Enemy But Friends

Per dnar13

79.9K 3.7K 333

DIUSAHAKAN UPDATE SETIAP HARI. DISINI HARAM KEDATANGAN PLAGIATOR. [..SEMUA PART DIPRIVATE, HARAP FOLLOW DINDA... Més

Perhatian
1 - Mimi Peri
2 - Panci Gosong?!
3 - Surprise
4 - Gak bokong!!
5 - Red Blood
6 - Generasi Micin
7 - Imut imut apa amit amit?!
8 - Kampretol Lejatos
HAPUS?
9 - Mimpi Buruk
10 - Si Lonte
11 - Sahabat
UU AA
12 - Jongos
13 - BESOK ALFIAN MATI!!
Cast
14 - Wanita Murahan
15 - Nitip Kondom
16 - Pacarnya Alfian
Pilih, please?
17 - Dikenyot-kenyot
18 - Yakin
19 - Pekerjaan Paling Mulia
20 - Karma Itu Nyata!
21 - Milik Gue!
22 - Hidup Mario Alfian!
23 - Hewan Buas?
24 - Manusia Berbulu Hijau
25 - Muka Pasaran
26 - Latihan ASIAN Games
27 - Tuan Rubah
28 - Calon Istri?
29 - Alergi Disakitin
30 - Awal Segalanya
31 - Sangat Membosankan
32 - Rafi Gila!
33 - Jenguk Caroline
34 - Danau Caro?
35 - Terungkap
36 - Buku Diary Roy
37 - Ingatan yang Buruk
39 - Taruhan Akan Dimulai
40 - Menang atau Kalah?
41 - Berita Hot Pagi
42 - Dia kenapa?
43 - Mabok Tayo
44 - Acara Pertunangan(1)
45 - Acara Pertunangan(2)
46 - Penjelasan
47 - Pengakuan
48 - Diandra?
49 - Cemburu
50 - Ajakan Shinta
51 - Complicated
52 - Sakit Hati
53 - Hari Pertama Ujian
54 - Tak Sengaja Bertemu
Casting tambahan
55 - Ketemu Lagi?!
56 - Mulainya Niat Awal
BACA
57 - Teror?
58 - Waktunya Berhenti
59 - A Hope
60 - Pengajian
61 - Classmeet
Penting

38 - Taruhan

695 30 1
Per dnar13

"Caroline, bangun sayang." Sebuah panggilan yang lembut mengusik tidur Caroline.

Gadis itu menepis tangan yang mendarat dipundaknya, lalu kembali tidur. Matanya ini masih ingin merasakan gelap, tenang dan nyaman. Matanya terlalu berat untuk dibuka.

"Sayang, bangun. Udah jam 7, kamu gak mau sekolah?" tegur pria itu yang tak lain tak bukan adalah Roy.

"Maunya sih gak sekolah lagi selamanya," balas Caroline dengan suara serak khas bangun tidur. Matanya bergerak mengucek-ucek mata kanannya yang terasa gatal.

Mendengar itu, Roy tersenyum geli. Belum lagi wajah tunangannya yang sangat lucu ketika bangun tidur, dan rambutnya yang seperti singa yang lebat bagaikan hutan menghiasi kepalanya.

"Kamu mau mandi sendiri atau aku yang mandiin?" tanya Roy polos. Namun, tatapan matanya juga menyiratkan kemesuman yang melumer hingga tumpeh-tumpeh.

"Mandi sendirilah! Ya kali dimandiin," gerutu Caroline sebal. Sekarang matanya sudah sepenuhnya sadar, dan ia tidak mengantuk lagi akibat perkataan Roy barusan.

"Yaudah, cepet bangun. Aku tunggu dimeja makan."

"Memangnya kamu masak?" tanya Caroline penasaran dan sedikit tak percaya. Ia tahu kok bila kue buatan tunangannya itu best of the best, tetapi bisa saja makanan sehari-harinya tak seenak itu, bukan?

Roy mengangguk. "Aku masak nasi goreng. Kamu suka banget sama nasi goreng, kan?"

Seketika mata Caroline berbinar senang, dan mengangguk mantap. Makanan yang menurutnya best of the best adalah nasi goreng. Nasi goreng rasanya enak, dan cara pembuatannya pun tak ribet. Apalagi bahan-bahannya sangat mudah didapat.
"Suka banget!"

Gadis yang masih berumur 16 tahun itu segera berlari memasuki kamar mandinya setelah mengambil handuk digantungan yang ditaruh dibalkon kamar tersebut, dan mandi dengan cepat.

Roy yang melihatnya hanya tersenyum dan berjalan keluar kamar.
Tak membutuhkan waktu yang lama, 10 menit saja cukup membuat Caroline bersih, rapi dan wangi. Setelah selesai, ia berlari keluar kamar dan melangkah menuju meja makan. Mendudukkan bokongnya dengan sempurna didepan kursi Roy, dan menuangkan nasi goreng ke piringnya sendiri dengan porsi yang banyak.

Roy tersenyum geli. "Kamu laper atau doyan?"

"Dua-duanya," balas Caroline menyengir.

Tangan Caroline mulai menyedokkan sesendok demi sesendok kedalam mulutnya sendiri, dan bergumam sendiri dengan mulut yang penuh.
"Emhh, enwak!"

"Makannya pelan-pelan, sayang," tegur Roy lembut.

Caroline hanya mengangguk singkat, dan kembali sibuk dengan kegiatan sarapannya.

Setelah piring kedua mereka habis, Roy mengambil piring kotor Caroline dan dirinya untuk dicuci. Spontan Caroline menjauhkan piring kotornya dari jangkauan tangan Roy.
"Aku aja yang nyuci. Sini piring kamu," ucap Caroline sembari tangannya ia ulurkan kehadapan Roy meminta piring kotornya.

"Gak usah, aku aja. Kamu ambil tas kamu aja diatas," elak Roy ikut menjauhkan piring kotornya dari jangkauan tangan Caroline.

Caroline menggeleng. "Nanti aja, sekarang aku nyuci piring. Kan tadi kamu yang masak, masa yang nyuci piring juga kamu? Gak ah, berasa aku gadis pemalas."

"Kata aunty Farrah kamu memang gadis pemalas," ucap Roy sambil berpura-pura berpikir.

Caroline terbelalak, lalu merengut sebal.

Mom ini kalo ngomong emang suka kejujuran, batin Caroline kesal.

Melihat Caroline yang seperti menggerutu didalam hatinya membuat Roy tertawa geli. Caroline mendengus kasar.

"Aku bercanda kok, aunty Farrah gak bilang kamu gadis pemalas. Oh, lebih tepatnya belum," ucap Roy menyengir. Sirat geli masih terlihat dimatanya.

Caroline semakin merengut, dan hendak melempar tunangannya itu dengan sendok yang ia ambil dari piring kotornya sendiri.

Roy segera melindungi dirinya dengan piring yang ia pegang dengan tawa yang kembali terdengar.

Caroline menaruh piring kotornya diatas meja dengan sedikit bantingan, lalu melangkah menuju kamarnya dengan hentakkan yang terdengar jelas ditelinga Roy.

Roy tersenyum puas. "Dari dulu gampang buat dia biar pergi terus ninggalin piring kotornya! Tinggal buat dia kesel, selesai deh!"

Telinga Caroline yang memang dasarnya punya keturunan kelelawar masih bisa mendengar suara Roy yang terdengar puas dari tengah-tengah tangga. Kakinya memutar arah menuju tunangan menyebalkannya itu dengan kepala yang ingin meledak.
"ROY!!"

Roy terlonjak kaget, dan segera berlari menghindari cubitan maut dari seorang ratu iblis didepannya ini.

Roy yang menertawakan Caroline, dan Caroline yang kesalnya minta ampun dengan tingkah Roy yang selalu saja punya ide membuatnya kesal.

***

Caroline keluar dari mobil Roy yang sudah terparkir cantik diparkiran khusus guru. Roy menyusul keluar, dan berdiri disamping tunangannya itu.

"Ayo." Roy meraih tangan Caroline dan menggandengnya berjalan. Caroline hanya menurut.

Mereka mulai keluar dari parkiran khusus guru dan sampai dikoridor sekolah. Semua siswa yang melihat mereka jalan beriringan dan tangan yang saling berpegangan membuat mereka berbisik-bisik. Tatapan mereka beragam, ada yang bingung, sinis, iri, tercengang, bahkan ada juga yang senang melihatnya.

"Itukan Caroline, si bad girl cantik, kok gandengan sama kak Roy?" bisik salah satu siswa perempuan pada temannya dengan matanya yang menatap Caroline dan Roy penasaran.

"Loh itu kan Caroline sama kak Roy!" pekik siswa yang lainnya.

"Yahh, calon istri gue udah diembat kak Roy," gerutu siswa lelaki yang melihat Caroline dan Roy kesal.

"Mereka punya hubungan khusus ya?" bisik siswa lelaki lainnya.

"Bukannya itu salah satu anggota genk-nya Dora dan Mackie yang anak pindahan itu?" bisik siswa perempuan pada temannya yang sama-sama bingung.

"Dia kan baru beberapa minggu disini, udah deket aja sama guru ganteng. Dih menel," gerutu siswa perempuan dengan pakaiannya yang kekurangan bahan, dan make up yang tebal, Sheren, budaknya Diandra.

"Dih jablay, maunya sama yang tua dan punya banyak duit," ejek teman Sheren, Hana, budaknya Diandra juga.

"Namanya juga jamet, maunya sama yang tua-tua dan punya banyak duitlah! Kita tunggu aja besok, pasti besok udah ganti partner ranjang lagi," ucap Diandra dengan sinis dan senyum yang menyeringai.

Bisikkan demi bisikkan terdengar sepanjang perjalanan mereka untuk ke kelas Caroline. Hingga ucapan dari Diandra dan budak-budaknya membuat langkahnya terhenti. Tangan Caroline yang ada digenggaman Roy membuat Roy ikut berhenti, dan menatap Caroline bingung.
"Kenapa, sayang?"

"Uhh! Panggilannya juga pake sayang lagi! So sweet banget!" pekik Diandra dengan wajahnya yang diimut-imutkan.

"Iya, Di, so sweet banget ya! Jadi pengen punya partner ranjang yang so sweet kayak gitu juga," ucap Sheren dengan nada yang disedih-sedihkan.

Mereka bertiga dengan kompak tertawa keras, dan ber-tos satu sama lain dengan puas.

Kepala Caroline semakin mendidih mendengarnya. Pagi-pagi sudah dapat jatah korban yang akan dibully-nya. Eitss, tenang saja, ia akan membully siswa yang mengejeknya seperti itu, jika tidak, ia tidak akan membully siapapun.
Caroline segera meredakan amarahnya, karena ia tahu, pasti mereka bertiga ingin membuatnya kesal, dan kelepasan kontrol hingga membuatnya dipanggil BK dan orang tuanya tahu dengan kelakuannya di sekolah. Itu pasti.

Caroline melepaskan tangan Roy dengan pelan. "Sebentar."

Roy hanya diam, dan menatap Caroline dengan bingung.

Caroline berjalan santai menuju kehadapannya Diandra and the budak-budaknya. Diandra dan budak-budaknya itu sedikit mengangkat kepalanya dengan angkuh saat Caroline sampai dihadapan mereka.

Caroline hanya mengulas senyum simpul melihatnya. "Lo dan budak-budak lo ini terlalu banyak bacot, kawan."

"Budak?! Lo bilang gue sama Sheren budak?! Tutup mulut murahan lo itu!" bentak Hana sembari hendak maju mendekati Caroline yang tertawa kecil.

Diandra menghadangnya, menyuruh Hana kembali berdiri dibelakangnya. Matanya menatap Caroline dengan sirat kebencian yang sangat ketara.

Caroline menghela nafas sembari tersenyum simpul. "Bagaimana jika kita taruhan? Kita berenam," tawar Caroline santai.

Diandra dan budak-budaknya saling berpandangan, lalu mengangguk dan menyeringai.
"Siapa takut! Apa taruhannya?" tanya Diandra dengan kepala yang kembali ia angkat tinggi-tinggi.

Caroline mendekatkan bibir tipisnya ketelinga Diandra yang tertutupi rambut coklat kemerahannya, dan berbisik, "Malam ini datang ke Magenzie club jam 11, dan kita adu minum vodka dengan 20 gelas vodka tinggi. Kita berenam akan digoda dengan 2 pria yang pastinya sangat menggairahkan. Jika kalian tergoda, kalian kalah. Begitu juga sebaliknya. Berminat?"

Caroline menegakkan tubuhnya, dan memberi jarak 1 langkah didepan Diandra.

Diandra menegukkan salivanya sendiri dengan sedikit...takut(?), lalu menoleh kearah budak-budaknya dengan tatapan yang seolah bertanya.
Mereka berdua hanya mengangguk kikuk dengan sedikit ragu.

Diandra yang tak ingin dianggap pengecut pun mengangguk mantap.

Caroline tersenyum simpul, lalu kakinya melangkah menuju tunangannya, dan pergi ke kelasnya.

"Gue ada ide," ucap Diandra sembari matanya menatap licik kearah Caroline yang hilang ditikungan ujung koridor untuk naik kelantai atas. Kemudian, ia menatap teman-temannya dengan menyeringai licik.

Sheren dan Hana yang seakan tahu rencana yang dibuat Diandra mengangguk dan ikut menyeringai licik.

Mereka melangkah pergi ke kelasnya dengan senyum yang terlihat puas dan licik.

***

Caroline menduduki bokongnya dikursinya setelah tangannya menaruh tasnya diatas meja. Tangannya menutup mulutnya yang menguap lebar. Entah kenapa hawa ngantuknya kembali datang.

"Ebuset! Dateng-dateng disambut pake uapan lebar selebar samudra," gerutu Dora dengan kakinya melangkah mendekati kursinya yang tepat disamping kanan Caroline. Ia menaruh tasnya diatas meja dengan membanting membuat semua siswa yang sudah ramai terlonjak kaget, dan menatap Dora dengan tatapan membunuh.

Dora mengangkat tangannya membentuk simbol peace, dengan mulutnya yang menyengir. "Woles, woles."

Semua siswa kembali melanjutkan kegiatan masing-masing, termasuk Caroline yang kembali menguap lebar.

"Tuh mulut gede bener, bisa lah gue masukkin tongkat baseball," ucap Dora dengan menduduki kursinya, dan tangannya meraih Samsung S8+ yang berada disaku bajunya. Ia memang paling beda dari diantara teman-temannya, ia menyukai merk Samsung daripada Iphone. Menurutnya ia orang yang ceroboh, jadi tidak mau membuat Iphone itu pecah dalam semalam ditangannya. Berbeda dengan Caroline dan Mackie yang memilih Iphone X rose gold.

Caroline mendelik kesal. "Lu kate mulut gue apaan dimasukkin tongkat baseball, ha?"

"Ring basket," balas Dora singkat. Tangannya dengan lentik menyentuh layar screen ponselnya, dan asik dengan dunianya sendiri.

"Tai," umpat Caroline merengut.

"Lah anjer! Dateng-dateng disambut pake omongan tai, gue jadi pengen berak dah," ucap Mackie dengan menenteng tas ransel hijau tuanya.

"Berak aja sono," ucap Caroline dan Dora dengan serempak. Dora kembali sibuk dengan hp, dan Caroline sibuk menguap.

Ia duduki kursinya yang berada disebelah kiri Caroline, kemudian menaruh tasnya dibawah dekat kursinya. "Gak jadi berak deh liat muka lu pada yang mirip tai."

"Yee kurang ajar!" Caroline dan Dora melempar Mackie dengan kertas yang sudah mereka remuk-remukkan dari kolong meja mereka masing-masing.

Mackie melindungi wajahnya dengan tertawa keras. Kemudian, berhenti, dan menatap Caroline dan Dora serius. Mereka yang ditatap seperti itu ikut serius menunggu ucapan Mackie.

"Ajar itu...yang warnanya hijau, terus panjang, dan suka dipake pas makan mie ayam, kan?" tanya Mackie serius.

Caroline dan Dora tercengang, lalu kembali melempari Mackie dengan kertas yang sedikit banyak.

"Gue pikir mah apaan!" ucap Caroline gedek setengah hidup.

"Gue udah serius, lo bercandain! Sakit hati dedek! Dedek gak bisa dibercandain terus! Dedek juga pengen diseriusin kayak eneng Juleha yang udah dilamar sama kang tono diwarung depan," ucap Dora dengan mendramatis. Tangannya ia taruh didada dengan tatapan yang seolah-olah tersakiti.

"Emangnya neng Juleha udah dilamar sama kang Tono? Serius?" tanya Caroline penasaran.

Neng Juleha dan Kang Tono memang penjual makanan didepan gerbang sekolah mereka. Neng Juleha penjual nasi uduk, dan Kang Tono penjual bakso. Mereka terkenal dengan kemesraan mereka yang membuat banyak orang muntah melihatnya. Kami beri tahu salah satu kejadian kemesraan mereka.

Flashback on.

"Eneng Juleha makin cantik deh persis kayak patung Liberty," puji kang Tono dengan sedikit menggoda.

Eneng Julehe tersenyum malu-malu, "Ah, masa sih kang? Buktinya apa?"

Kang Tono melihat sekitar, lalu pandangannya tertuju pada salah satu siswa perempuan gendut yang sedang makan bakso diwarung kang Tono. Tangan Kang Tono menunjuk siswa perempuan gendut itu. "Liat perempuan itu, neng."

Eneng Juleha menurut. "Kenapa sama dia, kang?"

"Dia sama kamu itu perbandingannya 1 sama 0." Kang Tono mulai menunjukkan jurus gombalan mautnya.

"Kok eneng cuma 1, kang? Kenapa gak 10 aja?" tanya eneng Juleha malu-malu.

"Karena kamu itu satu-satunya wanita yang buat aku jatuh cinta sedalam-dalamnya sampai-sampai buat aku gak bisa bernafas kalau gak ada kamu disisi aku," balas Kang Tono dengan mengangkat-angkat kedua alisnya mencoba untuk terlihat keren.

Eneng Juleha mendengar itu menjadi klepek-klepek. "Ah, kang Tono bisa aja. Eneng Juleha makin cinta," ucap Eneng Juleha dengan merapatkan tubuhnya ke tubuh Kang Tono,dan bergelayut manja ditangan Kang Tono.

Seketika semua orang yang sedang makan disana langsung mendadak ingin muntah-muntah dan diare termasuk Caroline cs.

Flashback off.

Satu kata yang terlintas dibenak mereka saat pertama kali makan disana dan melihat mereka berdua seperti itu.

M.e.n.g.g.e.l.i.k.a.n.

Caroline yang mengingat kejadian itu kembali merinding, dan geli sendiri.
Walaupun mereka bertiga anak pindahan yang baru beberapa minggu disini, namun mereka sudah banyak mengenal siswa-siswa sekolah ini, penjual-penjual di kantin sekolah maupun depan gerbang sekolah, satpam-satpam sekolah, OB-OB sekolah, dan lain-lain.

Mereka memperbanyak teman. Menurut mereka banyak teman, banyak peluang kerja. Karena, 50% nya dari mereka lah Caroline dan lainnya bisa mendapat pekerjaan. Ayo, perbanyak teman yang bisa dimanfaatkan! Ups, bercanda.

"Iya, eneng Juleha udah dilamar sama Kang Tono pas lagi istirahat kedua hari kamis kemaren. Banyak banget yang ngeliat," ucap Dora semangat bercerita.

"Serius?!" tanya Caroline dengan tak percaya.

Dora mengangguk cepat. "Serius, car! Katanya 5 bulan lagi bakal nikah!"

Mereka bertiga spontan menghitung bulan apa Eneng Juleha dan Kang Tono akan menikah.

"Agustus, september, oktober, november, desember...nikahnya bulan desember!" jerit mereka bertiga dengan serempak.

Semua siswa yang berada dikelas lagi-lagi sedikit terganggu dengan suara toak mereka bertiga, dan menatap mereka bertiga tak suka.
Mereka bertiga mengulas senyum pertanda meminta maaf.

"Nyesel gini gue sakit! Seharusnya gue sekolah! Pasti gue bakal liat kejadiannya! Arghh! Nyesel dah gue!" gerutu Caroline kesal. Tangannya mengacak-acak rambut hitam panjangnya dengan membabi buta. Ia seharusnya melihat momen-momen kemesraan yang menggelikan dari pasangan insan itu.

Dora dan Mackie mengangkat bahunya acuh.
"Udahlah, kita tunggu pas mereka nikah aja," ucap Dora santai, lalu kembali memainkan ponselnya.

Mackie mengangguk meng-iyakan ucapan Dora.

"Eh iya, itu kita kelas 3 ya?" tanya Mackie ketika mengingat mereka yang sebentar lagi akan naik kekelas 3 SMA. Lebih tepatnya 4 bulan lagi.

Dora dan Caroline sedikit tersentak, dan menatap Mackie dengan serempak.
"Oh iyaya."

"Yaudahlah, liat nanti aja," ucap Dora dengan mengedikkan bahunya acuh, lalu kembali melihat ponselnya.

"Yaudah." Caroline dan Mackie ikut mengedikkan bahunya acuh.

'Kringgg
Bell masuk berbunyi.

Tbc.
Maaf ya telat update-nya, soalnya lagi banyak tugas yang harus diselesaiin.
See you.

Regards,
Dinda.



Continua llegint

You'll Also Like

3.6M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.3M 124K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
MARSELANA Per kiaa

Novel·la juvenil

312K 16K 46
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5.2M 350K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...