Little Baby (Tamat)

Galing kay Alaita23

8M 331K 4K

Sebuah insiden membuat Clara harus kehilangan masa depannya. Gadis yang memiliki sifat baik hati dan juga tid... Higit pa

Part 1🌺
Part 2🌺
Part 3 🌺
Part 4 🌺
Part 5 🌺
Part 6 🌺
Part 8 🌺
Part 9 🌺
Part 10 🌺
Part 11 🌺
Part 12 🌺
Part 13 🌺
Part 14 🌺
Part 15 🌺
Part 16 🌺
Part 17 🌺
Part 18 🌺
Part 19 🌺
Part 20 🌺
Part 21 🌺
Part 22 🌻
Part 23 🌻
Part 24 🌻
Part 25 🌻
Part 26 🌻
Part 27 🌻
Part 28 🌻
Part 29 🌻
Part 30🌻
Part 31🌻
Part 32 🌻
Part 33 🌻
Part 34 🌻
Part 35 🌻
Part 36 The End🌼
Ekstra Part πŸ•Š
Ekstra Part2 πŸ•Š
Info sekuel ~

Part 7 🌺

225K 10.9K 443
Galing kay Alaita23

Trik matahari semakin lama semakin menyengat, Clara perlahan mengusap keringat yang mengalir dari pelipisnya. Cuaca yang begitu panas membuatnya sangat mudah berkeringat.

Setelah melayani pelanggan, mereka istirahat untuk menghilangkan rasa lelah dan sesekali mengobrol. Dinda memberi Clara segelas air putih dan kembali berbicara, bocah itu suka sekali bergosip.

"Mbak, bapak-bapak yang memesan anggrek tadi pagi terlihat sangat kaya ya. Dari gaya pakaian sampai gaya rambutnya, aku bisa melihat kalau isi dompet si bapak pasti sangat tebal."

Dinda mengambil kursi dan duduk di sebelah Clara sambil mengoceh. Sudah menjadi kebiasaannya meneliti pelanggan yang mampir ke toko, Clara bahkan merasa heran dengan perbuatan gadis itu. Kok bisa ada yang se-teliti dia.

"Mungkin. Tidak perlu dipikirkan Dinda, itu tidak penting."

Bocah itu cemberut dan tetap mengoceh. "Ihh, mbak Clara nggak asik, nggak bisa diajak bergosip." ucap Dinda. "Oh ya, mbak Clara kan hamil tapi kenapa mbak Clara tidak mengalami mual seperti bumil lainnya ya? Yang aku tau setelah hamil itu pasti sering muntah tapi kenapa mbak Clara tidak?" Dengan menatap Clara heran.

Clara baru tersadar setelah mendengar pernyataan Dinda, memang benar kalau selama masa kehamilan Clara tidak pernah merasa mual ataupun tidak enak badan, dia merasa kalau tubuhnya baik-baik saja. "Iya ya Din, kenapa aku tidak merasa mual seperti bumil lainnya ya, mungkinkah si Nemo tidak ingin merepotkan ku?"

"Nemo??"

"Iya Nemo, si bayi. Aku tidak tau besok dia laki-laki atau perempuan jadi aku panggil dia si Nemo, bagaimana? Lucu kan? Pasti lucu!" Kata Clara dengan mengelus-elus perutnya.

Dinda hanya bisa menganggukkan kepalanya, melihat Clara tersenyum, Dinda juga ikut bahagia.

Ketika asik mengobrol, suara lonceng pintu berbunyi, di sana Zidan memasuki ruangan. Dinda yang semula mengoceh tiba-tiba berubah menjadi alim, dia merapikan rambutnya dan tersenyum manis menyambut kedatangan Zidan. Dimata Dinda, Zidan semakin hari semakin tampan saja, membuat dia merona hanya dengan melihatnya.

"Clara, apakah kamu sudah makan?"

Clara menggeleng, karena asik mengobrol dengan Dinda, mereka jadi lupa untuk makan siang.

Selama hidup dengan keluarga Zidan, mereka selalu melimpahkan kasih sayang yang nyata kepada Clara. Clara juga menganggap Zidan sebagai kakaknya, dia akan mengingat perbuatan baik mereka.

Wajah Zidan menjadi suram, dia memarahi Clara. "Kenapa kamu selalu lupa Clara, apakah kamu tidak memikirkan kesehatanmu. Sekarang ayo kita makan, kamu mau makan di restoran mana?"

"Emm.. di warung sebelah saja kak, aku pengen makan pecel."

"Baiklah, Din kamu mau makan apa?" Zidan menoleh dan menatap kearah Dinda.

"Ehhh."

Clara bisa melihat pipi Dinda memerah seperti tomat, dia tau kalau Dinda menyukai Zidan. Dinda pernah bercerita kalau dia sudah menyukai Zidan sejak pertama kali bertemu, cinta pada pandangan pertama. Bocah itu sudah mengerti bagaimana mencintai diusianya yang masih terbilang remaja. Tetapi Clara tidak keberatan, apa salahnya mencintai seseorang, asalkan tidak melewati batas-batas ketika sedang mencintai.

"Iya Din, ikut saja!" Clara menyenggol tangannya, sedikit menggoda.

"Baiklah.."

.
.
.

Kini sudah satu minggu lamanya sejak stok bunga anggrek kosong, beberapa hari terakhir banyak sekali pelanggan yang memesan bunga anggrek, Clara tidak mengerti hari istimewa apa sekarang, tetapi memikirkan itu, Clara teringat akan seorang pria yang memesan bunga anggrek. Clara segera mengambil kartu nama dan menelpon nomor yang ada dikartu.

Dua kali deringan akhirnya telpon itu tersambung, Clara mengucapkan tujuannya menelfon. "Hello tuan, ini dari toko bunga Beautiful Roses, apakah tuan masih berminat untuk membeli bunga anggrek dari toko kami?"

"Enn, apakah bunganya sudah ada?" Orang itu langsung menjawab setelah Clara bertanya.

"Sudah tuan. Apa tuan mau mengambilnya hari ini ataukah saya yang akan mengantarkannya?"

"Saya akan ke sana."

Clara menganggukkan kepala dan berkata. "Baiklah, saya akan menunggu anda."

Tidak ingin membuang waktu, Clara segera menyiapkan pesanan yang di minta oleh tuan itu, karena pesanan bunganya lumayan banyak, dia dibantu oleh Dinda. Setelah selesai membungkus bunga-bunga itu, bunyi lonceng terdengar, dan pria itu datang tepat waktu.

Clara meminta pria itu menunggu sebentar dan dia kembali membawa beberapa bungkus bunga anggrek putih yang terlihat sangat cantik. "Ini tuan pesanan anda." Clara memberikan bunga itu dengan sopan.

"Terima kasih, ini uangnya."

"Sebentar, saya akan mengambil kembaliannya terlebih dahulu."

Belum sempat Clara beranjak, pria paruh baya itu menggenggam tangan Clara dan mengatakan. "Tidak perlu, kamu ambil saja kembaliannya."

"Tapi tuan..." pria itu tidak menanggapi perkataan Clara dan pergi begitu saja. "Terima kasih tuan." Ucap Clara dengan sedikit berteriak.

Suatu saat kamu akan mengetahui siapa diriku nak. Kamu tumbuh sangat dewasa dan cantik seperti ibumu.~ batin pria itu.

*****

Valdo menyentuh kepala yang terasa sangat pusing, Entah mengapa satu bulan ini dia terus saja mengalamai morning sickess seperti halnya seorang perempuan hamil. Di pagi hari perut terasa mual dan saat mencium bau-bau yang mencolok detik itu juga dia langsung muntah. Valdo juga sering menginginkan sesuatu yang dapat di sebut dengan istilah ngidam. Menginginkan hal-hal aneh dan selalu lapar. Ada apa dengannya? 

Dan saat ini dia sedang memuntahkan seluruh sarapan paginya di wastafel. Yuli yang melihat putranya sakit merasa sangat prihatin.

"Kamu ini kenapa sih Do, sering muntah-muntah dan sering menginginkan sesuatu yang aneh-aneh. kalau kamu itu bukan laki-laki, mama merasa kamu sedang hamil tau." Yuli terus memijat leher belakang putranya dengan lembut.

"Entahlah Ma, Valdo juga tidak tau." Sambil mengatakan itu, Valdo membersihkan tangan dan membasuh mukanya dengan air dingin.

"Kamu sudah bertanya pada Danu tidak?"

Danu adalah dokter pribadi keluarga mereka, dia telah menjadi sahabat papanya sejak kecil dan sudah dia anggap seperti keluarga. Jika Valdo sakit, Valdo akan bertanya Kepadanya.

"Sudah, om Danu mengatakan kalau aku baik-baik saja."

"Berarti itu tandanya kamu harus segera menikah Valdo. Tuhan memberikan kamu sakit ini supaya kamu memberi mama cucu."

"Jangan mulai lagi Ma, Valdo sudah pernah mengatakan pada mama kalau Valdo ingin fokus dengan pekerjaan yang papa berikan kepada Valdo."

"Iya iya mama tau."

"Ma...." Tiba-tiba saja Valdo menginginkan roti Pai yang mamanya buat. Roti terenak yang pernah dia makan.

"Ada apa Do?"

"Aku ingin mama membuatkan ku Pai susu yang pernah mama buat waktu aku kecil." Valdo mengatakan itu dengan nada datar namun sedikit berbeda jika Yuli yang mendengar, terdengar sangat manja tetapi malu mengatakan.

"Astaga Valdo, baru saja kita membahas gejala aneh milikmu dan sekarang gejala itu kambuh lagi. Biar mama minta bi Minah untuk membuatkannya."

"Tidak! Valdo ingin Maman yang membuat!"

Yuli hanya bisa menggelengkan kepalanya, ternyata Valdo lebih manja dari adiknya, Chantika. "Baiklah, mama akan membuatkan Valdo Pai, sekarang ayo kita ke dapur."

Valdo mengikuti Yuli seperti anak kucing yang mengikuti induknya. Valdo melihat Mamanya yang berkutik dengan adonan kue, Valdo membayangkan bagaimana jika dia melihat istrinya besok, apakah dia sebaik mamanya?

Matahari mulai terbenam, Valdo baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia sudah bisa membuat nama D'grup melesat tinggi karna kerja kerasnya. Kini perusahan mereka cukup terkenal di negara-negara lain. Valdo, Dirmawa, dan juga Bima, suami dari Fitri telah membangun beberapa perusahan ternama di berbagai negara terutama negara Asia. Mulai dari restoran, hotel, mall, Valdo yang berperan besar dalam mengelolanya. Di Indonesia saja Valdo yang harus memegang beberapa perusahan restoran dan mall yang cukup ternama.

Tak terasa kini sudah delapan bulan Valdo menjalankannya, waktu yang berputar begitu cepat sungguh membuat orang tidak menyadarinya.

Valdo berjalan menuju kamar, tubuhnya yang sangat lelah membuat Valdo ingin segera memeluk bantalnya. Hari ini dia harus mengurus masalah yang ada di Jakarta, seorang manajer restoran terlibat korupsi yang cukup besar, Valdo harus menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

Ketika Valdo tertidur, didalam mimpinya, dia melihat bayangan samar seorang anak kecil.

Papa, apakah papa tidak mengenaliku.

Suara yang sangat lembut dia dengar.

Valdo melihat gadis kecil itu berlari menghampirinya dan memeluk tubuhnya dengan erat.

Valdo tidak bisa bergerak, dia ingin berbicara kepada anak itu tetapi mulutnya seolah tertahan. Valdo tidak bisa melihat wajahnya, hanya ada sosoknya saja namun wajah yang buram.

Apakah papa tidak mengenaliku?

Kenapa dia memanggil Valdo dengan sebutan 'papa'. Tiba-tiba dari jauh ada sosok lain, seorang perempuan yang mengenakan gaun putih persis sama dengan yang dikenakan anak itu. Valdo menyaksikan anak yang sebelumnya memeluk dia kini berlari menuju sosok itu, mereka berdua bergandengan tangan dan sang anak melambai pada Valdo.

Sampai jumpa papa, aku akan pergi dengan mama.

Valdo tanpa sadar meneteskan air mata ketika melihat mereka berdua pergi. Hatinya terasa sangat sesak dan tidak merelakan kepergian mereka.

"Tunggu, mau kemana kalian?" Semakin lama mereka semakin menghilang.

Valdo terbangun dari tidurnya, sungguh mimpi yang terasa sangat nyata, bahkan kini wajahnya sudah penuh dengan air mata. Sebenarnya apa yang sedang terjadi, apakah mimpi itu mengisyaratkan sesuatu ataukah hanya bunga tidur.





🌺🌺🌺


Lanjut.....

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

383K 31K 34
Berawal dari seorang gadis cantik berusia 21 tahun yang dipercaya untuk menjadi wali kelas baru dikelas yang sangat amat brutal Kelas yang isinya sem...
2.5M 37.2K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
12.1K 450 36
"Oh My Gosh dia kan mas crush gue waktu SMA? " β€’β€’β€’β€’β€’ Bagaimana jadinya jika, bossmu adalah orang yang pernah kamu suka terdahulu, suatu kebahagiaan...
1M 68.6K 42
[SEQUEL Damnation Love] ❀ Disarankan baca cerita "Damnation Love" terlebih dahulu sebelum baca cerita ini. agar tingkat kebucinan kalian semakin mend...