Regret [Completed] ✔ [SUDAH T...

De Intanpermataa24

272K 16.4K 2.6K

Selesai ✔ Dan karenamu, semestanya mati untuk selamanya. Hingga di dalam mimpimu, tertidur banyak penyesala... Mai multe

1. Ospek Hari Pertama
2. Ospek Hari Kedua
3. Hari Sial!
4. Ketemu Rafa
5. Si Urakan Abyan
6. Untung Ada Kamu
7. Rafa vs Byan
8. Pelindung
9. Promag
10. Permainan Dimulai
11. Kekesalan
12. Devil or Angel
13. Permintaan Maaf
14. Jangan Ganggu Dia
15. Yakin
17. Kegelisahan Rafa
18. Dipaksa Memilih
19. Ketakutan
20. Mimpi Buruk Jadi Nyata
21. Keputusan Akhir
22. Pertemuan Tak Terduga
23. Sama-sama Terluka
24. Apa Keajaiban Itu Ada?
25. Makan Malam
26. Bintang Malam
27. Bangun Dari Tidur
28. Rasa Yang Salah
29. Ambil Bagian
30. Rahasia Besar
31. Matcha Latte
32. Anak Baik
Kireyasha
Abyan
Halo...
OPEN PO

16. Balasan Penantian

5.1K 419 69
De Intanpermataa24

Don't forget to play your media. 👌

Gak perduli bagaimana nanti. Saat ini gua percaya lo milik gue. Dan gua yakin itu.

-Lavina Sheeva Malayeka-

Sheeva merebahkan tubuhnya di kasur dengan lembut. Matanya menatap langit-langit kamar sambil tersenyum. Seolah langit kamarnya sekarang sudah digambar berbagai macam gambar lucu sampai cewek itu terus tersenyum senyum sendirian.

Suara lembut James Arthur mengalun merdu dari ponsel Sheeva. Memunculkan nama yang membuat garis pada bibir Sheeva melengkung lebih lebar.

Rafardhan is calling...

Dengan tangan yang agak gemetar Sheeva mengatur napasnya. Menghembuskan napas dari mulut, memejamkan mata lalu bersikap biasa. Ya, Sheeva harus bersikap biasa. Rafa tidak boleh tau kalau sedari tadi dia tersenyum seperti orang bodoh hanya membayangkan cowok itu.

"Halo,"

"Hai, Sheev. Kok kamu belum tidur?"

"Belom. Kenapa emang? Lo juga belom tidur."

"Kata siapa? Ini lagi tidur."

"Kalo lagi tidur terus gimana lo bisa telfonan sama gue? Lucu lo sekarang."

"Hehe." Rafa tertawa dari seberang sana.

"Senin nanti, saya jemput kaya biasa ya."

"Iya. Ngapain pake persetujuan segala sih? Biasa juga langsung nongol."

"Ini mah mau sekalian."

"Sekalian apa?" Sheeva membalikan posisi badannya yang tadi telungkup menjadi telentang.

"Sekalian ngasi tahu kamu. Nanti naik motornya jangan pegangan di pundak lagi kayak biasa."

Sheeva sempat terkekeh sebelum menjawab, "Emang kenapa?"

"Berasa tukang ojek tau gak."

"Hahaha." Tawa Sheeva akhirnya pecah mendengar jawaban yang sebenarnya Sheeva sudah tau. "Ya udah sih gak papa."

"Gak mau. Orang mah peluk, kalau boncengan tuh. Apa lagi sekarang udah pacaran."

Mendengar kata pacaran membuat wajah Sheeva merona. Tersenyum senyum seperti dari tadi. Sebelah tangannya menutup wajah seolah tidak ingin Rafa melihat rona merah di wajahnya. Padahal tidak mungkin juga Rafa melihat.

"Apaan sih garing."

"Ya udah kalo kamu gak mau. Saya nganter Ibu Tati aja yang jualan wedang deket kostan kamu."

"Loh kok gitu?"

"Dia kalo naik motor pasti pelukan sama yang bonceng."

"Ya udah lo anter Bu Tati aja jadi bisa dipeluk deh. Sama gue mah gak bakal dipeluk." Sheeva mengapit ponselnya dengan bahu kanannya. Cewek itu berdiri di depan lemari dan mengambil jaketnya.

"Gak mau, maunya bonceng kamu."

"Emang kenapa?"

"Wanginya beda, kalo wangi Bu Tati mah wangi balsem."

"Hahaha ... Aduh Rafa, emang kalo gue wangi apa?"

"Wangi bayi. Bikin gemes pengen peluk-peluk, cium gitu."

Mata Sheeva tiba-tiba menemukan satu jaket jins milik cowok. Sheeva mengambil jaket itu lalu menciumnya. Aroma yang Sheeva ingat jelas. Cowok yang sudah menyelamatkan nyawanya saat Rafa tidak datang pada kencan pertamanya.

"Sheev,"

Panggilan Rafa yang mungkin sudah ketiga kali menyadarkan cewek itu. "Ah iya apa?"

"Kok kamu diem aja? Kenapa, saya salah ngomong atau udah ngantuk?"

"Em, enggak si. Tadi abis ngambil jaket aja. Buat nanti tidur."

"Oh ya udah kalo gitu. Lagian ini juga udah malem sih, tidur aja yuk."

"Iya bener. Ya udah matiin telfonnya."

"See you."

"Kok see you? Besok kan libur." Sheeva lalu meletakkan kembali jaket milik Byan dan duduk di tepi ranjangnya.

"Saya ada niatan dateng ke mimpi kamu soalnya."

"Aelah biji kurma, ngegombal aja heran."

Dari seberang terdengar tawa Rafa yang berderai. Membuat Sheeva tersenyum.

"Saya gak suka bilang bye itu artinya kayak selamat tinggal. Dan saya gak suka kamu tinggal pergi. Saya lebih suka bilang see you yang artinya sampe ketemu lagi. Saya mau terus ketemu kamu, Sheeva."

Sheeva tersenyum. Dadanya mulai berdegub tak karuan. Cewek itu lalu telungkup dan membenamkan wajahnya di bantal biru muda bergambar hati. Menjauhkan ponselnya lalu berteriak kecil kegirangan.

Aduh anjir, sesek napas gue digombalin Rafa..

"Apaan sih Raf geli. Ya udah katanya mau tidur?"

"Oke deh. Good night, pacar."

Setelah sambungan terputus, Sheeva menggigit gigit bantalnya dengan wajah yang sudah seperti tomat masak. Merah.

Jika tadi saat mendengar Rafa menyatakan cinta, di perut cewek itu terasa seperti ada percikan kembang api. Mungkin bisa di bilang dalam hati cewek itu sekarang sedang ada pesta kembang api. Berbagai macam petasan saling meledak ledak di hatinya.

Siapa yang sangka kalau hari ini cewek itu resmi menjadi pacar dari seorang Rafardhan Widan Shakeel. Nyatanya sebuah penantian akan menemukan ujung pada waktunya. Karena akan tiba saat di mana kapal harus berlabuh di dermaga yang ia pilih. Dan Sheeva yakin Rafa sudah menentukan dirinya sebagai tempat berlabuhnya.

Penantian yang akhirnya terbalas. Ada harga yang perlu dibayar dari sebuah perjuangan, yaitu; bahagia. Sheeva percaya itu.

Sheeva sadar bahwa sejak hari pertama Ospek. Saat Rafa menawarkan pulang bareng juga menjadi hari di mana cewek itu jatuh cinta dengan Rafa. Meski Rafa tidak tau, tapi Sheeva tidak naif. Rafa memiliki karisma yang baginya tidak dimiliki sembarangan orang.

Rafa memiliki mata cokelat yang teduh. Cara bicara yang menenangkan. Wibawa dalam setiap tindakan. Bahkan diam dari seorang Rafa bisa membuat kupu-kupu berterbangan dalam hati gadis itu.

Senyum Rafa selalu menjadi obat dari segala penat yang ada dalam hati Sheeva. Rafa yang sikapnya selalu perhatian secara tidak diduga.

Dan sekarang semua itu resmi jadi milik Sheeva seutuhnya.

Ah God, thank you, I'm so grateful. Akhirnya..

Suara pesan Line masuk membuat Sheeva terperanjat dari posisi tidurannya. Rafa lagi? batin cewek itu. Saat membuka aplikasi Line. Ternyata pesan masuk dari grup Line miliknya bersama Juni dan Riris.

Receh Squad

Riris Alia
Sumpah BM tartel deket kostan si Sheeva.

JUNI
Sheev, besok kita ke kostan lo ya. Eh btw besok libur lo gak ke mana-mana kan?

Riris Alia
Yaelah, ini pinggiran martabak ke mana sih, kagak nongol-nongol! @Lavina Sheeva

Riris Alia
Jun, tapi lo bener ikut kan kalo besok kita ke rumah si Sheeva?

Riris Alia

Ye, ini lagi payet kebaya ikutan ngilang @JUNI

Lavina Sheeva
Hai gais, ada apa? Baru ditinggal bentar aja udah pada kangen yaa???

Riris Alia
Gak ada dosanya amat bocah yak, dari tadi diomongin baru nongol.

JUNI
Ya Allah, payet kebaya. 😂 iya gua ikut, ntar kita ke sana naik helipad ya.

Riris Alia
Pale lu helipad, mau markir di mana coba? Udah coba ini manusia, jelasin abis dari mana. @Lavina Sheeva

JUNI
Iya. Sekalian scroll, gue males ngomong lagi. -_-

Lavina Sheeva
Iya udah besok tinggal ke kostan. Gitu aja repot.
Eh, gue mau curhat nih!!!! 😍😍😍

JUNI
Bau baunya ada yang lagi seneng nih.

Riris Alia
Iya bener nih. Lu ngapung?

JUNI
Apaan ngapung? 🤔

Riris Alia
Ngapung = ngapa?

Lavina Sheeva
Aduh ngakak! Tolol nih sih Riris, gua udah mikir aja maksudnya ngapung apaan. 😅

JUNI
Gak boleh ngomong kasar woy.

Lavina Sheeva

Ehh iya deh maap. Tapi seriusan dong, gue mau curhat nih.

JUNI
Yaudah ih lama.

Lavina Sheeva
Tau gak????????

Riris Alia
Lama bego.

JUNI
Bunuh orang dosa gak sih??

Lavina Sheeva
GUE JADIAN SAMA RAFA!!!!!! 😍😍😍

JUNI
Anjrit demi apa??

Riris Alia
Akhirnya ya... Gak digantungin terus kayak sempak basah. Diberi kejelasan juga deh.

JUNI
Akhirnya taken... 😭😭 terharu. Jadi pengen punya pacar.

Riris Alia
Supengan ah lo mah.

JUNI change group's name to "Sheeva Gak Jadi Sempak Basah Lagi"

Lavina Sheeva
Anjrit nama grupnya.. 😂😂

JUNI
Nama grup kan menyesuaikan keadaan. 💃💃

Riris Alia
Gimana ceritanya? Ah parah taken duluan. Gak kompak lo. Tapi gapapa deh kasian juga digantungin mulu kan ya.. 😛😛

Lavina Sheeva
Untung lagi seneng jadi bodo amat kalian mau ledekin kaya apa juga 😝 besok gue ceritain langsung.

Lavina Sheeva
Sebagai gantinya karena gue lagi seneng. Besok kalian gue traktir di tartel samping kostan gue. 🎉🎉

JUNI
Yeayyy makan gratis. 🎉🎉🎉

Riris Alia
Sering sering jadian dong, Sheev. Biar makan gratis terus. 👌👌

Lavina Sheeva
Loh siapa yang mau traktir makan? 🤔 Gua traktir minum! Kalian makan sendiri, tar minum gua yang bayar. 😂😂

JUNI
Si anjrit gua udah seneng -.-

Riris Alia
Yaudah gue mau pesen minum akua botol dua dus, buat gua bawa pulang sekalian. 😈😈

JUNI
Hahaha ide bagus. 😈🙊

Lavina Sheeva
Hahaha niat ya bu. 🖕🖕

***

"Ih anjrit demi apa? Ah Sheeva gila gue baper."

"Iya Ris, gua juga gak ngira kalo anak itu kemaren jadi nembak gue. Rasanya perut gue mendadak jadi banyak kupu-kupu tau gak."

Juni meminum es teh manis yang baru saja dihidangkan. "Bu sama perkedelnya juga ya, tapi jangan pake toge." Sebelum bertanya, Juni memesan menu tambahan sesuai seleranya. Karena Juni tidak suka sayur. "Eh terus itu si Byan jadinya gimana? Kok dia tiba-tiba narik lo juga di minimarket?"

"Entah, mabok genjer kali dia."

"Ya kali, Sheev. Bego juga lu anak ini." Tidak lama pesanan Riris datang. Tahu telor pedes dengan bumbu kacang yang banyak. "Suwun, Bu. Eh iya, kemaren pas lo di perpustakaan Bu Linda ngomong kalo si Byan itu nilainya jelek banget dan-"

Riris tidak melanjutkan kalimatnya ketika melihat cowok berdiri di belakang Sheeva dengan satu tangan tertekuk di pinggang. Dan tangan lain mengapit sebatang rokok di bibir.

"Lah kok diem? Kok gak di lanjutin-"

"Weh, lo ikut gue."

Sheeva seketika berbalik badan ketika mendengar suara yang terlalu familiar. Suara berat yang menyebalkan, selalu terdengar galak dan memaksa.

Dan sekarang masih menunjukkan pukul 9 pagi. Tapi gangguan hebat sudah menyapa. Sheeva masih menatap dengan satu alis terangkat. Tanpa bibirnya berucap pun bisa dilihat bahwa cewek itu tidak senang dengan kehadiran cowok ini. Sedangkan Riris dan Juni juga tidak kalah kagetnya dengan Sheeva.

"Mau ngapain lo ke sini?"

"Mau gangguin lo." jawabnya sambil tersenyum lebar. Harusnya senyum ini terlihat bagus jika orang lain yang melalukan. Sayang, ini Byan.

"Aduh tolong dikondisikan ya Pak, ini masih pagi dan lo udah mau ganggu gue. Sakit jiwa lo." Sheeva kembali menghadap ke makanan dan melanjutkan makan. Mengabaikan gangguan di belakangnya. Walaupun Byan masih hanya berdiri saja.

Tapi keberadaan cowok itu sudah cukup menjadi gangguan. Bahkan dengan adanya Byan saja, Sheeva merasakan hawa panas - dingin di punggungnya. Seolah ia sedang berada di tempat uji nyali.

Byan mengisap sekali lagi rokok di tangannya lalu membuang ke tanah. Menghembuskan asap putih yang mengepul depan wajah, lalu berkata. "Lo lupa? Kemaren gua bilang lo harus ngajarin gue fisika."

Kening Sheeva mengerut. "Mati aja lo. Gue gak mau ngajarin lo fisika. Cari tutor lain sana." Lalu menyuap satu sendok tahu telor dengan porsi besar ke mulutnya.

"Minggir," Byan lalu saja menggeser Juni yang tadinya duduk di samping Sheeva. "Tapi Bu Linda nyuruhnya lo yang jadi tutor gue." duduk dan merebut posisi Juni tadi.

"Et, kayak angkot pagi aja ya lu maen geser." Cetus Juni sinis.

"Diem lu anak kecil."

Sheeva membuang muka ketika Byan sudah duduk di sampingnya. Rasanya ingin sekali menyemburkan isi makanan di mulutnya depan cowok ini biar dia pergi.

Riris hanya melihat Byan dan Sheeva secara bergantian. Apa sekarang tingkat kegilaan cowok itu sudah bertambah? Segitunya kah mau mengganggu Sheeva sampai datang ke kostannya. Satu lagi, bagaimana Byan tau kostan Sheeva?

"Eh kulit pisang, kok lo tau rumah si Sheeva?"

"Eh rempeyek jangkrik, lo diem aja. Lagian emang sahabat kalian ini gak ngasih tau, kalo gua pernah nganter dia pulang?"

Sontak dari sebelah Byan, Juni terbatuk mendengar pernyataan itu.

"Eh Jun lo gak papa? Minum minum, aduh segala pake kesedak." Riris membantu dengan memberikan minum terdekat.

"Elah anak kecil, makan aja ga beres lo-aw sakit, Sheeva. Jadi cewek gak boleh kasar."

Sheeva memukul bahu Byan dan berjalan mengitari cowok itu lalu duduk di samping Juni. "Lo gak apa-apa? Lagian makan tuh bismillah dulu."

Setelah merasa tenggorokannya lebih baik Juni mencoba sekali lagi menenggak air putih di depannya. "Lo dianter makhluk ini balik?"

"Makhluk lo bilang? Lo kata gua spesies jenis apa?"

"Predator pengganggu." Kali ini Sheeva yang menjawab tidak kalah sinis dengan Juni tadi.

"Sheeva kok lo gitu sih? Gak inget?"

Bahkan ketika Byan tidak melanjutkan kalimatnya yang terakhir pun, Sheeva sudah tau ke mana tujuan perkataan itu. Dan sebenarnya malas mengakui. Tapi kenyataan yang Byan bilang memang benar.

Lagi-lagi Sheeva malas mengingat kalau Byan sudah mengantarnya pulang. Bahkan juga menyelamatkan dirinya. Bukan karena benci. Lebih tepatnya Sheeva malas punya hutang budi. Terlebih sama spesies jenis Byan ini.

"Abis makan lo harus ajarin gue fisika titik."

"Sekarang predikat lo nambah ya? Selain jadi cowok resek. Lo udah jadi cowok super resek yang suka merintah orang."

"Boleh juga tuh, thanks ya."

"Ih," Sheeva memutar bola matanya. Cewek itu tidak habis pikir kenapa ada jenis manusia seperti Abyan Cetta Reynand di muka bumi ini. Kenapa tidak dipunahkan saja. "Itu bukan pujian. Lagian gue nggak mau, Yan. Lo gak bisa ganggu minggu pagi gue gini aja. Gue punya hak untuk hidup."

"Sheeva ... sebagai teman sekelas yang baik, sekaligus mahasiswa yang disayangi dosen. Lo harusnya mengikuti apa kata Bu Linda. Bu Linda nyuruh lo ngajarin gue, dan itu harus," jelas Byan cukup panjang dengan nada manja disertai kedipan manja. Trik ini selalu berhasil untuk cewek-cewek yang Byan kenal. Tapi tidak untuk Sheeva.

Yang barusan, justru membuat cewek itu sudah ingin memuntahkan sarapannya yang belum habis itu.

***

"Sakit jiwa lo tambah parah kayaknya ya, Byan gua gak mau ih. Besok-besok aja kek! Gue lagi mau nyantai hari ini."

"Enggak, senin itu kita udah ada mata kuliah full. Lagian lo lupa juga? Rabu nanti kita presentasi, dan tugas kita belom beres."

"Ya kan selasa bisa."

"Enggak! Harus hari ini."

"Ih lo gak liat itu kasian dua temen gue, maen ditinggal gitu aja."

"Biarin, mereka udah gede. Mereka bisa pulang sendiri. Lagian tugas kita lebih penting."

"Sejak kapan sih lo perduli sama tugas? Duh Byan, jangan ditarik-tarik. Gue bukan anak kambing." Tapi Byan terus berjalan sambil menarik tangan Sheeva menuju mobil hitam miliknya. Sedangkan Sheeva berjalan menunduk karena tangannya sibuk melepas cengkraman Byan.

Tiba-tiba saja Byan berhenti mendadak hingga membuat Sheeva membentur punggung tegapnya.

"Aduh Byan bego. Sak-" Mulut Sheeva terkunci seketika saat mengetahui alasan Byan berhenti berjalan.

"Lepasin cewek gue!"

ALOHA 👋👋

Gimana sama part yang ini???
Suka gak? Semoga suka terus ya. 😂

Jangan lupa kasi vote dan komentar kamu yaa. Demi menghargai authors. 🙏
Makasih banyak.

Continuă lectura

O să-ți placă și

Love To Hate Me [TERBIT] De Niaa

Ficțiune adolescenți

48.2K 8.8K 31
[JUARA 3 UTAMA WRITING MARATHON WITH REDAKSI SALAM PEDIA] -PART LENGKAP- Mereka sama-sama dipertemukan dengan luka yang sama, sama-sama dilibatkan da...
PUTRA & PUTRI De Azkalaa

Ficțiune adolescenți

1.1K 478 68
Putra adalah remaja lelaki yang menjadi korban cerai kedua orang tuanya. Sejak SMA, Putra dan Mamanya yang bernama Shofiya, sering kali diganggu oleh...
NEAR DEATH [ REVISI ] De 🦋MR

Polițiste / Thriller

472 141 32
[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Cerita ini diikut sertakan dalam event Cakra Writing Marathon Batch 05 dengan tema Pembu...
2.1M 30.2K 27
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...