PERJODOHAN TAK TERDUGA [COMPL...

By novitagr

8.9M 294K 8.3K

DON'T COPY MY STORY! **** Geaveta Mckenzie Deandro. Cantik. Fashionista. Selalu... More

SAMUEL WILLIAM DIMITRI
GEAVETA MCKENZIE DEANDRO
1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
BUTUH SARAN READERS
16
PENGUMUMAN
5 (RE-POST)
17
18
19
PENTING!
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
ATTENTION
30
SOME OF SAMUEL PROPERTIES
31
32
33
34
35
36
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
EXTRA PART
INFO SEQUEL

37

97.2K 3.6K 138
By novitagr

Happy Reading!

Jangan lupa click bintang🌟

______

AUTHOR POV's

3 years later

Tiga tahun berlalu sejak kepergian Gea, Samuel semakin menjadi-jadi. Ia kembali menjadi Samuel yang arogan dan tidak tersentuh. Senyumannya pun sudah tidak pernah muncul lagi di wajahnya. Sisi gelap itu muncul dan kembali menguasai dirinya.

Rutinitasnya pun berubah total, dari yang biasanya sepulang dari kantor ia langsung kembali ke mansion, menjadi setelah pulang dari kantor, tujuannya adalah club. Minum berbotol-botol wine, bermain dengan para jalang, ataupun hanya diam di sana tanpa melakukan apa-apa. Sepulang dari club pada dini hari, Samuel bahkan lebih memilih untuk pulang ke penthouse nya.

Samuel seperti sudah tidak mengenal mansionnya lagi. Mansion yang dulunya adalah tempat favoritnya untuk melepas penat, sekarang justru terasa bagai neraka yang menyakitkan karena hilangnya seseorang dari sana. Oleh karena itu, Samuel lebih memilih tinggal di penthouse miliknya. Berusaha melupakan apapun yang sudah terjadi, tapi dirinya tidak pernah bisa. Samuel tidak permah berhasil melupakan Gea dari pikirannya.

Oh, dan jangan lupakan betapa kacaunya keadaan Dimitri International. Pemecatan karyawan terjadi tiga kali sehari, bahkan bisa lebih. Membuat keadaan perusahaan menjadi tidak kondusif karena banyak job kosong karena si pekerja dipecat tanpa alasan oleh CEO mereka, Samuel William Dimitri. Para staff bahkan lebih memilih untuk menghindari Samuel daripada mendapat surat pemecatan secara tiba-tiba.

Lebih baik tidak bertemu devil berwajah dewa daripada bertemu dan kehilangan pekerjaan. -itu adalah moto hidup para staff Dimitri International untuk saat ini. Seperti waktu itu, contohnya.

"Kau. Dipecat." ucap Samuel dengan nada mengintimidasi dan tatapan elangnya pada seorang staff yang ada di hadapannya sekarang.

Bahkan staff itu tidak melakukan kesalahan apapun, ia hanya berjalan berpapasan dengan Samuel sambil menunduk takut untuk menyapa boss garangnya itu. Namun tiba-tiba, Samuel memanggilnya dan mengatakan bahwa ia dipecat.

"Tapi Tuan-"

"Pergi dari sini sekarang." ucap Samuel memotong ucapan staff tadi sebelum melangkah meinggalkannya.

"Apa salahku..." lirih staff wanita tersebut sambil menahan tangis. Diterima di perusahaan ini bukanlah perkara mudah, tapi ia bahkan dipecat tanpa tau salahnya apa.

"Warna rambutmu coklat. Aku tidak suka." jawab Samuel saat ia mendengar ucapan lirih staff wanita tersebut tanpa menoleh sebelum melanjutkan langkahnya.

Staff wanita itu sukses melongo tak berkedip.

Apa kata boss tadi? Apa aku tak salah dengar? -batin staff wanita tersebut masih tidak percaya dengan ucapan Samuel yang baru ia dengar.

Setelah kepergian Samuel, banyak staff lain yang menghampiri staff wanita yang baru saja dipecat itu untuk menenangkannya.

"Aku dipecat karena warna rambutku? Lantas apa menurutnya aku bisa memilih warna rambut sebelum aku dilahirkan?! Sialan! Samuel Dimitri sialan!" ucap staff wanita tadi dengan wajah memerah menahan marah. Para staff lainnya mencoba untuk menenangkannya.

Ya, seperti itulah Samuel Dimitri yang sekarang. Apapun sesuatu yang berhasil mengingatkannya pada Geaveta Deandro akan langsung ia singkirkan. Warna rambut yang sama dengan Gea, model rambut yang sama dengan Gea, bahkan jika Samuel mendengar beberapa staff yang sedang membicarakan sesuatu tentang Gea, Samuel akan langsung memecatnya tanpa pikir panjang.

Tidak hanya segala sesuatu yang mengingatkan Samuel akan Gea, tapi juga sebuah kesalahan sepele bisa membuat Samuel mengucapkan kata-kata yang paling dihindari oleh seantero staff,

'Kau. Dipecat.'

Saat ini misalnya, hanya karena seorang OB yang Samuel perintah untuk membuatkannya kopi tanpa gula. Lalu saat kopi tersebut diantar sesuai pesanan, Samuel bergegas mencobanya dan langsung menyemburkannya ke lantai dengan alasan yang akan membuat siapa saja ingin membunuh Samuel jika mereka bisa.

"Apa maksudmu?! Kau ingin membuat lidahku mati rasa?! Kopi itu sangat pahit! Apa kau tak memberinya gula?!" bentak Samuel dengan nada tinggi.

Perkataan yang sukses membuat hati OB tersebut mencelos karena ia berada di posisi serba salah; jika diam saja ia pasti akan dipecat, tapi melawanpun ia tak mampu. Padahal tadi dengan jelas Samuel mengatakan jika ingin dibuatkan kopi tanpa gula. Lantas di mana salah OB itu?

"Kau. Buatkan aku kopi hitam tanpa gula. Cepat." ucap Samuel yang masih terngiang jelas di ingatan OB itu.

Namun, beruntunglah OB itu karena tepat sesaat sebelum Samuel mengucapkan kata-kata paling dilaknat oleh para staff, Darino Dimitri datang membuka pintu ruangan Samuel dengan terlihat sangat berwibawa.

"Hi, Son." sapa Darino dengan senyum penuh wibawa miliknya.

"Daddy? Ada perlu apa Daddy kemari dan tidak memberi tahuku dulu?" tanya Samuel heran.

"Anda bisa keluar, dan anda tidak dipecat." ucap Darino kepada OB yang masih berdiri kaku di tempatnya tanpa menjawab pertanyaan Samuel.

"Terimakasih, Tuan. Terimakasih banyak." ucap OB itu setelah melongo beberapa saat. Tanpa menunggu lama, ia langsung berjalan keluar meninggalkan tempat yang sudah mirip neraka duniawi tersebut.

Setelah OB itu keluar, Darino mulai mendudukkan dirinya di hadapan Samuel sambil menatap interior ruangan yang dulunya adalah ruangan kebesarannya.

"Dad? Ada apa?" Samuel kembali bertanya karena pertanyaannya tadi tidak mendapat jawaban dari sang ayah.

"Seharusnya Daddy yang bertanya seperti itu kepadamu. Ada apa?" jawab Darino berupa pertanyaan balik untuk Samuel.

"Me? Aku tidak apa-apa." jawab Samuel bingung.

"Tentu kau ada apa-apa, sampai bisa-bisanya memecat hampir seluruh staff karyawan perusahaan yang Daddy bangun dengan susah payah, hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Wow. Apa itu bisa dibilang suatu prestasi?" ucap Darino dengan senyum tenangnya.

Darino paham betul, putranya ini sedang dalam masa tidak baik-baik saja sehingga harus diajak berbicara secara santai tetapi bisa menyadarkannya.

"Aku tidak memecat mereka secara asal-asalan, Dad. Mereka memang tidak kompeten, tidak layak berada di sini. Di perusahaan yang sudah Daddy bangun susah payah." jawab Samuel masih enggan mengakui jika apa yang dikatakan Darino adalah benar.

"Mereka yang tidak kompeten, atau justru hatimu sudah tidak kompeten karena kehilangan sesuatu yang sangat berharga, Son?" Diam. Samuel hanya bisa diam tanpa bisa menjawab satu kata pun.

"Bertahun-tahun aku membiarkanmu menjalani hidup seperti ini. Bahkah aku tidak mempedulikan keadaan perusahaanku yang bisa dibilang krisis karyawan berkepanjangan. Pemecatan karyawan tiga kali dalam sehari yang diiringi dengan perekrutran karyawan sekali dalam sehari, semua itu berlangsung silih berganti dalam beberapa tahun terakhir. Aku biarkan itu semua, karena ku kira itu semua bisa membuatmu senang dan kembali menjadi Samuel yang dulu. But I was wrong." ucap Darino yang berhasil membuat Samuel mengerjap tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.

"I know, we are Dimitri. Dimitri never lose, right? Seorang Dimitri tidak akan mengenal kata jatuh bangkrut dalam hidupnya. Bahkan sekalipun hanya tersisa lima karyawan di sini, Dimitri International akan tetap berjaya." ucap Darino lagi yang masih sukses mengintimidasi Samuel.

"Tapi seorang Dimitri, bisa jatuh sangat dalam bila itu mengenai orang yang sangat ia cintai. I feel you, Son, I am Dimitri too. Dimitri bisa jatuh terlalu dalam, bahkan jatuh hingga ke dasar, and boomjatuh terpuruk tanpa bisa bangun lagi." ucap Darino yang kali ini membuat Samuel merasa jika ucapan ayahnya seratus persen benar, bahkan otaknya tidak mau mengelak.

"But, Dad" tapi pikiran dan mulut bisa berjalan berlawanan, kan?

"Sshh... Just listen to me. Jika kau memang membencinya seperti yang selama ini kau katakan, kau tidak akan terlihat se-berantakan ini, Son. But, look at yourself. Bahkan jauh lebih buruk daripada kata berantakan. Gea berhasil memilikimu secara utuh, Son. Semuanya, apapun yang ada dalam dirimu, sudah terikat dengannya. Sehingga saat dia tidak ada, kau akan kehilangan kontrolmu, seperti saat ini. Am i right or am i wrong?" Skakmat.

Samuel berhasil dibuat tersadar atas apa yang selama ini ia rasakan. Atas apa yang selama ini ia tidak bisa jelaskan. Tentang perasaannya, tentang perilakunya, tentang semua yang ada pada dirinya.

Tapi pikiran jernihnya itu hanya kembali sebentar saja, karena setelahnya, Samuel kembali menjadi seorang yang arrogant dan tidak kenal belas kasih.

"No, Dad. You were wrong. Aku tidak suka dikhianati, dan dia mengkhianatiku. Dia mengkhianatiku, Dad. Aku membencinya, sungguh." ucap Samuel dengan mata elangnya yang menatap daddy nya lurus.

"Darimana kau yakin betul jika menantuku itu benar-benar mengkhianatimu? Apa kau sudah menyelidiki semuanya? Tentang siapa lelaki itu? Tentang apa hubungan mereka? Apakah sudah?" tanya Darino masih tetap tenang tapi Samuel kembali kehilangan kata-katanya.

Belum. Aku belum melakukannya. batin Samuel menjawab.

"See? Kau belum melakukannya. Lantas apa gunanya puluhan ajudan yang kau punya? Apa gunanya detektif-detektif yang kau pekerjakan di kerajaan bisnis ini? Apa gunanya kekayaan, kekuasaan, dan tahta yang ada di tanganmu, jika untuk mencari tau tentang hal seperti itu saja kau tidak bisa? Apa guna itu semua?" ucap Darino yang lagi-lagi berhasil membuat Samuel merasa terpojok.

"Apa aku sudah berbuat hal bodoh terlalu jauh, Dad...?" tanya Samuel lirih sambil menatap kosong ke arah Darino.

"Tiga tahun, semua ini sudah berjalan tiga tahun, Son. Tapi seorang Dimitri tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang mereka mau, kan? Jadi kau tau apa yang harus kau lakukan, right?" jawab Darino dengan tersenyum puas karena berhasil menyadarkan putranya.

"Sure. Dimitri never lose. Aku akan membawanya kembali, Dad. Mau tidak mau Gea harus kembali padaku." ucap Samuel dengan tekad berkobar.

"Good boy." ucap Darino dengan tersenyum senang.

"Thanks, Dad. Thank you for everything. And, Dad, aku mau mengambil cuti panjang ku." ucap Samuel sambil memeluk ayahnya.

"Pergilah, dan jangan kembali jika kau tidak berhasil membawa menantuku pulang ke rumah." jawab Darino kemudian.

"Yes, Capt!" ucap Samuel sambil berlalu pergi meninggalkan ruangannya.

"Dion. Cari tau semua tentang Gea selama tiga tahun terkahir, dan cari tau keberadannya sekarang. Aku tunggu sepuluh menit dari sekarang. No complain." ucap Samuel di telefon yang baru saja tersambung.

_______

Surabaya, 16 April 2019
23:29

novitagr

_______

Jadi gimana komentar kalian buat chapter ini?

_______

Jangan lupa tinggalkan jejak, luv!

🌟

Continue Reading

You'll Also Like

15.3M 1M 60
Dijodohkan dengan duda anak satu adalah hal yang jauh dari ekspetasi Rania. Dengan paksaan orang tua, dia harus menerima perjodohan ini dengan pria k...
9.8M 636K 30
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
180K 2.4K 14
WARNING! NO SEX, NO RAPE. Yang ingin baca cerita 18+, cerita ini tidak menyediakan. DON'T IMITATE MY STORY. THIS STORY PURELY MY WILD BRAIN RESULTS...
5.6M 431K 59
[FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU!!!] SUDAH TERBIT DIVERSI CETAKKK!!! PO; 02 Juli 2023 - 16 Juli 2023 Link shopee https://shp.ee/yw47agd Instagram ...