"Love Begins With From The Pa...

By LiiTaRiii

139K 6.1K 875

New Deskripsi Ini sebenarnya cerita ke-2 aku di Wattpad. Tapi aku nobatkan menjadi cerita ke-1 aku di Wat... More

Perkenalan Tokoh
☆ Ramon ☆ "Chapter 1" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 2" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 3" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 4" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 5" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 6" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 7" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 8" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 9" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 10" ☆
☆ •••"Attention please"••• ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 11" ☆
☆ Ramon "Chapter 12" ☆
☆ ..."All Cast"... ☆
☆ Ramon "Chapter 13" ☆
☆ Ramon "Chapter 14" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 15" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 16" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 17" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 18" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 19" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 20" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 21" ☆
☆ Ramon "Chapter 22" ☆
☆Ramon☆"Chapter 23"☆
♥Ramon "Chapter 24"♥
♥Ramon "Chapter 25"♥
♥Ramon "Chapter 26" ♥
♥Ramon "Chapter 27"♥
♥Ramon "Chapter 28"♥
♥Ramon "Chapter 29"♥
♥Ramon "Chapter 31"♥
♥Ramon "Chapter 32"♥
♥Ramon "Chapter 33"♥
♥Ramon "Chapter 34"♥
♥Ramon "Chapter 35"♥
♥Ramon "Chapter 36"♥
♥Ramon "Chapter 37♥
♥ Ramon "Chapter 38"♥
♥ Ramon "Chapter 39" ♥
♥Ramon "Chapter 40"♥
♥Ramon "Chapter 41"♥
♥Ramon "Chapter 42"♥
♥Ramon "Chapter 43"♥
♥Ramon "Chapter 44"♥
♥Ramon "Chapter 45"♥
♥Ramon "Chapter 46"♥
♥Ramon "Chapter 47"♥
♥Ramon "Chapter 48♥

♥Ramon "Chapter 30"♥

758 90 27
By LiiTaRiii

"Aaaaa...!!"

Dugh

Dugh

Dugh

"RAYA!!!!!"

    Teriakan dari orang-orang yang akan menyelamatkan Raya mengiringi jatuhnya Raya dari tangga lantai 2.

     Mondy yang sedang melawan 3 sekaligus dari anak buah Tony hanya bisa menatap kekasihnya yang jatuh dari tangga.

Dor

"Diam di tempat semua!!" seru para polisi disitu dan langsung menembakkan pistol mereka ke atas sebagai tembakan peringatan.

    Seketika semua anak buah Tony dan Tony sendiri pun diam di tempat dan tidak berkutik.

"Raya!!" Mondy langsung berlari menghampiri Raya yang sudah terkapar di ujung tangga dengan tubuh tak berdaya.

"Sayang... Sayang bangun.." bisik Mondy sambil memangku kepala Raya.

     Raya sudah tidak sadarkan diri dengan kondisi kepala yang mengeluarkan darah.

"Mon, cepet bawa Raya ke rumah sakit!" teriak Alva mengingatkan.

      Alva langsung berlari ke arah Mondy dan membantu Mondy. Mondy yang menggendong Raya langsung berlari keluar dari rumah tersebut.

"Bawa mereka semua." kata-kata itulah yang mampu Mondy dengar saat mereka mulai meninggalkan rumah itu.

*****

        Ternyata tempat penculikan Raya masih di daerah Jakarta. Alhasil, Raya dibawa ke rumah sakit terdekat dari lokasi penculikan.

"Rumah sakitnya ke arah mana sih??" tanya Cindy yang tengah menyetir sambil panik.

     Kemampuan menyetir Cindy benar-benar diuji disini. Dia harus membawa Raya ke rumah sakit menggunakan mobilnya dan sebisa mungkin dia harus tancap gas sekuat-kuatnya.

"Cin, santai. Lo harus tetap fokus. Nyawa anak orang banyak disini." ucap Reva yang duduk di kursi penumpang di sebelah Cindy.

"Gimana gue bisa santai. Itu Raya udah sekarat begitu. Kenapa gak pake mobil Alva aja sih. Kan gue jadi gemeter gini nyetirnya." gerutu Cindy dengan panik.

"Iya lo tau sendiri kan. Anak warrior serigala juga banyak yang luka gara-gara berantem sama anak buah Tony. Beberapa ada yang pake senjata tajam. Mobil Alva udah penuh sama mereka juga." ucap Melly dengan suara serak karena sudah menangis.

"Tenang, Mel. Kalau lo nangis, yang ada Cindy makin panik nih nyetirnya." ucap Megan yang posisi duduknya di belakang Cindy.

"Gimana gue gak nangis. Iyan kena tusuk pisau. Gue gak tau gimana keadaan dia sekarang." Melly mengusap air mata yang terus mengalir.

"Ya gue tau. Setidaknya Iyan masih sadar. Raya udah gak sadar lagi. Sekarang kondisi Raya lebih darurat." ucap Megan mendebat Melly.

"Iyan juga darurat. Megan, lo gak ngerasain. Gimana kalau Oky yang ketusuk. Lo gak ngerti perasaan gue." Melly terus terisak sambil memangku kepala Raya.

"Gue ngerti. Tapi kalau lo nangis terus, gak akan ngubah keadaan. Gak akan ngebalikin waktu." balas Megan belum mau kalah.

"Udah stop!" seru Cindy kesal.

"Gak ada gunanya kalian berantem. Gue lagi fokus bawa nyawa orang di dalam mobil gue. Jadi pliss gak usah ngelakuin hal yang gak penting. Cukup berdoa aja masing-masing." lanjut Cindy dengan jengkel melihat kelakuan Megan dan Melly.

"Bener, Girls. Gak ada gunanya debatin siapa yang lebih darurat. Yang bisa kita lakuin cuma berdoa." ucap Reva yang langsung diangguki oleh yang lain.

      Suasana mobil kembali hening dengan Cindy yang terus-terusan mengumpati pengendara lain. Sampai akhirnya.....

"Ar...syaa..."

"Hah!!" seru mereka berempat kompak menatap ke kursi belakang.

*****

      Seketika, koridor rumah sakit itu penuh dengan kehadiran mereka. Anak Warrior Serigala yang menunggu di depan ruang UGD.

"Mon, lo udah kabarin orang tuanya Raya?" tanya Boy sambil menepuk bahu Mondy.

"Astagfirullah, gue lupa. Gue harus telfon sekarang." ucap Mondy mengusap wajahnya kasar.

"Ya udah lo tenangin diri lo dulu. Yang penting sekarang Raya udah ketemu. Semoga dia baik-baik aja." ucap Boy menguatkan Mondy.

"Gue telfon orang tua Raya dulu." ujar Mondy kemudian mengambil hpnya.

      Saat Mondy sedang menelfon, dokter keluar dari dalam ruang UGD.

"Dok, gimana pasien di dalam?" tanya Haikal yang berdiri paling dekat dengan pintu ruang UGD.

"Saya tadi memeriksa pasien laki-laki, yang bernama.....Iyan? Apakah benar?" tanya dokter itu.

"Yang luka ditusuk pisau, dok?" tanya Oky ikut menghampiri dokter itu.

"Iya. Kondisinya lumayan parah, apalagi pasien sudah kehilangan darah cukup banyak akibat tusukan itu. Kita membutuhkan donor darah sesegera mungkin." jawab dokter itu langsung menjelaskan.

"Terus sekarang Iyannya gimana, dok?" tanya Haikal.

"Pasien tentu saja masih belum sadar. Dan dalam kondisi kritis.." jawab dokter itu.

"Haaa...aaa...hiks..." Melly seketika menangis semakin kuat dipelukan Cindy.

"Dok, kami semua siap kalau harus donor darah." ucap Baon mewakili teman-temannya yang lain.

"Tidak perlu. Alhamdulillah, rumah sakit masih memiliki stok dengan golongan darah yang sama. Jadi kami akan langsung melakukan donor dengan pasien." ucap dokter itu yang mampu menghadirkan sedikit angin segar bagi mereka.

"Kalau begitu saya permisi." lanjut dokter itu pamit dan langsung masuk kembali ke ruang UGD.

"Eh, terus temen-temen kita yang lain gimana?" tanya Endro.

"Sabar. Mereka kan lukanya gak separah Iyan. Tadi juga gak sampe pingsan. Paling cuma diobati dulu lukanya." jawab Haikal menenangkan teman-temannya.

     Pintu ruang UGD kembali terbuka dan kali ini yang keluar 2 orang anak Warrior Serigala.

"Den, lo gak papa?" tanya Oky sambil membantu Deni yang lengannya nampak di perban.

"Ri, lo gak papa kan?" Baon langsung menghampiri Ari yang kepalanya nampak di tempeli plester.

"Gak papa. Kepala gue luka dikit. Kaki aja nih yang lumayan nyelekit." jawab Ari sambil menunjuk kakinya yang juga diperban.

"Teman-teman kalian tidak papa. Lukanya tidak terlalu dalam, jadi tidak sampai kehabisan darah. Mereka juga tidak perlu rawat inap, rawat jalan sudah cukup." ucap seorang dokter wanita yang tadi mengobati mereka berdua.

"Alhamdulillah." ucap semua orang yang ada disitu.

"Dokter! Pasien yang perempuan kritis!!" seru seorang suster dengan panik.

"Raya!!" Mondy langsung bereaksi begitu mendengar kata 'pasien perempuan'.

"Saya permisi dulu." ucap dokter itu langsung kembali masuk dengan buru-buru.

      Mondy terduduk di lantai dengan lemas.

"Mon, sabar Mon. Yang kuat." Boy membantu Mondy berdiri dan langsung mendudukkannya di kursi ruang tunggu.

"Raya. Raya kritis, Boy.." lirih Mondy pilu sambil menunjuk pintu UGD.

"Sabar, Mon sabar. Gue yakin Raya bakalan baik-baik aja. Gue tau Raya cewek kuat. Lo juga harus kuat, doain Raya terus." ucap Boy.

"Kalau itu pastilah. Pasti gue selalu doa yang terbaik buat Raya." jawab Mondy lalu kemudian menunduk menatap lantai marmer itu.

"Lo udah kasih tau orang tua Raya kan, kalau Raya disini?" tanya Reva ikut nimbrung duduk disebelah Mondy.

      Mondy hanya dapat mengangguk tanpa menatap wajah Reva. Yang ada dipikirannya hanya Raya. Raya seorang.

*****

       Tiba-tiba mereka semua dikagetkan dengan kedatangan orang tua Raya dan orang tua Mondy juga tentunya.

"Mondy, Raya gimana?" tanya mama Raya to the point dan langsung mendekati Mondy.

     Reva dan Boy menyingkir dari kursi dan membiarkan para orang tua itu duduk.

"Raya masih di dalem, tante." jawab Mondy lemah dan menatap orang tua Raya dengan tatapan sayu.

"Masih di UGD, tante." Reva memperjelas jawaban Mondy.

"Terus? Udah ditangani dokter kan?" tanya mama Raya lagi dengan nada cemas.

"Masih ditanganin sama dokternya, tan. Dokter belum ada bilang apa-apa soal kondisi Raya." jawab Mondy sambil menunduk. Terlalu lemah untuk sekedar mengangkat wajahnya.

"Tapi.....tadi pas dokter lagi jelasin kondisi temen kita yang lain, suster manggil dokter dan bilang kalau pasien perempuannya.....kritis." lanjut Mondy sebenarnya ragu untuk memberi tahu tentang itu.

"Pasien perempuan? Cuma Raya yang di dalam?" tanya papa Raya.

"Iya, om." jawab Mondy lemah.

"Mondy udah kamu urus administrasinya?" tanya papa Mondy.

"Udah tadi, pa." jawab Mondy yang memang langsung mengurus administrasi begitu Raya dibawa ke UGD.

"Pa, mama takut Raya kenapa-napa." mama Raya memeluk suaminya untuk menyembunyikan air mata yang mulai menetes.

      Mendengar ucapan mama Raya, mereka semua pun merasakan ketakutan yang sama.

"Mama jangan ngomong gitu. Raya pasti baik-baik aja, ma. Anak kita kuat. Mama doain yang baik-baik aja buat Raya." ucap papa Raya menenangkan.

     Mama Raya hanya bisa mengangguk menuruti ucapan suaminya. Dan tiba-tiba dua orang dokter keluar dari ruang UGD.

"Keluarga Raya?" tanya dokter yang perempuan.

"Saya mamanya." mama Raya langsung berdiri dan mendekati dokter itu.

"Iya, dok. Kami berdua orang tuanya." tambah papa Raya ikut mendekati dokter itu dan langsung merangkul istrinya yang tampak begitu terpukul itu.

"Begini. Pasien sempat kritis dan beberapa kali detak jantungnya melemah bahkan nyaris berhenti..." ucapan dokter perempuan itu juga nyaris membuat jantung mereka semua berhenti.

     Bahkan Mondy harus menahan kepalan tangannya agar tidak meninju apapun yang ada disekitarnya.

"Pasien juga sempat kehilangan detak jantungnya....." tambahan dari dokter laki-laki yang berada disisi dokter perempuan itu tidak membawa angin segar bagi mereka semua.

     Justru kini tangisan malah memenuhi koridor itu dan mayoritas berasal dari kaum hawa. Melly yang hampir meraung lagi jika tidak langsung dipeluk Alva. Reva yang meneteskan air matanya dalam diam semakin membuat pilu.

      Mama Raya yang langsung pingsan menambah kepanikan dan kecemasan mereka.

      Mondy ingin sekali menonjok siapapun atau apapun yang ada di dekatnya saat ini. Namun tubuhnya seolah lemah tak berdaya, hanya untuk menggerakkan bola matanya saja rasanya sakit.

'Ray....please jangan tinggalin aku.'

*****

Terima kasih,
Penulis

* * * * * * * * * *

Huuaaa!!

Gimana kalau Raya meninggal??

Gimana kalau Mondy ditinggal Raya??

Gimana kalau mereka dipisahkan lagi??

Gimana kalau mereka akhirnya gak bisa bersatu??

Gimana??

Gimana?? *mendramatisir keadaan

Okay, Harap tenang saudara-saudara. Biarkan saya membebaskan diri dari ketegangan selama mengetik ini.

Huuuh..... *buangnafasdulu

Akhirnya aku bisa melanjutkan cerita ini. Gak nyangka banget cerita ini udah sampai Chapter 30. Meskipun penuh liku-liku yang mungkin cukup membuat kalian semua bosan.

Kira-kira LBWFTP bagusnya sampai Chapter berapa ya? Kalau aku pribadi gak mau nargetin dulu. Liat aja nanti. Kira-kira bakalan kaya gimana ya Endingnya?

- Happy Ending

Atau

- Sad Ending

Tunggu aja kelanjutannya ya..

Kalau gitu selamat membaca dan semoga kalian selalu menyukai tiap Chapter cerita ini. Aku senantiasa menunggu respon positif kalian. Vote dan Comment kalian selalu aku nantikan.

V&C Please

* * * * * * * * * *

Continue Reading

You'll Also Like

771K 47.5K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
718K 70.3K 41
𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏 J. Alexander Jaehyun Aleron, seorang Jenderal muda usia 24 tahun, kelahiran 1914. Jenderal angkatan darat yang jatuh cinta ke...
192K 16.4K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
1.4M 120K 63
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...