Why You? 🔚

By _veronicha_

494K 20.7K 799

Mereka menikah tanpa didasari oleh cinta. Mereka di satukan karena dijodohkan. Akankah cinta bisa hadir pada... More

Prolog
Why You - 1
Why You - 2
Why You - 3
Why You - 4
Why You - 5
Why You - 6
Why You - 7
Why You - 8
Why You - 9
Why You - 10
Why You - 11
Why You - 12
Why You - 13
Why You - 14
Why You - 15
Why You - 16
Why You - 18
Why You - 19
Why You - 20
Why You - 21
Why You - 22
Why You - 23
Why You - 24
Why You - 25
Why You - 26
Why You - 27
Why You - 28
Why You - 29
Why You - 30
Why You - 31
Why You - 32
Why You - 33
Why You - 34
Why You - 35
Why You - 36
Why You - 37
Why You - 38
Why You - 39
Why You - 40
Why You - 41
Why You - 42
Why You - 43
Why You - 44
Why You - 45
Why You - 46
Why You - 47
Why You - 48
Why You - 49
Epilog

Why You - 17

9.6K 432 12
By _veronicha_


Typo, berhati-hatilah!!!

-----

Why you?

Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?

Apakah dengan menyakitiku membuatmu nyaman?

.

.

.

Davian masih menatap Haruna, gadis itu masih berdiri pada tempatnya diiringi dengan isakan dan airmata.

Dasar lemah. Hanya dengan perkataan kasarnya, gadis itu menangis.

"Jangan memperlihatkan airmata itu di depanku. Kau tau aku paling benci akan hal itu dan beri aku pendapat lain agar aku bisa percaya akan semua yang kau katakan," ujar Davian.

Tapi Haruna tidak bersuara. Dia mengabaikan Davian dan lebih memilih menatap lelaki itu.

Seolah mencari tau apa sebenarnya yang ada di dalam otak Davian.

Tapi nihil.

Jadi Haruna memutuskan untuk pergi, dia berbalik menuju kearah pintu, tapi bunyi klik membuat tubuh Haruna terdiam.

Dengan kesal dia kembali berbalik kearah Davian.

"Buka pintunya!" seru Haruna, matanya menatap nyalang Davian.

Sementara Davian tersenyum miring, dia bangun dari kursinya dan bergerak menuju depan meja, lalu duduk disana, dengan angkuh dia bersidekap dada.

"Kenapa? Mau melarikan diri!" ujar Davian remeh.

Haruna berusaha mungkin menahan rasa kesalnya, ingin rasanya dia melangkah maju dan menampar pipi Davian. Hanya saja dia berpikir dengan saling melayangkan tangan bukanlah solusi yang tepat sekarang.

"Kalau iya, memang Anda mau apa?" balas Haruna.

"Hem, aku senang dengan sisi liarmu itu, Miura," Davian meletakan tangan kanan didagu. "Tidak hanya diam dan menunggu dicaci."

Davian berjalan menuju Haruna dan berdiri tepat didepan gadis itu.

Dia meraih sejumput rambut Haruna dan mempermainkannya.

Lalu Haruna, gadis dua puluh tahun itu mendongak menatap Davian.

"Jadi, kembali pada pertanyaanku tadi, apa yang sudah kau berikan pada Arvon, Miura?" kali ini tangan Davian beralih mengelus pipi Haruna, tepat dibekas luka memanjang itu.

Sejenak tubuh Haruna menegang, tidak ada yang berani menyentuh luka itu selama ini, karena Haruna sendiri menolak jika akan disentuh.

Hanya neneknya dan Mirai lah yang Haruna izinkan menyentuh bekas luka itu, tapi Haruna heran, kenapa dia tidak menepis tangan Davian? Kenapa dia malah membiarkan lelaki itu menyentuhnya?

"Anda sudah mendapat jawabannya tadi, jadi Anda hanya membuang waktumu dengan bertanya lagi dan lagi," kilah Haruna. "Sekarang buka pintunya dan biarkan saya pergi!"

Haruna mengernyit saat Davian menatapnya, "kau tidak akan keluar sebelum menjawabnya."

"Kau berengsek!" maki Haruna dengar kasar. Dirinya bersumpah sedari tadi ingin memaki lelaki angkuh yang sudah menjadi suaminya itu. Ia bahkan tidak peduli lagi dengan tingkah tidak sopannya.

Davian terkekeh kecil, "ya itu aku. Aku sama berengseknya dengan Arvon. Kau baru berkenalan dengan Arvon tapi kalian sudah sangat akrab. Apa dia pernah menyentuh?" tanya Davian. Tangan Davian menyentuh pipi Haruna. "Apa disini?" lalu beralih pada bibir merah gadis itu. "Disini?" terus tangan itu turun ke leher dan lengan Haruna dan berakhir dipinggang ramping Haruna. "Katakan, Haruna?" tanyanya.

Bulu Haruna meremang akibat perlakuan Davian apalagi dengan Davian yang memanggil namanya langsung, tapi dia tidak berniat menjawab semua yang ditanyakan lelaki itu.

Haruna tersentak kala tangan kiri Davian melingkari pinggangnya.

"Ap...?" pertanyaan Haruna terpotong kala Davian membungkam mulutnya dengan bibirnya.

Mata Haruna terbelalak lebar dan semakin terbelalak saat bibirnya dilumat secara cepat.

Dengan sekuat tenaga Haruna meronta, berusaha melepaskan diri dari Davian, tapi tangan kiri Davian yang melingkari pinggangnya ditambah tangan kanan lelaki itu yang berada ditengkuknya menyulitkan gerakannya.

Dengan sisa kekuatannya, Haruna memukul dada dan tubuh Davian yang dapat dia jangkau.

Dada Haruna terasa sesak, dia butuh oksigen yang banyak dan lumatan keras dari Davian membuat kaki gadis itu melemah.

Kalau saja tidak ada tangan Davian di pinggangnya, mungkin Haruna sudah merosot jatuh kelantai.

Sementara Davian sendiri, niatnya tadi hanya ingin mengertak Haruna supaya gadis asal Jepang itu mau berbicara, tapi saat bibirnya menempel pada bibir Haruna, semua keingian awal Davian lenyap, tergantikan oleh keinginan untuk mencicipi lebih rasa dari bibir gadis itu.

Semua gerakan Haruna dapat dirasakan oleh Davian. Mata terbelalak, tubuh yang menegang dan tubuh lemah Haruna membuatnya semakin ingin lebih.

Davian tau jika Haruna membutuhkan pasokan oksigen yang banyak, dengan tidak rela lelaki itu melepaskan lumatannya.

Dia menatap Haruna yang membuka mulutnya selebar mungkin untuk mencari udara sebanyak-banyaknya.

Gadis itu terengah dengan dada yang bergerakan naik turun secara cepat.

Tidak, ini belum cukup. Davian ingin lebih.

Dengan cepat Davian mengangkat tubuh Haruna dengan kedua tangannya dan mendudukan Haruna pada meja kerjanya.

Lalu mulutnya kembali membungkam bibir Haruna, kali ini disertai lidahnya.

Lidah Davian menerobos masuk, mengabsen seluruh gigi dan langit-langit mulut Haruna dan lidahnya bersinggungan dengan lidah gadis itu.

Gawat, ini benar-benar gawat teriak Davian dalam hati.

.

.

.

"Haru, kau yakin baik-baik saja?" tanya Cassie pada Haruna saat keduanya berjalan menuju Halte Bus.

Pertanyaan Cassie sontak saja membuat Haruna melayang pada ciumannya dengan Davian tadi pagi.

Kembali muka gadis itu memerah tanpa bisa dicegah.

Setelah Davian melepaskan ciumannya, mereka hanya saling bersitatap satu sama lain tanpa bersuara.

Lalu Davian berlalu dari hadapan Haruna, lelaki itu lebih memilih duduk di sofa sementara Haruna masih terdiam diatas meja.

Haruna tidak tau apa yang harus dia katakan ataupun dia lakukan, yang pastinya keinginan Haruna hanya satu saat itu, yaitu pergi dari hadapan Davian.

Dan keinginan Haruna terkabul saat Davian membuka kunci pintu dengan benda seperti remote kecil.

Dengan langkah seribu Haruna berlari semampunya walau dengan kaki yang masih lemah dan bergetar.

"Haru, Haru, hei... Haru," panggil Cassie.

Haruna tersentak kaget.

"Ada apa?" tanya Haruna.

"Aku dari tadi memanggilmu, dasar kau ini!Kau tidak sedang sakit 'kan?"

Haruna menggeleng.

"Kau yakin? Tapi wajahmu memerah," ujar Cassie sambil menyentuh dahi Haruna, "tidak panas." Gumannya.

"Aku sehat, Cass. Mungkin karena cuaca terlalu panas hari ini," kilah Haruna, tidak mungkin dia bercerita pada sahabatnya itu tentang kejadian tadi pagi.

"Aku rasa ada yang kau sembunyikan dariku, tapi tidak apa jika kau tidak mau menceritakannya sekarang, tapi ketika kau siap maka datanglah padaku," kata Cassie.

"Kau tau, kau adalah sahabat terbaikku setelah Mirai," Haruna memeluk Cassie.

"Mirai itu apa orang jepang sepertimu?"

"Yups. Ayo cepat, Cass. Nanti kita ketinggalan bus." Haruna berlari meninggalkan Cassie.

Cassie hanya mendegus memperhatikan tingkah laku istri CEOnya itu.

Baru saja dia ingin memanggil nama Haruna saat sebuah mobil dari datang dari arah belakang dan melaju cepat menabrak Haruna.

"Haruna!" serunya, kemudian berlari kearah Haruna yang sudah terjatuh diaspal, sementara mobil tadi sudah bergerak pergi.

TBC

Halo, aku datang kembali.

Wah, cukup lama gak update nih. Gara2 banyak kesibukan dengan urusan dunia nyata sih.

Yupss, jangan lupa tinggalkan jejak ya.

Thanks

Continue Reading

You'll Also Like

846K 31.7K 34
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
171K 807 17
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...
721K 4.7K 15
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...
348K 112 9
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...