin membuat suasana kian gak terkontrol.

"Gak tahu." Sahut Mika tak kalah kencang.

Lalu keduanya kembali melangkah menyusuri lautan manusia. Mika tak menyangka akan seramai ini, ya walaupun harusnya ia mewanti-wanti karena yang ngisi acara bukan dj abal-abal tapi dj yang udah terkenal.

Dan dugaan Angkasa benar, disepanjang jalan ada saja yang menyediakan minuman beralkohol.

"Itu mereka." Ujar Mika sembari menunjuk segerombolan orang yang sangat tak asing bagi keduanya.

Keduanya lalu melangkah mendekati mereka. Mika melambaikan tangannya. "Woi."

"Lama amat sih lu." Gerutu Firdan.

Mika nyengir lebar.

"Tadi macet." Ujar Angkasa, yang diangguki oleh Firdan. Nih ya kalau Mika yang bilang macet, pasti tuh makhluk satu langsung nyerocos gak ada hentinya. Dasar manusia.

"Rame banget." Komentar Mika. "Eh, Ngga lo ikut." Sapa Mika pada Rangga yang langsung diangguki oleh cowok itu.

"Satya mana dah?"

"Biasa tuh anak satu, lagi bujuk-bujuk doinya biar mau ikut." Sahut Firdan.

"Raina mana dah?" Tanya Sela.

"Ada oprasi dadakan dia." Ujar Mika se-kenanya.

Sela mengangguk paham.

"Cheers dulu guys." Ujar Firdan yang tiba-tiba saja sudah membawa nampan berisi beberapa gelas minuman, dan sudah dapat dipastikan kalau itu bukan sembarang minuman.

Semua orang mengambil bagiannya. Begitu juga Mika, walaupun Angkasa ditempatnya udah menatapnya dengan tajam seolah mengatakan 'awas aja kalo berani minum.' Tapi Mika masa bodoh, ia mengambil gelas tersebut dengan penuh suka cita. Sudah sangat lama sejak ia tidak minum alkohol lagi.

"Kak lo juga." Ujar Firdan pada Angkasa sembari menyodorkan segwlas berusi alkohol.

Angkasa dengan terpaksa mengambil segelas berisi alkohol tersebut.

"Cheers." Firdan mengangkat tinggi-tinggi gelasnya yang lalu diikuti oleh semuanya. Setelah itu mereka menegak habis isinya. Kecuali Angkasa tentunya, Angkasa tidak naif kalau ia juga pernah beberapa kali meminum alkohol tapi lain lagi urusannya buat malam ini. Malam ini Angkasa membawa mobil, kalau ia mabuk urusannya malah jadi berabe.

Tapi tatapannya kian menajam ketika melihat Mika malah menegak habis satu gelas alkohol.

"Minum Sa." Ujar Mika.

Angkasa tak menjawab, ia malah menggenggam dengan erat sebelah tangan Mika. Seolah menyalurkan kekesalannya.

Tiba-tiba saja suara dentuman music keras terdengar menandakan kalau acara akan segera dimulai.

"Ayo Sa." Ajak Mika pada Angkasa agar mendekati arah panggung. Karena pembukannya dengan menampilkan seorang DJ, jadi itung-itu pemanasan dulu.

Angkasa memincingkan matanya, tak suka. "Gak bisa gitu lo disini aja." Ujar Angkasa.

"Kalo mau diem aja disini, ngapain kesini coba." Ujar Mika setengah kesal.

"Tap___

"Mik ayo!" Ujar Firdan yang langsung menarik tangan Mika tanpa aba-aba hingga membuatnya hampir terhuyung ke belakang.

"Sa, lo tunggu disitu ya. Gue bentar kok." Teriak Mika pada Angkasa, walaupun Mika tahu kalau Angkasa tak suka tapi mau bagaimana lagi, ia sudah ditarik oleh Firdan kampret, ya walaupun begitu ia memang sangat merindukan masa masa dulu, dimana sering clubing bareng yang lain.

Firdan mengajak Mika menari ditengah-tengah kerumunan. Lalu mulai menghentak-hentakan badan seiram dengan suara music.

"Kak Angkasa ngapa gak mau dah?" Teriak Firdan, karena suara sangat bising.

"Tau. Ngapain coba ke sini kalau cuma mau diem doang." Ujar Mika.

"Makannya ajak ke pelaminan, pasti mau dia." Ujar Firdan yang diakhiri dengan tertawa.

"Pastilah!"

"Gu___

"Lo Firdan?" Tiba-tiba datang dua orang cewek cantik dengan penampilan gak jauh beda sama jalang, kekurangan bahan banget. Tapi Mika sudah tahu jalan ceritanya, tuh anak kek kucing yang dikasih ikan asin, gimana aja kalo cowok buaya dapet mangsa, gak bakal di sia-siainlah!

"Hai cantik." Sahut Firdan. "Lo pasti Desi? Dan Lo Timi?"

Cewek itu memberenggut. "Kok Desi sih? Nama gue Bela dan ini Audia." Ujarnya dengan bt.

Mika tertawa lepas melihat antara ekspresi kedua cewek yang kesal dan ekspresi Firdan yang kek orang bloon.

"Ohiya maksud gue itu." Ujar Firdan. "Kesana yuk." Ajak Firdan sembari menunjuk suatu tempat yang lalu diangguki oleh kedua cewek itu dengan kesenangan. Mika tak heran sih, Firdan ganteng dan juga sudah jelas kaya, cewek mana sih yang gak akan suka.

"Mik, gue duluan." Ujar diiringi dengan wajah kegiranga.

"Sono! Jangan kesini lagi lo." Usir Mika.

Setelah Firdan menghilang dari sudut pandangannya, Mika kembali fokus pada hentakan suara music.

Tapi ketika sedang asyik-asyiknya berjoget ria, tiba-tiba ia merasan ada tangan kurang ajar yang menyentuh pinggangnya.

Mika sontak berbalik. "Jangan kurang ajar ya mas." Ujar Mika dengan marah.

Cowok itu malah makin menjadi, kalau yang tadi hanya menyentuh, lain lagi kalau sekarang, ia malah dengan sengaja memegang pinggang Mika.

"Berapa sih lo semalemnya, gue bayar." Ujar Cowok itu sembari tersenyum meremehkan.

"Kur__

"Lepasin cewek gue." Tiba-tiba Angkasa datang entah dari arah mana.

Cowok itu memandang Angkasa sejenak, lalu mengangkat kedua tangannya tanda bahwa dia melepaskan Mika.

"Pulang!" Ujar Angkasa datar.

Mampus!











Ada kah yang nungguin?


See yaa💕

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

300K 12.3K 32
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
1.2M 41.5K 55
Sial bagi Sava Orlin setelah melihat lembar penetapan pembimbing skripsinya. Di sana tertulis nama sang mantan calon suaminya, membuat gadis itu akan...
760K 10K 31
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
231K 7.7K 47
"Suruh anak nggak jelas itu keluar dari rumah kita! " "Ardi!! Andrea itu adekku! " Pertengkaran demi pertengkaran kakaknya membuat Andrea memilih unt...