LUKA (COMPLETE)

By beliawritingmarathon

637K 49.8K 3.4K

Luka "Rela, demi dapetin hati kamu!" A story by Kusni Esti. Kata orang, saat kita jatuh cinta, kita akan mera... More

1. Ruang BK
2. Pinta Bu Ana
3. Chatting
4. (a) Ekstra Sabar
4. (b) Ekstra Sabar
6. Pendekatan 1
7. Belajar Lagi
8. Jalan
9. Ngalah itu Penting
10. Pendekatan 2
11. Pernyataan
12. Enggak Peka
13. Copot
14. Puisi
15. Sembilan Puisi Keren
16. Pria Baru?
17. Mulai Berubah
18. Tantangan
Meet The Cast : Dava Abiyoga 👏
19. Kali Kedua
20. Butuh Piknik
21. Dilema
22. Lapang Dada
23. Putus Cinta mah Bebas
24. Bertemu Kembali
25. Tajhu
26. Kebahagiaan Baru
27. Sebuah Perhatian Kecil
28. Jual Mahal 1
Meet The Cast : Tasya Amara 👏
29. Jual Mahal 2
30. Risih
31. Rindu
32. Weekend
33. Menjelang Ujian
34. Kembali dan ... Kecewa (The End)
Ucapan Terima Kasih

5. Flashback

21K 1.8K 117
By beliawritingmarathon

Dava merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menghela napas panjang. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan menerawang. Ingatannya kembali pada kejadian sembilan tahun lalu, di mana ada seorang anak kecil yang sedang menangis sendirian di bawah pohon rindang di sebuah taman yang biasa Dava datangi setiap sore.

Waktu itu Dava baru berusia delapan tahun. Dia menatap heran pada anak kecil yang terus saja menangis sejak Dava tiba di sana. Dengan bola di tangan, Dava mendekati anak kecil itu dengan perlahan.

"Hai," sapa Dava pada gadis itu. Tetapi dia tidak menjawab, justru semakin meringkuk dan menangis kencang.

"Eh, jangan nangis dong. Aku enggak jahat kok!" ujar Dava kecil mencoba menenangkan gadis itu.

Gadis itu mendongak perlahan, walau masih terlihat jelas binar ketakutan di bola matanya.

"Nama kamu siapa?" tanya Dava.

"A ... Acha," sahut gadis itu dengan masih sesenggukkan.

Dava mulai duduk di samping Acha, bersender pada pohon yang sama. Dia memperkenalkan dirinya sambil menatap Acha dari samping.

"Kamu kenapa nangis di sini? Apa ada yang jahatin kamu?"

Acha sudah mulai santai dan tangisnya sudah mulai mereda, walau masih sesenggukkan.

Acha mengangguk cepat lalu mulai menjekaskan, "Ta ... tadi, Acha lari dari rumah ka ... karena denger suara abang tukang es le ... lewat. Tapi abangnya jahat, enggak mau ngasih esnya ke Acha. Acha nangis, terus jalan sampai ke sini. Ta ... tapi Acha enggak tahu jalan pulangnya." Acha mengusap air mata yang masih saja jatuh ke pipinya.

"Kok abangnya enggak mau ngasih es krimnya sih? Emangnya kamu mintanya kayak gimana?" tanya Dava penasaran.

"Tadi pas abangnya ngasih es krim, dia lihatin Acha terus. Pas Acha mau pergi, dia narik tangan Acha terus bilang kalau Acha belum bayar. Terus esnya diambil lagi," ungkap Acha. Dia menatap heran pada Dava yang sedang menepuk dahinya pelan.

"Kamu kenapa? Kok dahinya ditepuk-tepuk? Kayak Bunda Acha ya suka banget nepuk dahi kalau lagi ngobrol sama Acha," terang Acha sambil tangannya terangkat menyentuh dahinya sendiri.

Lagi-lagi Dava kecil menepuk dahinya bak orang dewasa yang sedang merasa miris.

"Iyalah abangnya enggak kasih kamu es krimnya, kamu aja enggak bayar!" ujar Dava kecil sambil memutar bola matanya malas.

"Bayar itu apa, Dava?" tanya Acha dengan polosnya.

"Kalau kamu mau beli sesuatu, kamu harus bayar pakai uang! Kalau enggak bayar, namanya ngutang! Kata Mama, ngutang itu enggak baik!" terang Dava sok tahu.

Acha mengangguk seolah paham apa yang dijelaskan oleh Dava. "Jadi harus punya uang ya, Dava?" Dava mengangguk.

"Tapi Acha enggak punya uang," ungkapnya. Matanya kembali meredup saat tak sengaja menatap penjual es krim yang ada di pinggir jalan.

"Tunggu! Mama Dava tadi kasih uang jajan deh kayaknya," kata Dava. Tangan kecilnya merogoh saku celana; mencari uang pemberian ibunya.

Dava mengeluarkan tangannya dan terlihat uang senilai lima ribuan yang sudah lusuh berada di tangan mungilnya. "Nah, kita beli es krim yuk!" ajak Dava yang disambut anggukkan antusias dari Acha.

Dava segera bangkit dan menepuk celananya; menghilangkan tanah yang menempel di sana. Tangannya terulur di depan wajah Acha yang masih duduk. Acha menyambut uluran tangan itu lalu bangkit dan melakukan hal yang sama.

Mereka berlari ke arah penjual es krim di pinggir jalan.

"Pak! Pak! Beli es krimnya dong!" seru Dava saat dirinya hampir sampai di dekat si penjual es krim.

"Rasa apa, Dek?" tanya si penjual es krim.

Dava menoleh ke arah Acha dan menanyakan hal yang sama.

"Cokelat," jawab Acha singkat.

"Dua, Pak!" pinta Dava kecil sambil menyerahkan uang yang tadi dipegangnya.

Si penjual es krim mengambil uang Dava lalu mulai membuka kotak es krim. Diambilnya dua buah es krim rasa cokelat dan diberikan ke Dava dan Acha.

"Makasih, Pak!" seru Dava dan Acha bersamaan.

Mereka kembali berjalan menuju pohon rindang tadi. Duduk di bawahnya dan mulai membuka es krim masing-masing.

"Enak 'kan, Cha?" tanya Dava.

"Enak banget!" seru Acha.

Dava menoleh ke arah Acha dan mendapati jika teman barunya itu sedang asyik memakan es krim cokelatnya sampai berlepotan di sekitar mulutnya.

Acha cantik ya, batin Dava.

Masih kecil saja sudah tahu mana yang cantik dan mana yang tidak. Bagaimana nanti jika dia sudah besar?!

"Dava!"

Dava menoleh saat merasa namanya disebut. Dia mendapati temannya yang bernama Fahri sedang berjalan ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Dava.

"Pinjam bolanya dong! Punyaku rusak kemarin," jawabnya.

Dava menyerahkan bola yang sejak tadi dia taruh di samping. "Dibalikin ya!" peringat Dava. Dia sedikit kesal dengan Fahri, karena tidak pernah mengembalikan apa yang dia pinjam. Selalu saja disimpan menjadi miliknya.

Fahri hanya mengangguk sekilas lalu berbalik dan berlari ke arah kumpulan anak-anak yang sedang menunggunya.

Dava kembali menatap Acha yang sudah menghabiskan es krimnya.

"Enak banget! Banget! Banget!" seru Acha tiba-tiba. Dia sampai mengulum jari-jarinya yang masih terdapat lelehan es krim.

"Acha mau lagi? Nih, punyaku masih!"

Dava menyodorkan es krim yang baru dia makan sedikit dan mulai meleleh ke arah Acha. Gadis itu berbinar senang dan menerima es krim itu dengan suka cita.

"Makasih ya, Dava! Acha janji bakal ganti es krimnya Dava sama kue buatan Bunda! Dijamin sama enaknya!" ujar Acha sambil melempar senyum manis.

"Iya, Cha."

Saat Acha kembali memakan es krimnya, terdengar suara wanita yang sedang memanggilnya. "Ya ampun, Acha!"

Tiba-tiba ada sebuah lengan yang sudah memeluk Acha sambil mencium keningnya. Saat Acha mendongak, dia mendapati Bundanya yang tersenyum lega sambil mengucapkan syukur berkali-kali.

"Acha ke mana aja, sayang? Bunda khawatir!" ujar Bunda Acha yang kembali memeluk Acha.

"Acha beli es krim, Bunda. Dibeliin sama Dava," jelas Acha. Tangannya menunjuk Dava yang masih duduk di sampingnya.

"Makasih ya, Nak Dava," ujar Bunda Acha. Dava mengangguk sambil tersenyum manis.

"Ya udah, kita pulang ya, sayang?"

Acha mengangguk dan mulai bangkit berdiri. Dia melepaskan kalung berliontin angka delapan dan menyerahkannya pada Dava.

Dava mengernyit bingung. Dia menatap Acha sambil bertanya, "Apa?"

"Buat Dava. Karena Acha belum bisa kasih Dava kue, Acha kasih ini dulu," terangnya.

Dava mengangguk paham dan menerima kalung itu.

Setelah itu, Dava menatap Acha yang mulai berjalan menjauh bersama Bundanya.

"Kita bakal ketemu lagi, Cha," gumam Dava.

***

Dava terlonjak kaget saat ada yang menggoyang bahunya. Matanya mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Dava, bangun! Cuci muka terus salat subuh!"

"Emh ... iya, Ma," ujar Dava.

Dava mengusap wajahnya kasar saat mengingat mimpinya tadi. Aneh, khayalannya menjadi mimpi.

"Astaga, kenapa aku bisa ketiduran sih?"

****

TBC. 

Hai!

Aku update sore wkwk.
Enggak punya paket data. 😢
#enggaknanya 😂

Oh iya, buat   andrianto_fahri  alias si Fahri, hutangku lunas yak! 😂😂

Gimana pendapat kalian di bab ini?

Jangan lupa klik bintang, komen dan share, guys. 😍

Sampai jumpa di bab selanjutnya....

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 249K 44
Mimpi adalah bunga tidur. Namun bagaimana jika mimpi menghantuimu, mengekangmu pada setiap sudut kesunyian, menjebakmu tanpa tahu jalan keluar? Mimp...
3.9M 193K 30
The Rules Series (2) : Matthew Rizki Akbar Biasa, cowok dan cewek bersahabat sejak kecil. BIasa, cowok dan cewek saling memendam rasa di hati kecil...
Sanjak Teduh By syi

Teen Fiction

1.5M 30.4K 32
[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] "Memang benar ya, Sinar selalu menghangatkan hati Teduh meski dengan cara yang paling menyakitk...
131K 1.4K 39
Hanya beberapa rekomendasi cerita yang ada di wattpad bukan bermaksud spoiler atau semacam nya. saya hanya merekomendasikan cerita yang menurut saya...