Our Page | NCT 00Line ✔

By yurisaya

65.9K 9.5K 959

"Kalau Hina jadi Geum Jandi, kita berempat jadi f4-nya." "Nggak, nggak usah. Nilai matematika sama inggris ka... More

First Page
Page 01 - A. Pindah Kelas
Page 01 - B. Asrama Hina
Page 02 - Thank You
Page 03 - Kerja Kelompok
Page 04 - A. Nenek Gong
Page 04 - B. Pohon Granat
Page 05 - Kunjungan
Page 05 - A. Rumah Jaemin
Page 05 - B. Rumah Haechan
Page 05 - C. Rumah Jeno
Page 05 - D. Rumah Renjun
Page 06 - Teman Sekelas
Page 07 - Kelas Unggulan
Page 08 - A. Hari Minggu
Page 08 - B. Hari Minggu
Page 08 - C. Hari Minggu
Page 09 - Ekskul
Page 10 - A. Curhat
Page 10 - B. Cinta Pertama
Page 11 - Telephone
Page 12 - Anak Blok Sebelah
Walk You Home
Page 13 - A. Masak
Page 13 - B. Saudara
Page 13 - C. Senja
Page 14 - A. UAS
Page 14 -B. UAS
Page 14 - C. UAS
Page 14 - D. UAS
Page 15 - A. Tanda Tanya
Page 15 - B. Luka
Page 16 - Janji
Page 17 - Huang Renjun
Page 18 - Lee Jeno
Page 19 - Lee Haechan
Page 20 - Na Jaemin
Page 21 - A. Festival
Page 21 - B. Present
Page 21 - C. Wonderful Day
Page 22 - A. Study Tour
Page 22 - B. Roomate
Page 23 - A. Photograph
Page 23 - B. She Is Us
Page 24 - Malam
Page 25 - A. Brother
Page 25 - B. Ikatan
Page 26 - Concern
Page 27 - A. Patah Hati
Page 27 - B. Kaget
Page 28 - A. Pulang
Page 28 - B. Kenyataan
Page 29 - Adik Ipar
Page 30 - Gong Hina
Work at Home
Page 31 - Happy For You
Page 32 - Precious F4
Page 33 - Miracle
Ending Page
special : P
special : A
special : G

special : E

1K 102 18
By yurisaya


"Aku ke sini buat liburan. Kalau udah selesai study di Jepang, aku lanjut kuliah di Seoul."

***


Jaemin yang sedang mengendarai motornya, masih mendengar kalimat yang diucapkan Hina dua minggu yang lalu. Kalimat yang membuat Jaemin resah, karena 'sahabat'-nya itu akan pergi lagi.

Tepukan pelan di punggung Jaemin, membuatnya sadar dan berhenti melamun.

"Udah sampai." ucap Hina memberi tahu. Jaemin memberhentikan motornya dan memarkirkannya di depan toko roti.

Besok pagi Hina akan pulang ke Jepang, karena semester baru di kampusnya sudah dimulai. Hari ini, nenek Gong minta bantuan Jaemin untuk mengantar Hina belanja beberapa keperluan dan juga oleh-oleh.


"Beli roti cokelat atau roti keju?" tanya Hina pada Jaemin.

"Hmm... cokelat? Enak."

"Oh, ya? Tapi aku nggak suka roti cokelat." jawab Hina dengan polos. Jaemin terkekeh geli.

"Terus ngapain nanya?" tanya Jaemin pura-pura kesal.

"Pengen aja~" balas Hina dengan bercanda.

Gadis itu mengambil kedua roti itu dan memasukannya ke dalam keranjang. Setelah selesai membeli roti, keduanya keluar dari toko dan berniat mencari café. 

Kebetulan, mereka berdua belum makan siang.

Hina yang berjalan di depan, sibuk dengan ponselnya mencari rekomendasi café terdekat. Sedangkan Jaemin hanya memandang punggung Hina dengan hampa.

Hina akan pulang ke Jepang. Untuk beberapa lama, Jaemin tidak bisa melihat Hina lagi. Dan entah sampai kapan, Jaemin hanya bisa menyimpan perasaannya sendiri.

Tidak mengungkapkannya atau pun menghilangkannya.

"Jaemin..."

"Hm...? Apa?"

"Aku makannya belepotan nggak?"

"Iya. Ada saos di ujung sini." jawab Jaemin sambil menunjuk sudut bibirnya sendiri.

"Enggak diusapin?" tanya Hina.

"Biar apa?"

"Biar romantis." jawab Hina sambil tersenyum manis. Jaemin mendengus geli dan menyodorkan kotak tisu ke arah Hina. Kuping Jaemin mulai memerah.

"Usap sendiri, Hin! Emangnya hidup ini drama korea?!" kata Jaemin tiba-tiba tsundere.

Hina terkekeh geli mendengar jawaban Jaemin. Hina mengambil selembar tisu untuk mengelap sudut bibirnya.


"Hina..."

"Hm....? Apa?" tanya Hina sambil meminum greentea dengan sedotan. Jaemin menggigit bibirnya sendiri karena gemas.


Kenapa Hina imut banget sih?!


"Aku mau ngomong serius sama kamu, Hin..."

Hina menganggukan kepalanya dan mempersilakan Jaemin untuk bicara, "Douzo..."

Jaemin menarik nafas dalam-dalam dan menutup matanya dengan tenang.

"Sebenernya, aku suka sama kamu–" Jaemin berhenti bicara. Cowok itu langsung menggelengkan kepalanya dan menatap Hina dengan serius.

"Ralat. Lebih dari suka, aku cinta sama kamu. Aku cinta kamu, Hina. Saranghae. I love you. Wo ai ni. Hina-san no kota ga suki desu. Daisuki. Hina-san daisuki!" kata Jaemin dengan tempo yang cepat.

Hina membulatkan mata dan mulutnya karena kaget. Ungkapan cinta beruntun dari Jaemin, membuat Hina bingung sendiri.

Melihat reaksi Hina, Jaemin jadi malu. Jaemin malu karena sudah nembak Hina di waktu yang tidak tepat. Cowok itu menangkupkan kepala di atas meja sambil meremas rambutnya frustasi.


"Sama dong?!" tanya Hina antusias. Jaemin langsung menatap Hina dengan bingung.

"Ma-maksudnya?"

"Aku juga suka sama kamu. Lebih dari suka, aku cinta sama kamu."


Deg!


"Be-beneran, Hin?" tanya Jaemin dengan gugup.

"Iya! Sebagai teman!"

Hati Jaemin langsung mencelos seketika. Jadi begini rasanya ditolak sama cewek?

Kalau tahu begini, Jaemin harusnya lebih respect sama Renjun dan Haechan. Mereka berdua 'kan sering ditolak.

"A-ah... iya... teman..." ucap Jaemin dengan putus asa. Jaemin meminum jus jeruknya dengan salah tingkah. Hina tersenyum cerah dan menatap Jaemin dengan lucu,

"Iya, teman. Teman hidup~" lanjut Hina dengan nada menggemaskan.


Uhuk!


Jaemin yang sedang minum, langsung tersedak karena ucapan Hina.


Bentar. Hina serius nih?


Kenapa Jaemin jadi deg-degan?!

   

Setelah obrolan absurd dengan Hina, Jaemin jadi lebih diam. Jaemin nggak berani bertanya untuk sekedar minta penjelasan dari ucapan Hina saat di café.

Jaemin memang pengecut. Jaemin takut kalau semua yang diucapkan Hina cuma sekedar 'candaan' antar teman.

Sesampainya di asrama Gong-ju, mereka berdua ketemu Jeno, Haechan dan Renjun yang baru mau pulang dari sana. Mereka bertiga menatap Jaemin dengan bingung,

"Loh? Kok lo berduaan sama Hina, Jaem?" tanya Haechan penasaran. Jaemin dan Hina langsung turun dari motor dan menghampiri mereka.

"Abis nganterin Hina belanja. Nenek Gong yang nyuruh." jawab Jaemin dengan santai.

"What?  Nenek Gong pilih kasih! Masa Jaemin disuruh nganter Hina jalan-jalan, kita disuruh jadi pembantu di sini?!" kata Jeno dengan cemberut, membuat Jaemin cengengesan.

"Dih! Siapa yang jadi pembantu? Orang gue abis ngapelin Saeron!" kata Renjun tidak terima.

"Apanya yang ngapelin? Orang dicuekin! Haha~" balas Haechan sambil meledek.

"Saeron 'kan tsundere, Chan~ Jadi malu-malu gitu~" jawab Renjun dengan sok imut. Haechan yang kesal langsung berteriak di kuping Renjun,

"Terserah! Terserah Injun aja, terserah! Asal Injun bahagia!"

"Eh, iya, Hin! Besok pagi kamu berangkat?" tanya Jeno tiba-tiba, mengalihkan keributan dua kawannya. 

Hina tersenyum, kemudian mengangguk dengan semangat, "Iya! Kalian jangan sampai telat bangun. Anterin aku ke bandara..."

"Iya, Hin. Siap!" jawab Jeno dengan cepat.

"Kalian mau pulang sekarang? Hati-hati di jalan, ya..."

"Oke~" jawab mereka berbarengan.

Hina yang baru mau masuk ke dalam, tiba-tiba membalikan badannya ke arah mereka,

"Oh, iya! Aku lupa bilang. Aku udah ganti nomer kontak. Tadi, aku udah kirim pesan ke nomernya Jaemin. Save, ya! Aku mau masuk dulu. Bye-bye!"

Hina berjalan masuk ke dalam asrama. Jaemin yang penasaran, langsung membuka ponselnya untuk melihat pesan dari Hina.

1

2

3

Jaemin masih diam.

4

"ARGH....!!!"

Detik kelima, Jaemin tiba-tiba teriak dan melompat kegirangan. Jaemin berlari ke arah tiga kawannya dan memeluk mereka dengan rusuh.

Jeno : "Anjir, Jaem! Elo kenapa?!"

Haechan : "Kesambet nih bocah!"

Renjun : "Akh! Woy! Gue kecekek, Jaem–"

Jaemin melepas pelukannya dan menunjukan layar ponselnya pada mereka. Renjun, Haechan dan Jeno membuka mulut mereka karena kaget. Detik berikutnya, mereka berempat kembali berpelukan dan berteriak kegirangan.

.

.

3 messages received :

Jaemin, ini Hina.

Aku mau tanya.

Kalau aku ada di Jepang, berarti kita LDR-an?

.

.

.

"HINA SARANGHAE...!!!" teriak Jaemin nggak tahu malu.

Hina yang yang sebenarnya masih diam di balik pintu, tersenyum malu mendengar ucapan Jaemin. Hina menyenderkan tubuhnya di pintu pagar dan tersenyum kecil saat melihat boneka kucing pemberian Jaemin.

"Thank you for being my first love, Jaemin..."


============= END =============


Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^



Note:


======== Akhirnya selesai juga, hehe~


Tadinya sih nggak ada niat untuk bikin bonus chapter tentang percintaan mereka. Tapi karena reader penasaran, ya udah. Jadi ini kesimpulan dari kisah cinta mereka.


=Untuk Jeno dan Haechan, aku minta maaf karena pasangannya baru muncul di akhir. Iya. Soalnya aku bikin kisah mereka berdua dadakan. Apalagi fanfic our page tema-nya tentang persahabatan. Jadi nggak kepikiran tentang kisah percintaan mereka.

=Untuk Renjun, maafin aku karena kamu masih digantung sama Saeron. Ya abis gimana? Winwin sama Lucas 'kan belum punya pacar. Kakak2 kamu masih jomblo. Mana Saeron-nya jadi tsundere lagi...

=Dan terakhir untuk Jaemin, semangat ya LDR-an sama Hina. Kamu jangan selingkuh. Kalau berani ngelirik cewek lain, aku jodohin Hina sama Seungmin.


Sekian dan terima kasih untuk semua reader yang tercinta. Walau pun ff-nya udah tamat, aku masih kangen Hina T_T


(IYA! HINA MASIH BELUM DEBUT JUGA SAMPAI SEKARANG!)


byebye~


See you later boy, see you later

see you later boy, see you later later

see you later boy, see you later

see - ya - later - maybe - ever!

Continue Reading

You'll Also Like

526K 5.7K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
121K 18.6K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
158K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
17K 1.7K 46
cerita ini melatih kepekaan seseorang. - absurd - garing - non baku note; maaf kalau ceritanya kurang menarik, karena first time nulis di wattpad dan...