180°

By MayaDewi1

175K 9.9K 854

[15+] Menurut Alexa, hanya ada dua pilihan di dunia nan kejam ini. Berlari, atau memilih untuk berdiam diri. ... More

PROLOG
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima

Dua Puluh Satu

3.1K 174 14
By MayaDewi1


Langit sudah gelap. Bulan dan Bintang telah menggantikan posisi matahari yang sepertinya lelah menerangi bumi terus-menerus selama kurang lebih empat belas jam. Singkatnya, mereka telah tukar posisi. Mengikuti kehendak alam dan Tuhan.

Entah kenapa, Alexa berpendapat malam ini sangat berbeda dengan malam sebelumnya. Biasanya kalau malam sudah datang, Alexa akan selalu bingung harus berbuat apa, ia juga mudah sekali bosan. Alhasil, untuk membunuh rasa bosannya, Alexa akan ke club atau ke tempat-tempat ilegal yang banyak digemari oleh para remaja nakal.

Akan tetapi, seperti pendapatnya tadi, malam ini sangat berbeda dengan malam-malamnya yang biasa. Padahal ia hanya duduk-duduk tidak jelas di dalam kamar, tapi anehnya, rasa bosan sama sekali tidak melandanya.

Ya, walaupun raganya hanya bergerak-gerak tak jelas, tapi pikiran dan hatinya sedang tertuju pada satu orang. Siapa lagi kalau bukan Fallen? Cowok yang baru saja muncul di kehidupan Alexa, namun sudah dapat membuatnya terpengaruh sampai sebegininya.

Memang, cinta itu ajaib.

Tunggu, tau dari mana kalau ini memang cinta? Dari matamu, gitu? Bukan. Ini bukan lagunya Jaz.

Alexa hanya sedang, yah, istilahnya berbunga-bunga. Ia bahagia. Entah kapan terakhir kali ia merasakan perasaan macam itu. Alexa juga tidak terlalu ingat.

"Kak?"

Suara itu membuyarkan lamunan Alexa. Ia mendengus, sebelum akhirnya berjalan menuju pintu dan membukanya. "Kenapa?" tanyanya malas.

Rafa merasa tidak enak telah mengganggu aktifitas kakak sematawayangnya. "Laper, ngga?"

Alexa berpikir sejenak. Padahal dari tadi ia tidak merasakan apa-apa pada perutnya. Tapi setelah ditanya seperti itu oleh Rafa, mendadak perutnya sakit. Alexa ingat, ia belum makan dari pagi. Tadi siang saat jam istirahat di sekolah juga ia tidak ke kantin. Sebenarnya sih, hampir. Tapi digagalkan oleh Fallen yang menyapanya saat ia sedang berjalan bersama Kirana di koridor. Ah, kalau mengingat itu lagi, hati Alexa jadi menghangat.

"Heh," lagi, suara Rafa menyentak Alexa dari lamunannya. "Ditanya kok malah senyam-senyum, mikirin apaan lu?"

Alexa menghapus senyumnya. Lagi pula, ia tidak merasa tersenyum, kok. "Emang ada makanan?"

Rafa mengangguk.

"Makanan dari mana? Delivery lagi? Ah, gue males makan it--"

"Bukan." potong Rafa cepat.

Alexa memasang tampang bingung. "Terus?"

"Gue masak sendiri."

"Emang lo bisa masak?"

Rafa menggaruk tengkuknya. "Ya, masih belajar, sih. Gue diajarin sama Bibi Lia."

Bibi Lia. Alexa sedikit merasa tidak enak saat nama itu disebut. Bibi Lia adalah kakak dari almarhumah ibunya. Alexa merasa bersalah karena jarang mengunjungi Bibi dan Pamannya.

"Kapan lo belajarnya? Emang pernah ketemu?" tanya Alexa.

"Gue sering ke rumahnya. Bi Lia sama Paman Sam nanyain lo terus. Lo kapan kesana? Mereka jarang kesini karena Paman sibuk ngurusin perusahaan yang di London, sedangkan Bi Lia ngurusin anak tunggalnya yang bader itu."

Alexa manggut-manggut. Ia merasa tidak enak pada Paman dan Bibinya. Padahal mereka telah berbaik hati mengurus keperluan hidup dirinya dengan Rafa. "Gue pikirin nanti, deh."

"Ya udah, lo makan dulu, muka lo pucet."

"Lo masak apa?"

"Liat aja, sendiri."

Merasa tertantang, Alexa pun bergegas turun menuju meja makan. Meninggalkan Rafa yang masih berdiri di depan kamarnya.

"YEY, NASI GORENG!"

Rafa dapat mendengar pekikkan nyaring kakaknya dari lantai dua. Senyumnya mengembang tak dapat ditahan. Gue kangen suara cempreng lo, kak.

***

Fallen masih memikirkan kejadian tadi siang, saat mulut bodohnya dengan lancang menyapa Alexa tanpa izin dari dirinya sendiri. Padahal niat awal Fallen hanya ingin tersenyum pada Alexa tanpa mengeluarkan sepatah katapun, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Mulutnya terlalu gatal untuk tidak menyapa gadis itu. Kenapa tubuh dengan otaknya tidak sinkron, sih?

Ah, ia merasa bodoh.

Sangat bodoh.

"Gue goblok banget, ya God, kenapa jadi kayak abege labil gini?" rutuknya sambil berguling kesana-kemari di atas kasur.

Karena sudah lelah berguling-guling dan terus menyalahkan diri sendiri, akhirnya Fallen memutuskan untuk sedikit bersantai. Ia meraih ponselnya yang terletak di atas nakas, lalu membuka aplikasi chat didalamnya.

Isinya bermacam-macam. Sebagian besar dari grup, sebagian dari orang yang dianggapnya tak penting, dan sisanya adalah broadcast dari OA.

Yang menarik perhatiannya adalah kolom chatnya dengan sang pacar, Beca. Ia sengaja mengabaikan chat dari Beca. Ia butuh waktu untuk berpikir. Banyak spamchat dari Beca yang menanyakan kabar dan lain sebagainya. Tapi Fallen sengaja untuk tidak membaca chat-chat dari Beca yang banyaknya bahkan sudah menyentuh angka 999+

Ia beralih ke grup. Nama grupnya adalah Sahabat Selamanya. Emang rada geli, sih. Isinya lima cowok gak penting bernama Revan, Jordan, Andre, Brian, dan dirinya sendiri.

Fallen Syahreza: Eh, gue bingung.

sent.

Tak harus menunggu waktu lama, teman-temannya langsung menjawab pesan dari Fallen tersebut.

andre: Nape lagi dah?

Jors.and: kasian):

Revan Aditya: Ga usah terlalu dipikirin Fal, umur ga ada yg tau.

Fallen Syahreza: Bangsat(:

andre: Oh masalah si alek sama si becak lagi, ya?

Fallen Syahreza: Alexa dan Beca, Ndre. Jangan ubah-ubah nama orang, begs.

Revan Aditya: Sekarang mending lo tentuin, Fall. Lo masih sayang Beca ga?

Jors.and: nah.

andre: nah(dua)

Fallen Syahreza: Gue gatau. Bingung.
Fallen Syahreza: Kayaknya gue bosen.
Fallen Syahreza: Tapi cowok sejati gak ngejadiin 'bosen' buat alesan putus kan?
Fallen Syahreza: Gue sih sayang sama Beca. Tapi dari awal rasa sayang gue sama dia tuh semacam kayak mau ngejagain dia doang, gue udah anggep dia kayak adek gue sendiriri.
Fallen Syahreza: Typo anjing.
Fallen Syahreza: Woi!
Fallen Syahreza: Pada ngeread doang tai.
Fallen Syahreza: ga ada yang kasih saran apa ya.

Jors.and: nyimak.

andre: nyimak.

Revan Aditya: nyimak.

.Brian: Minyak.

andre: Goblok dateng2

Revan Aditya: Haha goblok brian

Jords.and: lol.

Fallen Syahreza: gada yg nanggepin, oke.

.Brian: hehe. maapin ya baru muncul, lagi jalan nih ama pacar.
.Brian: Fal, gue ngerti ko perasaan lu. sabar aja. sabar adalah obatnha.
.Brian: *y

Revan Aditya: Seralu yan
Revan Aditya: Kalo udah gitu Fal, mending lo omongin sama dia baek2, putusin.

andre: Nah iya putusin aja fal. Emg lu ga kasian ama tu cewe? Jahat banget si lo jadi cowo.

Fallen Syahreza: Gue bingung gimana ngomongnya.
Fallen Syahreza: Ga tega demi dah.

Revan Aditya: Yaaa, lo pikir enak ga dikasih kabar berhari hari? Mau sampe kapan lo gituin dia? Kasian bego. Berharap terus sama lo. Jadi cowo pengertian dikit napa!
Revan Aditya: Pilih satu, atau lo malah nyakitin keduanya.
Revan Aditya: Dan besar kemungkinan, lo juga bakal kena imbasnya.
Revan Aditya: Mungkin karma lagi otewe Fal haha.
Revan Aditya: Gak usah takut ngambil keputusan. Lo itu cowok. Kalo emang udah ga bisa, ya udahin aja. Biar enak. Tenang jg.

Jors.and: mantap pann wkwkwke.

Fallen Syahreza: Serem juga omongan lo van.
Fallen Syahreza: Tai lah
Fallen Syahreza: Fuck.
Fallen Syahreza: Damn.
Fallen Syahreza: Shit.
Fallen Syahreza: Astaghfirullah.

Revan Aditya: Selamat memilih, Fallen :)

Fallen Syahreza: Jing.
Fallen Syahreza: Ck!
Fallen Syahreza: Oke!
Fallen Syahreza: Gue bakal putusin beca.

Dengan kesal, Fallen membanting ponselnya ke kasur. Apa ia bisa memutuskan Beca? Apa ia sanggup? Apa ia tega?

Tidak.

Fallen tidak akan pernah tega menyakiti Beca, jujur, ia tak bisa. Tapi ucapan Revan juga benar adanya. Ia tidak bisa terus mempertahankan dan membiarkan hal ini terjadi lebih lama lagi.

Fallen mengusap tengkuknya, gusar.

Dengan setitik keberanian, ia meraih ponselnya lagi. Kembali membuka aplikasi chat dan membuka roomchatnya dengan Beca.

Fallen meringis ketika membaca kalimat demi kalimat dari ribuan pesan yang Beca kirimkan. Beca mencemaskannya, itu yang Fallen tau.

Tanpa ingin membuang waktu lebih banyak, Fallen segera mengetik balasan untuk Beca. Sebenarnya ia hanya tak ingin membacanya lebih banyak lagi, karena itu hanya membuatnya semakin merasa kalau dirinya adalah laki-laki paling brengsek--walaupun kenyatannya begitu.

Fallen Syahreza: I'm fine, aku baik-baik aja.

Fallen Syahreza: Sorry. Aku udah buat kamu cemas, Beca.

Fallen Syahreza: I'm really, I'm sorry.

Fallen Syahreza: Beca, hear, ada sesuatu yang harus aku omongin.

read.

Fallen membulatkan mata, terkejut. Beca langsung membaca pesannya!

***

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 44K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
2.7M 274K 64
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
531K 40.4K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...