Dumb-Dumb ✓

By Lignenoiree

327K 38.3K 8K

Bermula dari kebencian berubah saling menyayangi.. Awal dua geng yang sering kelahi dengan satu pihak yang me... More

Prolog + Intro
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11 / Wenga Part
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28 / Wenga & Jungri Part
Chapter 29 / Vrene Part
Chapter 30
Chapter 31 / JinRose Part
Chapter 32 / Seulmin Part
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50 (Last Chapter)
Epilog

Chapter 25

6.3K 807 185
By Lignenoiree

°°°

Yeri gelisah dalam tidurnya, bahkan bisa dikatakan dia tidak bisa tidur. Berulang kali dia melihat jam wekernya. Berharap waktu akan berjalan dengan lambat. Dia tidak ingin menghadapi kenyataan yang akan dia hadapi besok. Membayangkannya saja sudah membuatnya takut. Wajah Irene yang marah terus terbayang di kepalanya.

"Gue butuh penjelasan lo besok, di sekolah." Perkataan Irene penuh penekanan di setiap katanya. Padahal hanya itu yang Irene ucapkan, tapi ternyata mampu membuat aliran darah Yeri mendadak berhenti. Dia merogoh Hp-nya yang terletak di bawah bantal. Lalu mencari kontak Jungkook untuk di telepon. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Orang-orang pasti sudah hanyut dalam alam mimpi mereka, dan Jungkook juga pastinya. Tapi Yeri gak peduli. Dia ingin mendengar suara Jungkook untuk menemaninya. Bisa aja Jungkook dapat membuatnya sedikit tenang.

Yeri mulai menelpon Jungkook. Tidak perlu menunggu lama cowok itu menjawabnya.

"Halo..." suara serak terdengar.

"Babe, lagi tidur?" tanya Yeri. Orang bego juga tau kalau malam waktunya tidur.

"Hm, kenapa?"

"Gue gak bisa tidur."

"Coba hitung domba sana." Jungkook jawab dengan malas. Dia pasti ngantuk banget.

"Gak ngaruh."

"Jangan dipikirin yang akan terjadi besok, yang penting sekarang lo tidur. Gue gak mau lo besok hadapain Irene dengan mata panda lo. Lo itu harus bisa jelasin ke dia secara baik-baik. Kita harus bisa dapetin restunya. Gue bakal temanin lo, kok. Gue juga bakal bawa Taehyung. Siapa tau dengan adanya Taehyung, Irene bisa dikendaliin kalau emosi."

Yeri terdiam. Dia gak ingin melepas Jungkook walaupun Irene akan memaksanya, namun dia juga gak ingin bermasalah dengan gengnya. Dia gak ingin dicap sebagai pengkhianat. Apa salah mencintai seseorang dari geng yang mereka benci? Yeri gak salah, ‘kan?

"Kalau begitu bantu gue tidur aja, deh," pinta Yeri.

Setelah Yeri berbicara begitu tiba-tiba panggilan terputus. Jungkook yang memutuskan panggilan itu. Yeri udah mau kasih sumpah serapah, namun gak lama HP Yeri berdering kembali. "Pantes dimatiin. Mau VC ternyata," gumam Yeri senang lalu menerimanya. Pemandangan pertama yang Yeri lihat hanyalah gelap gulita. "Babe, lo di mana kok gelap?" tanyanya.

"Gue di sini lagi mandangin wajah lo. Lo lucu ya kayak lagi ngomong sama tembok," ucap Jungkook lagi.

"Ya gimana, engga... gue cuma lihat item doang. Muka lo mana sih, babe? Coba lampunya dinyalain."

Jungkook menurut lalu menyalakan lampu kamarnya.

Tadaa...

Terlihat pemandangan Jungkook yang lagi gak pakai baju.

Ulululuu

Dada bidangnya tajem banget. Pantas aja Jungkook matikan lampunya. Gak mau bagi rezeki ternyata. "Kenapa bengong?" tanya Jungkook melihat wajah bengong Yeri.

Yeri geleng-geleng kepala. "G-gak, gak papa."

"Ya udah, tidur sana, " suruh Jungkook.

"Lah, gimana tidur kalau—"

"Gue temani tidur. Ayo, kita tidur bareng, VC-nya jangan dimatiin, ya..."

Yeri mengerti lalu dia memposisikan HP-nya dengan baik. Dia sandarin dibantal biar gak capek megang. Yang penting muka kelihatan. Itu udah cukup. Jungkook pun begitu.

Yeri berbaring menghadap HP-nya sambil memandang wajah kantuk Jungkook. Walaupun cowok itu mengantuk, tapi masih aja setia meladeni dia.

"Jangan mandangin gue mulu tidur sana," suruh Jungkook.

Yeri menurut lalu menutup mata, namun masih tersenyum.

"Gak usah senyum! Mana ada tidur senyum."

Yeri langsung menahan senyumannya.

"Gak usah ditahan. Kalau senyum, ya, senyum aja."

Saat itu juga Yeri langsung membuka matanya. "Maunya apa, sih?"

"Maunya kita beneran tidur bareng tanpa perantara."

At school

Rose berjalan santai menuju kelas. Bagaikan ratu, tidak ada yang berani menghalangi langkahnya, semua memberi jalan hingga seseorang berani menabrak bahunya.

Seseorang yang menyenggol itu tanpa meminta maaf lanjut berjalan. Hal itu membuat Rose geram, walaupun orang itu pada akhirnya meminta maaf, dia tetap gak akan memaafkan. "HEH! LO!" teriaknya setelah dia membalikkan badan.

Yang dipanggil pun menoleh dengan cuek. Dia belum tau aja sekarang sedang berhadapan dengan siapa. Kayaknya terlalu lama tinggal di kolong meja, pikir Rose.

"Manggil gue?" tanyanya polos.

"LO BELUM TAU SIAPA GUE? ANAK BARU LO?"

"Iya."

"PANTAS!" Rose bertepuk tangan sambil tertawa paksa. Dia mengeluarkan hp miliknya dari saku, lalu mengambil gambar untuk mengingat wajah cewek itu. Dia berjalan mendekat, tidak ada raut ketakutan pun dari anak baru itu. Rose menepuk pundaknya lalu membisikkan sesuatu. "Lo incaran geng gue selanjutnya." Rose memberikan senyuman semanis mungkin, lalu pergi meninggalkan cewek itu.

Cewek itu diam mematung tidak mengerti perkataan Rose.

"Hai! lo gak papa?"

Anak baru tadi jadi terkejut karena seseorang menepuk bahunya. "Eh, gak papa. Lo udah dapat kelasnya, Jis? kita sekelas, ‘kan?"

"Iya, katanya kita sekelas sama geng paling di takuti di sekolah ini. Kok gue jadi takut, ya."

"Biasa aja kali. Lo lupa kalau gue mantan preman di sekolah kita dulu."

"Oke-oke gue percaya lo gak takut sama siapa pun." Jisoo mengalah pada Jennie. Jennie Kim adalah sahabat setia Jisoo, bahkan saking setianya dia ikut pindah sekolah dari Jepang ke Seoul cuma buat bisa barengan sama Jisoo. Jisoo saja terkejut saat mendengar Jennie ikut pindah bersamanya.

Tiba-tiba Jin datang.

"Lo udah ketemu Rose?" tanya Jin pada Jisoo.

"Belum."

"Nanti kalau ketemu, lo ngikut aja sama dia. Gue udah minta sama Rosenya, kok. Dia juga gak keberatan. Lo bakal aman kalau temanan sama Rose." Secara gak langsung Jin menyuruh Jisoo bergabung jadi member geng blackvelvet. Entah itu sengaja atau engga.

Jisoo mengangguk. Lalu pamit pada Jin untuk pergi mencari kelasnya bersama Jennie.

Jin bernapas lega. "Apa gue gak ngebebani Rose, ya, nitipin Jisoo gitu?"

HP Yeri terus berdering di sakunya, namun dia enggan untuk mengangkat. Dia dan Jungkook sedang di parkiran sekolah karena baru datang.

"Lo takut?" tanya Jungkook sambil menangkup kedua pipi Yeri.

Yeri mengangguk.

"Jangan takut. Gue ada di samping lo. Ayo, gue antar ke kelas."

Yeri kembali mengangguk, lalu dia mengangkat teleponnya yang terus berbunyi.

"Lo di mana?"

"Gue baru sampai, Wen."

"Buruan ke kelas, Irene cari lo terus. Kayaknya lagi emosi banget. Ada masalah apa lo sama Irene?"

"Gue ketahuan punya hubungan sama Jungkook."

Wendy tampaknya terkejut di seberang sana. Dan Yeri tau itu. "Gue gak mau ngurus lagi. Pokoknya lo cepet ke kelas sebelum Irene tambah marah."

Yeri terdiam setelah memutuskan telepon mereka. Dia menarik napas sekadar untuk memberi kekuatan untuknya sendiri. "Ayo, Kook, ke kelas gue."

Jungkook pun menurut lalu berjalan berdampingan dengan Yeri. Sudah pasti ini jadi perbincangan hangat. Mengingat mereka tidak pernah terlihat bersama saat di sekolah. Karena mulai saat ini, semua akan berbeda, entah nanti mereka akan terlihat bersama terus atau kembali pura-pura tidak mengenal.

"Lo mau ke mana, Tae?" tanya Jimin.

"Kelas Irene."

"Ngapain?"

"Tabung gas mau meledak. Gue harus antisipasi duluan." Taehyung segera berlari keluar dari kelasnya.

"WOY IKUT!" teriak Jimin. Jimin lalu menyusul Taehyung, bukan cuma Jimin yang ikut ternyata semuanya juga ikut. Mendatangi Yeri yang sekarang sudah berdiri di depan pintu kelas dengan memegang erat genggaman Jungkook.

"Tenang," ucap Jungkook.

Yeri mulai menyentuh gagang pintu kelas itu. Namun, teriak Taehyung membuatnya berhenti.

"Kook, gue belum telat, ‘kan?" tanya Taehyung.

"Belum. Kita baru mau masuk."

Seketika member BTS berdatangan.

"Loh, kalian ngapain ikut! Gue cuma ajak Taehyung," ucap Jungkook agak kaget.

"Taehyung yang ajak," ucap Jimin.

"Kapan gue ngajak?" bingung Taehyung.

"Tai! lupa lo!" kesal Jimin. Jimin perlu dirukiyah, masa membalikkan fakta.

"Gas di mana yang mau meledak!" tanya Namjoon sambil celingak-celinguk.

"Di dalam, pokoknya kita semua harus bela Yeri. Yeri gak boleh kenapa-kenapa di tangan Irene," ucap Jungkook.

“Lah, gue kirain gas beneran.”

"Udah, ya, jangan banyak bacot. Kita masuk sekarang!" Taehyung bergegas membuka pintu.

Di saat pintu terbuka terlihat Irene yang terduduk di kursi dengan member lainnya. Hanya mereka, gak ada murid lain. Mereka dibuat heran dengan kedatangan Yeri beserta para pengikutnya.

Irene bertambah marah terbukti wajahnya makin merah. Sudah menghianati mereka, Yeri sekarang malah mengajak BTS masuk ke dalam masalah yang seharusnya hanya mereka saja tau. Kesalahan fatal telah dilakukan oleh Yeri. Tentu saja, minta maaf pun tidak akan cukup.

Yeri berjalan mendekat pada Irene.

"Yeri!" panggil Irene tegas.

Yeri menunduk sembari gigit bibir takut. Bahkan, belum juga mulai dia sudah ingin menangis.

"Lo tau kesalahan lo apa?"

Yeri mengangguk pelan.

"Lo udah khianatin kita. Lo dengar kata-kata gue, kenapa masih lo langgar? Padahal udah gue bilang berkali-kali. LO BUDEK! HAH!" emosi Irene pecah dan pecah juga tangisan Yeri.

"LO TAU GUE GAK PERNAH MAIN-MAIN SAMA UCAPAN GUE! TAPI KENAPA LO TETAP LANGGAR! LO UDAH BOSEN SAMA KITA! KALAU LO BOSEN BILANG! JANGAN KAYAK ANJING GINI!" Irene menendang kursi yang ada di sampingnya.

Semuanya diam, tidak ada yang berani bersuara. Bahkan, Taehyung saja tidak berani mendekat.

"Rose!" panggil Irene.

Rose menoleh pada Irene.

"Lo tau cara patahin tangan orang, ‘kan?"

Rose tidak menjawab dan tidak ingin menjawab. Dia tau maksud pertanyaan Irene. Irene pasti menyuruhnya untuk mematahkan tangan Yeri. Rose gak habis pikir, memangnya mematahkan tangan manusia, seperti mematahkan ranting.

"ROSE, LO GAK DENGER!" bentak Irene.

Rose membuang napasnya kasar. Ini gak boleh terjadi. "Maaf, Rene, gue gak bisa. Lo gak mikir siapa yang mau lo patahkan tangannya? Itu teman kita, Rene. Maaf sebelumnya, sebenernya gue lebih dulu memergoki Yeri. Gue udah bilang untuk jauhi Jungkook dan dia lakukan itu, tapi lihat dibalik itu mereka menderita. Mereka saling mencintai, apa salahnya membiarkan mereka bersatu!"

"OMONG KOSONG! GUE GAK PEDULI SAMA KISAH CINTA MEREKA!"

"GAK BISA GITU!" Lisa menggerebek meja dengan keras hingga menimbulkan suara yang memekik ruang kelas. "APA LO GAK MIKIRIN PERASAAN ORANG LAIN!" Dia ikut emosi karena Irene sudah kelewatan batas. Memang mereka sering membully murid lain, tapi gak sampai mematahkan tangan orang lain juga. Mereka bukan psikopat, mereka juga punya hati. Mereka menjadi kasar karena melampiaskan rasa kesepian untuk bersenang-senang gak lebih.

"PEDULI APA GUE SAMA PERASAAN MEREKA!" Irene tetap gak mau kalah.

"Maaf, Rene, kalau cara lo gini, gue juga gak terima. Yeri bukan binatang kayak anjing yang lo sebut!" Kini Joy yang berbicara.

Yeri semakin menangis. Karena dia, geng mereka jadi saling bertengkar. Ini semua salahnya. Dia sampai gak tahan berada di situasi kayak gini. Akhirnya dia memilih pergi meninggalkan kelas, disusul dengan Jungkook yang mengikutinya.

"Lo terlalu egois, Rene. Lo cuma mikirin perasaan benci lo aja, ‘kan? Lo kira kita gak tau, apa? lo berusaha keras buat menjauhkan kita dari BTS, tapi lo sendiri malah enak-enakan liburan sama Taehyung. Jadi, apa tujuan lo buat menjauhkan kita dari mereka? Lo tau kebahagiaan kita itu sebagian ada di mereka! Lo lihat Lisa! kalau bukan karena Namjoon, gue gak yakin Lisa masih ada di sekolah ini!" Seulgi menunjuk Lisa.

“Lo tau kenapa? Karena Lisa diperkosa sama Bambam, dan untungnya ada Namjoon yang nyelamatin dia. Bahkan, Namjoon bersedia tanggung jawab kalau Lisa hamil. Apa lo masih mau pisahin mereka? Lo mau lihat Lisa punya anak tanpa bapak. Begitu juga dengan Yeri, bisa apa dia tanpa Jungkook.” Seulgi terdiam sejenak sebelum akhirnya berucap lagi. “Gue kecewa sama lo, Rene." Sehabis berkata begitu, Seulgi keluar kelas meninggalkan Irene yang terdiam mematung.

"Rene, mulai sekarang kita bukan teman. Gue gak punya temen yang mau sakiti temannya sendiri. Sekali pun teman kita kayak anjing!" Joy pun ikut meninggalkan kelas, diiringi dengan Rose yang mengekorinya.

Lisa juga berniat untuk pergi. Namun, suara Irene berhasil menghentikan niatnya sejenak.

"Lo juga mau tinggalin gue?" tanya Irene lirih dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kayak yang Joy bilang, kita bukan teman lagi." Lisa kini pergi keluar kelas sambil menarik Namjoon untuk ikut dengannya.

"Bener kata Seulgi lo terlalu egois. Keegoisan lo bikin orang lain menderita. Lo kayaknya harus lebih banyak belajar memikirkan perasaan orang lain. Yang sabar, kita tetap teman tapi gak bisa sedekat dulu." Wendy menepuk punggung Irene sebelum meninggalkan cewek yang kini mematung di tempatnya. Perlahan-lahan kelas mulai kosong menyisakan Taehyung yang masih setia menatapnya dengan sendu.

Irene yang dari tadi mati-matian menahan air mata agar tidak jauh, tetapi dia gagal saat melihat Taehyung yang sama sekali tidak berniat meninggalkannya. Bahkan, cowok itu merentangkan tangannya untuk menjadi sandaran untuk Irene yang tidak punya siapa-siapa saat ini. Tidak perlu berpikir dua kali, Irene berlari memeluk Taehyung lalu menangis sejadi-jadinya. Perasaannya benar-benar hancur. Karenanya, teman-teman yang selama ini selalu menemaninya kini pergi meninggalkannya. Bahkan, sampai memutuskan tali pertemanan.

“Taehyung... Mereka—“

Taehyung memotong ucapan Irene dengan cepat. "Gue akan selalu ada di sisi lo mulai sekarang."

Continue Reading

You'll Also Like

2.7K 298 8
Bagi Hanbin mencintai Jennie adalah kewajiban untuknya. Dan bagi Jennie bersama Hanbin adalah kehidupannya.
176K 13.8K 68
[END] N1n3 9!rl$ || ||||||||||| 》》》》》》》》》》 || B . L . A . C . K . V. E . L . V . E . T ♡ ///////////// \\\\...
368K 40.3K 54
When nine girls live together in the same place called Blackvelvet House
1K 102 11
Υιός του θεού Bagaimana jika Aphrodite, Eris, Apollo, Demeter, Hera, Persephone, Athena, Nyx dan Artemis memiliki anak dan bersekolah di dunia manusi...