Dumb-Dumb ✓

By Lignenoiree

327K 38.3K 8K

Bermula dari kebencian berubah saling menyayangi.. Awal dua geng yang sering kelahi dengan satu pihak yang me... More

Prolog + Intro
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11 / Wenga Part
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28 / Wenga & Jungri Part
Chapter 29 / Vrene Part
Chapter 30
Chapter 31 / JinRose Part
Chapter 32 / Seulmin Part
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50 (Last Chapter)
Epilog

Chapter 15

6K 749 142
By Lignenoiree

°°°

"Halo..."

"Anj, ini beneran suara Seulgi." - Jimin.

Jiminnya nahan seneng, nahan teriak, nahan napas, nahan loncat. Semuanya serasa tertahan waktu dengar suaranya Seulgi di ujung sana. Katakan kalau Jimin itu lebay.

"Halo..."

Sampai sekarang Jimin belum jawab sahutan Seulgi. Saking gregetnya, Jimin meninggalkan hp-nya di kamar lalu dia malah keluar kamar.

"AAAAAAAAAAAAAAAAA!" teriak Jimin. "Gue mesti ngomong apa? gue gak tau mau ngomong apaan! Apa gue ngaku aja gue Jimin, ya? jangan deh, ntar dia malah gak mau angkat telpon gue. Jadi gue kudu gimana, nih?" Jimin balik lagi ke kamarnya. Waktu dia cek hp-nya, ternyata panggilan sudah putus.

Dia coba telpon lagi.

"Halo... "

Jimin diam gak tau mau ngomong apa.

"Halo... ini siapa?"

Lagi-lagi Jimin masih diam.

"HEH, GOBLOK! PUNYA MULUT, KAN? NGOMONG ANJ*NG! LO SIAPA SIH? DARI TADI NELPON GAK NGOMONG. BISU LO! MENDING GAK USAH NELPON. GAK PENTING, KAN? GUE SIBUK."

Habis Seulgi ngomong gitu, panggilan langsung diputus secara sepihak.

Jimin masih diam sambil lihat HP-nya. "Cuma Seulgi model yang omongannya kasar banget tapi gue suka," batin Jimin.

Wendy membolak-balik majalahnya bosan sambil tengkurep di kasur. Iya lah, tuh majalah tahun berapa, sudah dibaca puluhan kali juga. Tiba-tiba dia mendengar suara ribut di luar kamarnya. Padahal dia lagi sendirian di rumah. Dia cuma mengulas senyumnya lalu membolak-balik lagi majalahnya.

Gak lama ada yang membuka pintu kamarnya, menampakkan laki-laki putih berkaki kecil layaknya girlgrup Korea. Wendy yang sudah tau siapa yang datang, masih sibuk sama kegiatannya. "Sayang," panggil Yoongi yang terus berjalan mendekati ranjang. "Yang, lagi ngapain?" kini Yoongi telah mendudukkan dirinya di sisi ranjang.

"Gak usah basa basi! coba lo buka lemari gue yang itu!" Wendy menunjuk salah satu lemarinya. Yang langsung diikuti oleh sang tunangan.

"Yang, apaan sih? lo ngasih gue bra gitu?" Yoongi kaget sambil memegang bra warna merah.

Wendy buru-buru bangkit dan mendatangi Yoongi, merebut bra yang di pegang. Bodoh, jadi keliatan koleksi bra-nya. "Goblok lo! lemari yang di sebelah yang gue maksud!" dia lalu membuka lemari yang dia maksud dan meraih bungkusan bertuliskan Indomaret. Dengan kasarnya Wendy melempar bungkusan itu ke arah Yoongi, yang langsung menangkapnya.

"Apaan nih?"

"Hadiah buat lo, lo kan yang minta?"
Wendy kembali berjalan ke ranjangnya memposisikan tubuhnya seperti semula.

"Isinya apaan?" tanya Yoongi lagi.

"Softex," jawab Wendy santai.

"HAH!" 

"BODOH! COBA DI BUKA!"

Yoongi dengan perlahan membuka bungkusnya, takut-takut beneran roti tawar menampung sirup merah. Dia juga bingung bentuknya gak kayak kado atau sejenisnya, cuma plastik yang di stapler dengan rapi. "Syal...," gumam Suga.

"Iya. Kenapa? gak suka. Yaudah buang aja."

"Kata siapa gak suka? Gue gak bakal buang. Ini kan hadiah pertama lo."

"Serah," cuek Wendy.

"Lo tau aja ya... bentar lagi musim dingin. Lo nyuruh gue pakai biar gak kedinginan, kan?"

"Serah."

"Tapi lain kali hadiahnya di kotakin atau apa gitu, biar kelihatan kayak kado."

"Hm."

"Nanti kalau lo ultah. Lo mau minta apa?"

"Serah."

"Cuek amat. Lagi baca apa sih?"

"CARA BATALIN PERJODOHAN SAMA LO! BACOT LO! BISA DIEM GAK! MULUT LO KAYAK PANCORAN, NGOMONG MULU GAK HAUS!"

Yoongi memegang kupingnya, panas gila. Wendy teriak di dekat telinganya. "Gak usah teriak bisa gak?"

"Gak bisa, emosi gue."

Chu~~

Wendy tiba-tiba di cium Yoongi di kening. Padahal cuma di kening, tapi rasanya beda woy, kayak ada tulus-tulusnya gitu. "Udah, jangan emosi. Gue minta maaf." Yoongi mengelus-elus rambut Wendy sambil senyum manis.

Wendy hanya bisa terdiam sambil memandangi cowok di depannya, bahkan hampir mimisan.

"Kenapa diam? Mau lagi?"

Reflek Wendy menganggukkan kepalanya, setelah itu lalu langsung menggeleng. Labil tingkat nasional.

Yoongi ketawa kecil.

Bikin Wendy gak bisa mengalihkan pandangannya. "Mampus! kok imut."

"Ma, tolong batalin, Ma..." Taehyung berlutut di depan ibunya yang lagi duduk sambil mengonta-ganti channel TV.

"Kenapa kamu maksa banget sih minta batalin?" Ny. Kim heran.

"Irene makin marah, Ma, sama Taehyung. Ayo, batalin, ya?"

"Gak, Mama sama Ny. Bae udah mantap sama keputusannya."

"Kenapa Mama sama bibi gak minta persetujuan kita dulu sih!"

"Persetujuan kalian itu gak penting. Setuju gak setuju kalian harus pergi!"

"Mama, emangnya kita bulan madu apa pakai liburan segala."

"Habisnya mama sama Ny. Bae greget liat kalian musuh-musuhan."

"Kita gak musuhan, Irenenya aja yang tiba-tiba ngejauh."

"Ya, justru itu! Mama mau bikin kalian berteman kayak dulu lagi. Kapan ya... terakhir liat kalian barengan? SMP ya?"

Taehyung menganggukkan kepalanya sambil memainkan jari.

"Kenapa bisa sampai Irene jauhin kamu sih? Kesalahan apa yang udah kamu buat?"

Seketika kenangan Taehyung kembali ke masa lalunya bersama Irene.

"RENE, LIAT DEH!" teriak Taehyung mendatangi Irene dengan semangat.

Irene tersenyum melihat Taehyung berlari sambil memegang surat yang dia kasih. Iya. Irene mengirim surat untuk Taehyung.

"Rene, gue dapat surat nih. Gue penasaran siapa yang kasih."

"Yaudah dibuka." Irene ingin melihat reaksi Taehyung saat membaca suratnya.

Taehyung buru-buru membaca surat itu. Berbagai macam ekspresi yang Taehyung tunjukkan membuat Irene gemas. Taehyung yang membaca surat pengakuan cinta Irene, mampu membuat dia deg-degan setengah mati.

"Rene," panggil Taehyung.

Irene seketika mati kutu di tempat, wajahnya juga sudah semerah tomat yang busuknya kebangetan.

"Inisialnya B.I jangan bilang ini..." Taehyung mengantung ucapannya.

Irene makin menundukkan kepalanya gak berani menatap Taehyung.

"Baek In ha. Kakak kelas yang cantik itu," celetuk Taehyung. "ANJIR! GUE DITAKSIR SAMA CEWEK CANTIK, RENE," heboh Taehyung.

Irene menatap Taehyung terkejut. Segitu bodohnya-kah Taehyung sampai tidak memandang Irene yang juga berinisial B.I. Apa Taehyung tidak mikir yang dekat dengannya itu juga berinisial sama, yang menemani Taehyung siang dan malam. Dia bener-bener kecewa.

"B.I....." Taehyung terlihat berpikir, "Bae Irene juga bisa sih. Tapi lo gak mungkin ngirim surat ginian, kan? Gak mungkin kalo lo yang kirim, pasti ini Baek In ha."

Hati Irene mencelus sakit. Apa yang mendasari kalau dia tidak mungkin mengirim surat itu? Irene tidak habis pikir. Dirinya tertawa hambar, menengadahkan kepalanya ke atas, menahan air matanya agar tidak keluar. "Buat apa gue nulis surat buat lo. Gak penting banget... hahaaa..." Irene berusaha tersenyum. Senyum pahit. "Gue pergi, Tae, gue ada urusan." Irene pergi tanpa memandang Taehyung kembali.

Sedangkan Taehyung malah memandang punggung Irene yang menjauh. "Andai lo yang nulis, Rene, betapa bahagianya gue. Tapi itu gak mungkin, kan? karena di sini cuma gue yang suka sama lo," gumam Taehyung.

Akhirnya Taehyung jadian dengan Baek In ha pacar pertama Taehyung. Taehyung gak membahas masalah surat itu ke Baek In ha karena dia sudah yakin banget surat itu memang dari Baek In ha, dan di saat Taehyung menembak Baek In ha di depan umum, Baek In ha pun tidak menolak.

Bukannya Taehyung menyukai Baek In ha tapi ini kesempatan untuk melupakan perasaannya pada Irene. Dia memutuskan untuk tetap menjadi sahabat Irene sampai kapan pun tanpa ada perasaan suka.

Namun, setelah dia menjalin hubungannya dengan Baek In Inha. Perlahan-lahan Irene mulai menghindar, menjauh setiap Taehyung mendekatinya. Irene juga lebih sering berdiam diri di dalam rumah. Gorden kamar Irene selalu tertutup, nomor selalu gak aktif, bahkan sangat sulit untuk mencari Irene. Hingga Irene seperti benar-benar hilang di kehidupan Taehyung.

Katakanlah ini memang cinta monyetnya Taehyung dan Irene, tapi tidak memungkiri perasaan itu dapat membuat mereka seakan tidak saling mengenal.

Sampai suatu ketika Taehyung dan Baek In ha bertengkar. Taehyung tidak sengaja mengungkit masalah surat cinta yang dia terima yang dia yakini itu dari Baek In ha, pacarnya. Namun, jawaban Baek In ha mampu membuat Taehyung seketika membeku di tempat.

Ternyata surat itu bukan dari Baek In ha seperti yang dia kira.

Taehyung tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya waktu itu. Ada sedikit rasa bahagia yang dia rasakan, tapi itu telah berlalu dan Taehyung mengetahui kebahagiaan itu terlambat. Sekarang hal itu sudah tidak ada artinya lagi, karena akhirnya dia mengerti, mengapa Irene mencoba untuk menjuah darinya. Ini adalah perbuatan yang paling Taehyung sesali seumur hidup.

Seminggu setelah mengetahui kebenaran yang terjadi. Taehyung memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Baek In ha. Karena menurut Taehyung, bila dia tetap melanjutkan hubungan ini sama saja dia terus menyakiti perasaan Irene.

Dan dia memilih mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Irene, namun sialnya Irene sangat hebat bersembunyi darinya. Untung bagi Irene karena mereka tidak sekelas.

Hingga sampai waktunya mereka bertemu lagi di SMA yang sama. Taehyung melihat Irene berjalan paling depan dengan beberapa teman di belakangnya. Dirinya mencoba menyapa, namun yang didapat oleh Taehyung malah tatapan tajam, wajah angkuh, dan senyum datar. Tidak ada lagi tatapan lembut dan senyum manis yang dulu Irene perlihatkan. Semuanya berubah.

"Padahal cuma salah paham," gumam Taehyung. "Salah paham karena surat."

"Kenapa gak kamu jelaskan ke Irene kalau itu cuma salah paham. Kalau kamu cuma diam, selama apapun itu gak mengubah keadaan."

Taehyung diam. Dia sudah berusaha untuk menjelaskan pada Irene tapi Irene tidak mau mendengar. Bahkan dia sekarang terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Irene, namun hati Irene bener-bener terbuat dari baja. Bukannya luluh, tampaknya Irene semakin benci.

"Udah ah, kenapa bahas itu. Pokoknya Mama harus batalin keputusan itu."

"Gak. Itu gak bakal terjadi."

"Mama... Aku sama Irene itu sama-sama gak setuju."

"Ya jelas, kalian kan musuhan."

"Bukan musuhan. Irenenya yang menjauh."

"Sama aja."

"Mamaaaaaaa!"

"Apa? Mama gak bakal batalin. Tiketnya udah dibeli, bahkan penerbangan kalian udah ditetapkan. Mama juga sudah pesan hotel dengan satu kamar."

"APA!! SATU KAMAR?" mata Taehyung serasa mau keluar mendengar omongan emaknya sendiri.

"Iya satu kamar. Emang kenapa?"

"Otak Mama keseleo, ya? Masa satu kamar. Ma? aku sama Irene itu beda jenis, Ma, kalau di satuin dalam satu kamar. Ntar ada setan satu bisikin, ntar lagi ada setan dua bisikin, dan bisa aja setan tiga neriakin bikin Taehyung langsung khilaf."

"Yaudah, kalau khilaf tinggal diresmiin. Gereja banyak kok Tae... Tenang aja."

"Mama, udah gila!"

"Pokoknya Mama mau kalau kalian pulang nanti, kalian udah baikan kayak dulu lagi, kalau gak sengaja bawa cucu juga gak papa."

"Dasar gila! Malah doain anaknya hamili perawan."

"Tapi cukup hamilin Irene aja, ya... jangan yang lain."

Ucapan ibunya bikin Taehyung pusing sendiri. Buah gak jauh jatuh dari pohonnya. Ini nih, kenapa Taehyung bisa punya omongan gak faedah. Emaknya aja kayak gini.

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 884 12
A collection of short stories SNSD 8 + 1, Red Velvet, & Blackpink from Redmare House author's.
3.8K 157 24
Kaya? Of course! Keluarga yang tinggal di perumahan elite. The average person who lives here is a businessman. Penasaran? Yuk Baca!
2.7K 298 8
Bagi Hanbin mencintai Jennie adalah kewajiban untuknya. Dan bagi Jennie bersama Hanbin adalah kehidupannya.
467K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...