Little Baby (Tamat)

By Alaita23

8M 331K 4K

Sebuah insiden membuat Clara harus kehilangan masa depannya. Gadis yang memiliki sifat baik hati dan juga tid... More

Part 1🌺
Part 2🌺
Part 3 🌺
Part 4 🌺
Part 5 🌺
Part 6 🌺
Part 7 🌺
Part 8 🌺
Part 9 🌺
Part 10 🌺
Part 11 🌺
Part 12 🌺
Part 13 🌺
Part 14 🌺
Part 15 🌺
Part 16 🌺
Part 17 🌺
Part 18 🌺
Part 19 🌺
Part 20 🌺
Part 21 🌺
Part 22 🌻
Part 23 🌻
Part 24 🌻
Part 25 🌻
Part 26 🌻
Part 27 🌻
Part 28 🌻
Part 29 🌻
Part 31🌻
Part 32 🌻
Part 33 🌻
Part 34 🌻
Part 35 🌻
Part 36 The End🌼
Ekstra Part πŸ•Š
Ekstra Part2 πŸ•Š
Info sekuel ~

Part 30🌻

159K 6.5K 85
By Alaita23

Maaf apabila banyak typo karna gk aku edit dulu😁
Jgn lupa vote and comment ya😘😘

Yg ngak suka ama ceritanya gk papa,, aku mah apa atuhh😅

Author POV

"Valdo jaga mantu mami jangan sampai dibuat nangis dan jangan lupa kasih jatah bulanan, awas saja kalau kamu sampai....."

"Valdo tahu kok kewajiban Valdo itu apa dan sekarang apa kami boleh berangkat." Valdo memotong ucapan Yuli yang di balas cemberut oleh Yuli.

"Ahh... baik-baik sekarang kalian segera pergi sana, lihat Putri masih mengantuk. Segera sampai dan istirahat dulu."

Setelah mereka berpamitan kepada keluarga, mereka segera berangkat menuju rumah baru. Mobil berwarna hitam itu meninggalkan rumah besar perlahan dan menghilang di tikungan.

Valdo menyetir sendiri mobil itu dan Clara berada di sampingnya sedangkan Putri tertidur di belakang sambil memeluk bonekah kesayangannya. Jalanan masih terbilang sepi mungkin ini hari libur bagi pekerja untuk mereka istirahat.

Setelah perjalanan yang menghabiskan setengah jam akhirnya mereka sampai di perkomplekan yang mereka tempati. Mobil sampai di sebuah rumah berukuran sedang dengan dinding yang berwarna putih dan abu-abu serta terdapat pagar yang tingginya sampai sebahu orang dewasa.

Mereka turun dari mobil dan mengambil barang-barang mereka. "Sayang, kamu antar koper ini dulu ke dalam aku akan mengambil barang yang ada di jok belakang." Valdo segera berjalan kesisi belakang mobil setelah mengintruksikan Clara.

Clara mengambil koper dan memasuki rumah bersama Putri, Putri sudah terbangun dari tidurnya limabelas menit yang lalu jadi kini Clara ataupun Valdo tidak perlu menggendongnya.

"Wahh... Mama rumahnya bagus sekali." Putri berlari kearah sofa menaikinya dan lompat-lompat, Putri terlihat sangat bahagia sekali.

"Putri nanti jatuh, cepat turun..."

"Dimana kamar Putri mah?" Putri menuruti untuk turun dari sofa dan berjalan kearah mamanya.

Putri dan Clara menaiki tangga menuju ke arah kamar Putri. Kamar Putri letaknya di lantai atas sedangkan kamar Valdo dan Clara di lantai bawah. Rumah itu memiliki tiga kamar tetapi salah satu kamar masih kosong, itu di biarkan kosong apabila nanti ada tamu yang akan menginap. Tempat makan tidak terlalu jauh dari dapur sedangkan ruang tamu di letakkan di depan dengan di kelilingi kaca yang lumayan besar. Belakang rumah terdapat taman yang lumayan besar.

"Baiklah mari kita buka kamarnya, satu.. dua.. tiga." Clara membuka pintu itu. Kamar Putri berdekorasi serba Pink layaknya anak perempuan lainnya. Perabotan yang cantik menambah keimutan kamar itu.

"Wahh cantik, Putri suka.." Putri langsung merabahkan diri di atas tempat tidur dengan seprei berwarna Pink itu.

Clara berjalan ke arah lemari untuk menata pakaian milik Putri. "Putri di sini dulu, mama mau bantu papa di bawah."

"Iya mah."

Clara turun untuk membantu Valdo mengemasi barang-barang yang masih tersisah namun saat ia sampai di depan pintu Clara melihat Valdo sedang berduaan dengan seorang perempuan dan bahkan perempuan itu terlihat masih anak sekolahan.

Dari dekat Clara mendengar percakapan mereka. "Tuan yang akan pindah di sini ya?" Tanya perempuan kecil itu. Terlihat kalau dia masih anak sekolah menengah.

"I..iya." Valdo terlihat tidak nyaman dan itu membuat Clara lega. "Kalau begitu saya kedalam dulu, permisi." Valdo meninggalkan perempuan itu dan masuk.

Saat Clara keluar dari balik pintu Clara berpapasan dengan Valdo di sana. Clara memandang Valdo dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sa..sayang kamu kenapa?"

"Tidak ada." Clara menggeleng dengancepat.

Valdo langsung menyeret Clara untuk masuk kedalam. Valdo meletakkan barang yang tadi ia bawah dan segera menyeret Clara ke arah sofa yang lumayan besar untuk duduk.

"Bagaimana rumahnya, kamu dan Putri suka?" Tanya Valdo dengan antusias.

"Mas Valdo lupa kan kemarin kita sudah melihatnya dan kita sudah menyukainya sejak pertama kali melihat."

"Ahh,, benar-benar aku lupa."

Ting tong

Saat mereka berbicara, Suara bel berbunyi. "Biar aku saja yang buka." Clara bangkit dari duduknya dan menghampiri siapa yang datang. "Yaa siapa??" Clara membuka pintu dan mendapati gadis itu kembali. Wajahnya terlihat manis tetapi tatapan matanya terlihat lebih dewasa dari penampilannya.

Gadis itu berbicara dengan menatap Clara. "Ehh, mbaknya siapa yaa? ini rumahnya tuan yang baru pindah di sini kan?"

"Ahh,, iya ini rumah tuan yang kamu maksud, memang kenapa ya? "

"Sayang siapa yang datang." Valdo tiba-tiba memeluk Clara dan melihat siapa yang datang. Valdo yang ingin mencuri ciuman kepada istrinya segera terhenti oleh suara cempreng seorang gadis.

"Lohh mbaknya ini siapanya tuan?" Gadis itu melirik Clara dengan tatapan bertanya. Melihat interaksi antara keduanya jelas gadis itu merasa curiga.

Clara merasa tatapan dari gadis itu menusuk langsung padanya. Dengan perlahan Clara melepaskan lilitan lengan Valdo. Dia sedikit risih saat melihat orang menatap keintiman mereka.

"Ehh, sayang..."

"Wahhh bagus kalau begitu, perkenalkan saya Silvi tetangga tuan dan mbaknya."

Sepertinya gadis itu menganggap kalau keduanya adalah adik kakak dan dengan senyuman dia kembali berkenalan.

"Saya Valdo dan ini..." Silvi langsung menjabat sendiri tangan Valdo tanpa ingin mendengar penjelasan dari Valdo.

"Ini saya bawakan roti untuk kalian, silahkan di coba." Silvi menyodorkan sebuah kotak makan ke arah Valdo dengan masih memperlihatkan senyumnya.

Clara yang melihat gadis itu dengan tulus menerima roti yang diberikan. "Terimakasih." Bahkan Clara memberinya senyum cerah.

"Tidak papa kok mbak. Kalau begitu saya pergi dulu... tuan Valdo kalau ada papa rumah saya ada di sebelah kiri itu kok." Tunjuk Silvi kepada rumah yang terletak disebelah rumah mereka.

"Enn." Valdo tidak ingin menjawab dan hanya bergumam.

"Kalau begitu saya pergi dulu ya dah tuan Valdo." Setelah berpamitan gadis itu pergi meninggalkan Valdo dan juga Clara.

"Hati-hati ya Silvi." Clara melambaikan tangannya.

Melihat Silvi sudah pergi, Valdo menarik tangan Clara dan memasuki rumah. Suasana hatinya tiba-tiba saja turun. Kalau saja istrinya langsung menjelaskan kepada gadis itu kalau dia adalah istrinya, mungkin gadis itu tidak akan salah faham.

"Jelaskan!" Perintah Valdo yang kepada Clara. "Apa kamu tidak berfikir kedepannya nanti, bagaimana kalau Silvi benar-benar suka pada ku, bagaimana kalau dia meminta kedua orang tuanya untuk melamar. Apa kamu tidak memikirkannya?"

Clara mencoba untuk berfikir dan apa yang di ucapkan Valdo memang ada benarnya tetapi Clara tak berani bersuara dia hanya diam dan menatap Valdo. Seharusnya dia langsung mengatakan kalau dia adalah istri Valdo dan tidak hanya diam saja. Clara hanya tidak ingin menunjukkan keintiman mereka kepada orang lain.

"Huhh." Valdo menghembuskan nafas sejenak. "Baiklah kita lupakan saja, mungkin dia tidak akan sejauh itu, dia bahkan masih terlihat sangat muda."

"Maaf." akhirnya Clara berani bersuara walaupun dengan suara yang super pelan.

"Sudahlah kita lupakan saja." Valdo berbalik menuju barang yang tadi ia bawa dan menaruhnya di tempatnya kembali.

Clara belum pernah melihat sikap Valdo yang seperti itu ,Clara merasa Valdo masih marah dan ia mempunyai rencana untuk itu. Clara berjalan ke arah Valdo perlahan dan saat tiba ia memeluknya dari belakang. "Mas masih marah ya?" Clara mempererat pelukannya. Jika Valdo mendapat perlakuan seperti ini, mungkin suaminya akan segera luluh.

Valdo melepas tangan Clara yang melingkar di perutnya itu dan menghadap ke arah Clara. Dan tiba-tiba saja Valdo menarik wajah Clara mendekat ke arahnya. Dengan cepat Valdo mencium bibir Clara.

Clara membuka matanya lebar-lebar, ia tak menyangka Valdo akan menciumnya. Valdo perlahan menggerakan bibirnya, bibir yang semula hanya menempel kini berubah untuk memperdalamnya. Mungkin karena emosi Valdo memangutnya dengan kasar.

"Jangan lakukan itu lagi!" Valdo melepaskan ciumannya dan menatap Clara, sedangkan Clara ia hanya menjawab dengan anggukan kepala membuat Valdo tersenyum. Dia tidak akan bisa terlalu marah dengan istrinya.






🌻🌻🌻





Lanjut......

Continue Reading

You'll Also Like

17.9K 1.1K 32
Argan Domani seorang mostwanted di SMA 2 Ganpati sifatnya yang pembangkang dan sering membuat onar kadang membuat para warga Ganpati sangat takut ber...
6.5M 336K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
15.9M 787K 53
Kalian anak Bunda, bukan anak haram. Biarlah mereka berkata apa, yang penting kalian bagi ku bagai bongkahan berlian bahkan lebih spesial dari itu. ...
3.3K 905 44
TAHAP REVISI Menceritakan seorang gadis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas harus menjalani kehidupan yang sangat pahit, dia juga menika...