"Love Begins With From The Pa...

By LiiTaRiii

139K 6.1K 875

New Deskripsi Ini sebenarnya cerita ke-2 aku di Wattpad. Tapi aku nobatkan menjadi cerita ke-1 aku di Wat... More

Perkenalan Tokoh
☆ Ramon ☆ "Chapter 1" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 2" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 3" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 4" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 5" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 6" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 7" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 8" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 9" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 10" ☆
☆ •••"Attention please"••• ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 11" ☆
☆ Ramon "Chapter 12" ☆
☆ ..."All Cast"... ☆
☆ Ramon "Chapter 13" ☆
☆ Ramon "Chapter 14" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 15" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 16" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 17" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 18" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 19" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 20" ☆
☆ Ramon ☆ "Chapter 21" ☆
☆ Ramon "Chapter 22" ☆
☆Ramon☆"Chapter 23"☆
♥Ramon "Chapter 24"♥
♥Ramon "Chapter 25"♥
♥Ramon "Chapter 27"♥
♥Ramon "Chapter 28"♥
♥Ramon "Chapter 29"♥
♥Ramon "Chapter 30"♥
♥Ramon "Chapter 31"♥
♥Ramon "Chapter 32"♥
♥Ramon "Chapter 33"♥
♥Ramon "Chapter 34"♥
♥Ramon "Chapter 35"♥
♥Ramon "Chapter 36"♥
♥Ramon "Chapter 37♥
♥ Ramon "Chapter 38"♥
♥ Ramon "Chapter 39" ♥
♥Ramon "Chapter 40"♥
♥Ramon "Chapter 41"♥
♥Ramon "Chapter 42"♥
♥Ramon "Chapter 43"♥
♥Ramon "Chapter 44"♥
♥Ramon "Chapter 45"♥
♥Ramon "Chapter 46"♥
♥Ramon "Chapter 47"♥
♥Ramon "Chapter 48♥

♥Ramon "Chapter 26" ♥

783 87 14
By LiiTaRiii

"Eehh guys. Diem dulu deh.... Itu-..." ucapan Megan langsung dipotong oleh Iyan.

"Itu apaan?" tanya Iyan dengan polos.

"Itu ada orang. Coba kita tanya aja, siapa tau dia liat Raya atau pernah liat mobilnya Raya gitu." ucap Megan dengan sedikit kesal pada Iyan.

"Emangnya lo ada foto mobilnya Raya? Itu orang pasti orang biasa-biasa aja, kalaupun kita sebutin jenis, ciri-ciri sama merk tu mobil, kaga bakal ada tau deh tu orang." ucap Iyan logis.

"Ya gue sih gak ada. Coba aja yang lain ada gak? Foto mobilnya raya?" tanya Megan pada yang lain.

"Gak ada lah. Kita aja belum sempet foto sama mobilnya Raya." jawab Reva.

"Eeh emangnya si Raya pake mobil yang mana?" tanya Melly.

"Susahnya jadi orang kaya gitulah. Mobil sekali pake langsung ganti. Luaaar biasaaah.." ucap Iyan lebay.

"Ish beb, jadi intinya Raya itu pake mobil yang mana? Aku nanya serius nih." kesal Melly.

"Ya aku kurang tau lah, beb. Mungkin mobil baru dia yang kemaren itu." jawab Iyan.

"Kalau mobil yang itu gue ada fotonya. Pas kemaren pertama kali Raya bawa ke basecamp, kita kan sempet foto-foto tuh, gue ke foto mobilnya doang. Bentar deh gue cek dulu.." ucap Melly sambil mengeluarkan hpnya.

"Nah niih." Melly menunjukkan foto mobil sport terbaru milik Raya.

"Bener yang itu dia pake?" tanya Cindy ragu.

"Menurut gue sih bener. Soalnya itu mobil kan masih baru, pasti Raya masih seneng-senengnya tuh pake mobil itu. Kemana-mana pasti pake yang itu." jawab Oky berpendapat.

"Nahh setuju tuh. Coba aja kita tanya orang yang ada aja disini. Sapa tau kan, mereka sempet liat mobil ini di jalan ini gitu." timbal Iyan setuju.

      Semuanya mengangguk setuju dan foto dari hp Melly di kirim ke hp mereka masing-masing agar bertanyanya lebih cepat.

*****

       Seorang gadis bergerak gelisah memutari ruangan yang saat ini mengurungnya.

"Gue harus bisa keluar dari sini. Tapi gimana? Setiap sudut ada yang jaga." gumamnya panik dan gelisah.

Ceklek

     Gadis itu berdiri mematung saat pintu ruangan itu terbuka dan tampaklah seorang laki-laki membawa nampan berisi makanan.

"Hello, cantik. Waktunya makan." ucapnya dengan senyuman sinis.

"Gue gak mau!" seru gadis itu panik.

"Santai dong. Gue cuma gak mau lo mati kelaparan." jawabnya dengan santai dan meletakkan nampan itu di atas nakas.

"Lebih baik gue mati daripada harus makan makanan dari lo.." decih Raya memalingkan wajahnya.

      Tingkah Raya membuat laki-laki bernama Tony itu naik pitam.

"Apa lo bilang??" Tony berjalan mendekati Raya dengan aura menyeramkan.

"Masih untung dikasih makan lo ya. Makanan yang layak lo makan, belum tentu abang gue di penjara dapet makanan yang layak.." ucap Tony menyudutkan Raya di tembok.

      Tony meletakkan tangannya di samping kepala Raya. Mengukung gadis cantik itu.

"Gue gak ada urusannya sama abang lo. Kalau emang lo mau marah, harusnya marah sama abang lo. Ngapain dia pake bikin rusuh di pesta temen gue. Harusnya dia itu sadar dir-...."

"Sssssttt..." Tony menyela ucapan Raya dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Raya.

"Gak usah buang-buang tenaga buat ngomong yang gak penting. Mending lo siapin tenaga buat ntar malam aja gimana?" Tony menyungingkan smirk licik dengan tatapan nakal pada Raya.

Plaaakk

      Raya langsung menampar Tony dan sekuat tenaga mendorong tubuh Tony menjauh.

"Omongan lo sama bejatnya dengan kelakuan lo. Lo sama abang lo itu sama!! Sama-sama brengsek!!!" seru Raya.

      Tony naik pitam dan menarik tubuh Raya lalu membantingnya ke atas tempat tidur.

"Ulangi sekali lagi, maka gue pastikan lo gak bakal ngeliat pacar lo lagi!!" ancam Tony.
  
     Tony mendekati tempat tidur. Raya yang menyadari adanya bahaya hanya bisa beringsut mundur.

      Berlari mendekati pintu yang sudah pasti dikunci.

"Mau ngapain hah? Udah pasti itu pintu gue kunci. Walaupun lo bisa keluar kamar ini, emangnya lo bisa lawan anak buah gue yang jumlahnya puluhan itu??" tanya Tony meremehkan. Dia berbalik dan menatap Raya yang ketakukan dengan sinis.

      Tony kembali mendekati Raya dan menyudutkannya ke pintu yang terkunci itu.

"Sebenarnya gue dapet perintah untuk nyingkirin lo, tapi gue rasa lo cukup menarik. Jadi gak masalah dong kalau gue main-main dulu sama lo, sebelum gue singkirin lo." bisik Tony sensual.

     Raya memukul dan mendorong Tony sekuat tenaga.

"Lo ngapain sih? Buang-buang tenaga doang tau gak.." ucap Tony mencengkeram tangan Raya dan meletakkannya di atas kepala gadis itu.

"Lepasin gue!!!" teriak Raya.

"Gimana bisa gue ngelepasin sesuatu yang cukup berharga ini??" tanya Tony sambil mengusap wajah Raya dengan satu tangannya yang bebas.

"Jangan sentuh gue!!" Raya mengelakkan wajahnya.

"Aarrhh..." Tony mencengkeram rahang Raya dengan kuat.

"Lo pikir lo siapa bisa bertingkah sok disini? Lo ibarat kelinci manis yang masuk ke sarang harimau..." ucap Tony sinis.

"Mending lo nurut sebelum jadi makanan harimau.." lanjutnya.

     Tony melepaskan tangan Raya dan dia mundur perlahan. Hal itu membuat Raya juga terus mundur menghindari Tony.

"Aaaaa...."

*****

      Mondy mengacak rambutnya kasar. Penampilannya kacau. Sejak tadi dia belum berhasil menemukan Raya.

"Gue harus cari kemana lagi coba.." gerutu Mondy nyaris putus asa.

"Gue rasa Raya diculik." ucap Boy tiba-tiba.

"Gue juga mikirnya gitu. Mon, apa gak ada gitu teror atau apa gitu, yang sifatnya ngancam lo ataupun Raya gitu??" tanya Haikal.

"Gak ada sih. Dari Raya pergi sampai sekarang, belum ada ancaman apapun yang datang ke gue atau keluarganya Raya." jawab Mondy.

"Bisa aja orang yang nyulik Raya ini, emang sengaja sembunyiin Raya. Bukan buat minta tebusan apa gitu." celetuk Iyan berpendapat.

"Bisa jadi sih. Tapi apa motifnya sampai dia ngelakuin itu." bingung Melly.

"Bisa aja kan, dia itu suka sama Raya. Secara Raya kan cantik, pernah jadi model lagi. Udah pasti banyak yang kenal dia. Bisa aja kan.." ujar Cindy.

      Dan yang lain saling berpandangan kemudian menghela nafas lelah.

      Masing-masing dari mereka terdiam dengan pemikiran yang berbeda.

*****

       Alva menutup laptopnya dan merenggangkan otot-ototnya.

"Hooaam.." dia menutup mulutnya karena menguap.

      Matanya melirik Luna yang tertidur di meja kerjanya.

"Enak banget tu orang bisa tidur gitu.." ucap Alva sedikit kesal.

      Alva menghampiri meja Luna. Tangannya terangkat ke udara berniat menepuk pundak Luna. Tapi matanya menangkap layar hp Luna yang menyala dan menampilkan pesan masuk.

0831********
Lo emang licik, tapi sorry. Lo berurusan sama orang yang lebih licik.

     Alva tidak mengerti maksud pesan itu. Tapi belum sempat dia mengambil ponsel Luna, perempuan itu sudah terbangun.

"Kenapa? Udah waktunya pulang?" tanya Luna dengan polosnya.

"Belum." jawab Alva datar dan dia berbalik melangkah meninggalkan Luna.

"Lo mau kemana?"tanya Luna berdiri menatap Alva yang berjalan menuju pintu keluar.

"Gue juga butuh makan kali." jawab Alva dan dia membuka pintu keluar.

"Eeh tunggu.. Gue ikut.." Luna menyambar tasnya dan tak lupa membawa hpnya juga.

*****

      Mondy sudah sampai di rumahnya dengan tatapan kacau. 

"Gimana? Ketemu Raya?"tanya bundanya.

"Enggak." jawab Mondy lesu. Dia terduduk lemah di sofa dengan tangan yang mengacak rambutnya frustasi.

"Kok bisa? Memangnya Raya kemana?" pertanyaan polos itu terlontar dari mulut Kila yang baru datang keluar dari kamarnya.

"Kalau nanya dipikir dulu kenapa. Pertanyaan lo gak bermutu.. Kalau gue tau udah gue susulin dia." jawab Mondy menahan emosinya.

"Ya maaf. Gue cuma tanya, Mon. Gue tau lo khawatir sama Raya. Gue juga khawatir. Bukan lo aja." ucap Kila terbawa emosi juga.

"La. Udah. Berdebat gak mengatasi masalah." Ifan datang dan langsung merangkul bahu tunangannya untuk menenangkan.

"Iya. Yang harus kita lakukan itu berdiskusi dengan kepala dingin, bukan dengan emosi." ujar bunda Mondy.

"Bun, Mondy gak tau mau kemana nyari Raya. Jalanan yang kemungkinan Raya lalui udah kita telusuri. Tapi gak ada petunjuk apapun." ucap Mondy frustasi.

     Bunda mendekati Mondy dan mengelus punggung anaknya.

"Sabar. Bunda yakin Raya baik-baik aj. Kamu jangan frustasi kaya gini. Kamu perlu jernihin kepala kamu. Jangan berpikiran negatif, banyakin berdoa aja ya.." nasehat Bunda.

     Mondy mengusap wajahnya kasar untuk meredam emosinya.

"Coba lo cari pikir lagi deh, Mon. Lo atau Raya atau temen-temen kalian gitu, ada yang punya masalah sama seseorang gak? Siapa tau kan itu orang dendam terus pengen ngebales. Nah ngebalesnya lewat Raya ini." ucap Ifan menganalisis.

     Tiba-tiba Mondy menegakkan tubuhnya.

"O iya ya. Gue gak kepikiran sih." gumam Mondy.

"Coba lo inget-inget gitu." ucap Ifan yang kini ikut duduk di sofa berhadapan dengan Mondy.

"Bentar-bentar. Seinget gue, klub gue gak ada masalah sama siapa-siapa sih." ujar Mondy yakin.

"Beneran? Selain orang-orang klub lo? Orang terdekat lo mungkin." pancing Ifan lagi.

"Siapa? Raya? Dia gak mungkin lah punya masalah sama orang lain sampe bikin orang itu dendam. Lo tau sendiri Raya gimana orangnya." jawab Mondy bingung sendiri.

"Ini bukan masalah Rayanya yang gimana-gimana. Masalahnya itu ada di orang yang gak suka sama Raya atau sama lo atau bisa jadi orang terdekat kalian." ucap Ifan.

"Mantan lo kali, Mon." celetuk Kila.

"Hah? Mantan gue? Luna? Masa iya?" Mondy berargumen sendiri dengan bingung.

"Ya kan segala kemungkinan bisa aja. Lagian mantan lo kan kayanya masih ngarep banget sama lo." jawab Kila dengan santainya.

"Emang sih. Tapi dia gak mungkin bertindak sendirian. Karena kalau dia cuma sendiri, pasti Raya bisa ngatasin. Feeling gue sih Raya di culik sama banyak orang." ujar Mondy.

"Bisa aja si Luna itu nyuruh orang." ucap Kila.

"Tapi masa iya sih? Luna kan sama Alva. Dia dalam pengawasan Alva." jawab Mondy masih tidak yakin.

"Gak ada salahnya kamu tanya Alva dulu. Apa Luna memang sama dia waktu dimana Raya mulai menghilang? Atau apakah ada gerak-gerik mencurigakan dari Luna? Tanya aja dulu, Mon sama Alva." usul Bunda yang sedari tadi diam menyimak.

"Bener tuh. Gak ada yang mungkin di dunia ini, Mon." ucap Kila dengan santai.

      Mondy mengambil hpnya untuk menghubungi Alva.

3 detik

5 detik

7 detik

10 detik

     Berlalu dan  belum juga ada jawaban dari Alva.

"Gak diangkat." ucap Mondy

"Mungkin lagi sibuk dia. Lo chat aja. Siapa tau nanti dia baca terus bisa langsung kasih tau lo." usul Ifan. 

     Mondy akhirnya mengangguk dan mengikuti usulan Ifan.

"Tapi kita gak mungkin cuma punya 1 tersangka. Gue rasa tersangka bakalan banyak deh." ujar Kila.

"Memang ada masalah sama siapa lagi? Selain urusan mantan?" tanya Ifan pada tunangannya itu.

"Mungkin.....orang itu gak terima sama suatu tindakan Mondy atau orang terdekat Mondy gitu?" tanya Kila mencoba memancing Mondy.

"Siapa sih? Gue bener-bener lupa. Karena seingat gue, anak geng motor yang punya masalah sama klub gue, rata-rata udah di kantor polisi semua. Yang masalah mereka ngancurin acara lo sama Ifan." jawab Mondy.

"That's the point!" seru Kila.

"Maksud lo?" tanya Mondy tidak kunjung paham.

"Lo pikir dong, Mon. Emangnya ada orang yang suka masuk penjara? Bisa aja mereka dendam dan nyuruh temen-temen mereka yang masih bebas." jawab Kila.

"Atau yang lebih parah, ternyata mereka udah bebas. Karena kasus mereka menurut gue gak begitu berat. Bisa aja mereka udah bebas.." tambah Ifan setuju.

"Bunda kira, lebih baik kamu sama beberapa temen kamu pergi ke kantor polisi. Kalian harus cari tau dan selidiki apakah mereka terlibat dalam kasus hilangnya Raya ini." usul Bunda.

"Tante Devi bener. Lo harus ke kantor polisi." ucap Kila tegas.

"Oke. Gue cari yang lain dulu." jawab Mondy kemudian mengutak-atik ponselnya.

*****

         Raya duduk menyandar pada kepala ranjang. Akibat kesialannya yang seperti datang bertubi-tubi, kakinya keseleo saat dia jatuh terjerembab dari atas ranjang tadi.

Flashback on

     Tony melepaskan tangan Raya dan dia mundur perlahan. Hal itu membuat Raya juga terus mundur menghindari Tony.

"Aaaaa...."

Bruk

"Awww...." rintih Raya saat ia jatuh dengan posisi kaki tertekuk yang tak lazim.

"Gak papa lo?" tanya Tony kaget saat melihat Raya jatuh.

"Gak papa gimana? Kaki gue sakit nih. Semua gara-gara lo tau gak." omel Raya dengan wajah kesal sekaligus menahan sakit.

"Kok gue sih? Salah lo sendiri mundur-mundur gak jelas. Kaya mau diapain aja." ucap Tony membela dirinya sendiri.

        Tony berdiri membiarkan Raya yang tengah kesakitan. Bahkan dia dengan santainya menyilangkan kedua tangan di depan dada dan hanya menonton Raya yang memegang pergelangan kakinya.

"Sakit?" tanya Tony dengan wajah sok bodohnya.

"Ya sakit lah. Pake ditanya lagi. Daripada lo nanya yang gak penting, mending lo bantuin gue." jawab Raya dengan kesal.

"Sejak kapan seorang tawanan berani nyuruh-nyuruh penyekapnya? Eh inget ya, lo itu lagi diculik sekarang. Bukan lagi tamasya." ucap Tony sarkastis.

"Ya setidaknya penculik itu masih punya sedikit rasa kemanusiaan. Sesama manusia itu saling menolong bukan malah menyakiti." ujar Raya berceramah.

"Lo pengen di tolong? Imbalan buat gue apa?" tanya Tony bernego.

"Kalau nolong yang ikhlas dong. Masa iya minta imbalan. Itu artinya lo gak ikhlas." jawab Raya.

"Emangnya sejak kapan gue ikhlas? Gue gak ada bilang kalau gur ikhlas nolong lo. Lagian di dunia ini gak banyak orang yang mau digratisin." ucap Tony sambil duduk di tepi ranjang dan masih menatap Raya

"Apa salahnya sih? Tolongin orang gak rugi. Please, bantuin gue naik ke ranjang aja lagi. Sumpah kaki gue gak bisa digerakin nih." pinta Raya dengan wajah kesakitan.

"Lagian salah lo sendiri gak hati-hati." ucap Tony, dengan ekspresi berat hati dia beranjak untuk membantu Raya.

       Yang ada dalam pikiran Raya adalah, Tony hanya akan memapahnya saja. Tapi nyatanya? Tony sampai mengangkat tubuh Raya dan menggendong ala bridal style.

        Raya refleks mengalungkan tangannya di leher Tony.

"Lo gak perlu sampai gendong juga. Gue cuma perlu dibantu berdiri." ucap Raya dengan wajah merengut.

"Gue kalau nolongin orang gak tanggung-tanggung." balas Tony dengan santai.

Flashback off

"Ekhem.." Raya tidak menyadari bahwa ternyata ada Tony di dekatnya.

"Sejak kapan lo disitu?" tanya Raya dengan malas. Bahkan dia tidak ingin menatap Tony sedikitpun.

"Sejak lo ngelamun dengan muka cemberut." jawab Tony santai.

"Gue cemberut karena gak suka disini. Sampai kapan lo akan nyekap gue disini?" tanya Raya dengan kesal.

"Kalau lo mau keluar, caranya gampang.." ucap Tony dengan seringai licik.

"Apa?" tanya Raya yang kali ini mengalihkan tatapannya ke Tony.

"Jadi milik gue!"

*****

Terima kasih,
Penulis

* * * * * * * * * *

Hai aku kembali dari peradaban yang memusingkan diri dan menyesakkan hati. *paansih

Akhirnya bisa update. Aku suka gitu, update suka-suka aku aja. Gak tentu kapan dan gak terjadwal. Asal ada mood nulis dan ide yang singgah di otak, aku nulis. Dan juga kalau ada waktu luang. Karena nulis bukan prioritas pertama aku, sama kaya aku yang bukan prioritas dia. *eaaakk

Semoga masih terasa feel dari cerita ini. Terkhusus untuk Ramon Lovers, semoga masih menyukai cerita ini.

See you gaes,

* * * * * * * * * *

V&C Please

Continue Reading

You'll Also Like

221K 25.8K 32
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
190K 16.2K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
395K 14.5K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...
321K 5.9K 13
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot atau two shoot jorok dengan pair jaeyong. (anal, boypussy, genderswitch...