Why You? 🔚

By _veronicha_

495K 20.7K 799

Mereka menikah tanpa didasari oleh cinta. Mereka di satukan karena dijodohkan. Akankah cinta bisa hadir pada... More

Prolog
Why You - 1
Why You - 2
Why You - 3
Why You - 4
Why You - 5
Why You - 6
Why You - 7
Why You - 8
Why You - 9
Why You - 10
Why You - 11
Why You - 12
Why You - 13
Why You - 14
Why You - 15
Why You - 16
Why You - 17
Why You - 18
Why You - 19
Why You - 20
Why You - 21
Why You - 23
Why You - 24
Why You - 25
Why You - 26
Why You - 27
Why You - 28
Why You - 29
Why You - 30
Why You - 31
Why You - 32
Why You - 33
Why You - 34
Why You - 35
Why You - 36
Why You - 37
Why You - 38
Why You - 39
Why You - 40
Why You - 41
Why You - 42
Why You - 43
Why You - 44
Why You - 45
Why You - 46
Why You - 47
Why You - 48
Why You - 49
Epilog

Why You - 22

7.1K 330 13
By _veronicha_


Typo!!

Davian merebahkan tubuhnya di atas sofa, sementara lima menit yang lalu ia menyuruh Viona pulang menggunakan taksi. Ia hanya ingin menenangkan hati serta otaknya saat ini. Dia bahkan sudah menelepon Joana agar mengatur ulang jadwalnya hari ini.

Ketakutan yang kentara memenuhi hati Davian adalah orangtuanya menemukan Viona didekatnya. Dari dulu, ketika pertama kali ia mengenalkan Fiona pada Ayah dan Ibunya, mereka menentang hubungannya dengan Viona.

Awalnya Davian begitu marah pada keputusan orangtuanya, tetapi sikap tegas Ethan dan keras Aira membuat Davian kembali berpikir, bahkan Aira tidak segan menyakiti Viona jika ia masih tetap mempertahankan perempuan itu.

Entah apa yang membuat Ethan dan Aira bersikeras menentang hubungannya. Jelasnya ketika Davian meminta penjelasan, orangtuanya memilih bungkam. Hanya larangan saja yang keluar dari mulut mereka.

Untuk menjaga Viona, Davian mengatakan jika dia sudah putus dengan kekasihnya, namun dia tetap menjalin komunikasi secara diam-diam walau terkadang jarang.

Suara bel membuat Davian tersentak, dengan malas ia bangun lalu berjalan menuju pintu. Ia mengutuk siapa pun yang berada di luar sana.

Lawrence, adiknya lah yang berdiri di sana. Davian cukup bingung karena Lawrence menatapnya tajam. Ya, Lawrence memiliki mata serta tatapan tajam sepertinya.

"Kakak masih berhubungan dengan perempuan itu? Kakak pasti bingung aku tau dari mana? Aku tidak sengaja melihatnya masuk ke dalam taksi tadi? Sebenarnya apa yang ada dalam otak Kakak?" Lawrence memberondong Davian dengan berbagai pertanyaan.

"Lantas kau akan mengadukan hal ini pada Ayah dan Ibu! Anak kecil sepertimu tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa!" balas Davian.

"Dengar, Kak. Aku memang masih kecil jika menurut Kakak seperti itu, tapi aku bukan orang yang akan mudah mengadu pada orangtua kita. Aku hanya menyayangkan sikap Kakak karena sudah menetang Ayah dan Ibu," jelas Lawrence.

"Pulanglah jika kau hanya ingin merecokiku!" perintah Davian setelah mengembuskan napas.

Dengan sifat keras kepalanya Lawrence malah menerobos masuk ke dalam apartemen Kakaknya. "Seharusnya Kakak lebih fokus pada Kak Haru, bukan malah kembali pada perempuan itu. Aku tau jika Kakak tidak mencintai Kak Haru, tapi mulailah untuk mendekatkan diri satu sama lain, karena di sini Kakak lah yang membangun benteng."

Ck, perkataan sok bijak dari Lawrence membuat suasana hati Davian semakin keruh. Ia mendorong tubuh Lawrence yang sudah duduk di sofa dan mengantikan dengan tubuhnya. Kembali berbaring lalu memejamkan mata, menghiraukan Lawrence yang terus berbicara.

.

.

.

Davian tersentak dari tidurnya, membuat kepalanya pusing. Dengan enggan ia duduk sambil melirik jam. Sudah pukul tiga sore, berarti sudah jam pulang kantor.

Memikirkan kantor membuat ia teringat pada Haruna. Bukan karena apa, ia hanya cemas dengan kondisi tubuh tubuh gadis itu.

Siapa pun jika habis di serempet mobil pasti tubuhnya akan sakit, Davian hanya tidak suka jika gadis buruk rupa itu sakit yang nantinya akan merepotkan dirinya.

Dengan segera ia bangun masuk ke kamar mandi lalu mencuci muka, sebelum pergi Davian minum air putih terlihat dahulu.

Tidak sampai sepuluh menit Davian sudah sampai di area parkir gedung Jade Company, namun pemandangan dua sosok yang sedang mengobrol membuat ia mengurungkan niat untuk keluar dari mobilnya.

Arvon dan Haruna sedang berbicara, entah apa yang mereka bicarakan, namun keduanya terlihat begitu akrab. Tidak begitu lama, Arvon menarik paksa Haruna ke dalam mobil sepupunya itu.

Tangan Davian mencengkram stir mobilnya kuat ketika mobil Arvon sudah meninggalkan gedung Jade Company.

.

.

.

Haruna hanya mengikuti Arvon dari belakang ketika memasuki sebuah restoran Jepang yang letaknya tidak terlalu jauh dari Jade Company.

Hal itu tentu saja membuat Arvon berdecak kesal, dengan cepat ia meraih tangan Haruna agar sejajar dengannya. "Berjalanlah di sampingku, jangan selalu berada di belakang."

Haruna hanya menurut karena ia memang tidak mengenal daerah di sini, sementara Arvon tanpa Haruna sadari menyeringai kecil.

Mereka masuk ke dalam dan duduk di dekat jendela, agar bisa melihat langsung taman kecil di luar yang cukup indah dan menyejukan. Arvon sengaja duduk di samping Haruna dan keduanya membelakangi pintu masuk.

"Haru, mau pesan apa?" tanya Arvon saat seorang pelayan sudah berdiri di samping meja dan bertanya pesanan mereka.

"Ramen,"

"Hanya Ramen atau masih mau yang lain? Minum?"

"Cukup Ramen saja. Kalau minum aku mau ocha hangat," jawab Haruna.

"Dua Ramen dan dua ocha hangat," kata Arvon pada pelayan. Sementara pelayan itu mencatat pesanan mereka dan pergi setelah menyuruh Arvon dan Haruna menunggu.

Sejenak keduanya terdiam.

"Setelah ini kita akan ke Dokter," ucap Arvon.

"Untuk apa?"

"Untuk membeli garam," canda Arvon. "Tentu saja untuk memeriksa keadaanmu, Haru."

Haruna menggeleng cepat, "Tidak perlu, Ar. Aku sudah meminum obat yang Lusy berikan semalam dan tadi pagi aku juga sudah meminumnya."

"Masih belum cukup, Haru. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu dan aku yakin jika Davian tidak mengantarmu ke Dokter, jadi aku yang akan menggantikannya,"

"Tap,"

"Jangan membantah, Haru. Sekali ini saja dengarkan aku, karena ini juga demi kebaikanmu,"

Akhirnya Haruna menyerah dan mengiyakan perkataan Arvon.

"Bagus," ucap Arvon sambil mengelus rambut panjang Haruna. Membuat Haruna tersenyum canggung.

Arvon menunduk memperhatikan wajah Haruna yang memerah, "Haru, wajahmu memerah. Apa kau sakit? Apa yang sakit?" ia bertanya dengan cemas.

Haruna menggeleng cepat sambil memegang pipinya yang terasa panas, ia bahkan tidak sadar jika wajahnya merona karena perhatian manis dari Arvon.

Selama ini ia jarang diperlakukan lembut orang lain, kecuali oleh neneknya juga Ethan serta Aira dan sekarang Arvon juga memperlakukannya dengan lembut.

Jika di mata orang lain, Haruna dan Arvon sangat tidak serasi karena adanya bekas luka di pipi Haruna sementara Arvon sangat tampan, namun perlakuan lelaki itu sangat lembut dan penuh kasih sehingga orang-orang di sekitar mereka menganggap jika Arvon begitu mencintai Haruna.

Kalau dilihat dari belakang mereka seperti orang yang berciuman karena posisi mereka yang begitu dekat.

"Kau yakin?" tanya Arvon kurang puas.

Haruna menggangguk sambil mendorong tubuh Arvon menjauh.

Kembali Arvon mengelus rambut Haruna, "apa pun yang terjadi jangan pernah memotong rambutmu, Haru. Rambut panjangmu sangat indah dan aku menyukainya."

Walaupun agak bingung Haruna tetap mengangguk karena tidak pernah terlintas di otaknya untuk memotong rambut sepinggangnya. Ada kala ia memotong rambut, itu pun hanya sedikit guna untuk merapikan rambutnya yang bercabang.

.

.

.

"Sialan!! Berengsek!!" Lelaki itu menghempaskan jasnya di atas sofa dengan kasar. Ia begitu marah karena suatu hal dan ia terus berpikir semenjak gadis itu muncul dalam hidupnya kadar kemarahannya selalu mencuat keluar.

TBC

Pilih mana nih teman2?

Davi - Haru

Atau

Arvon - Haru

Continue Reading

You'll Also Like

458K 53.7K 66
Prisha nyaris menghabiskan dua windu hidupnya untuk mencintai seorang saja pria. Terjabak friendzone sedari remaja, Prisha tidak pernah menyangka jik...
225K 12.4K 31
( sebelum membaca jangan lupa follow akunnya 👌) yang homophobia di skip aja gak bisa buat deskripsinya jadi langsung baca aja guys bxb bl gay homo ...
19.4M 872K 57
Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan per...
2M 47.4K 54
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...